Disusun Oleh : Nur Rizky Amelia
Kata
Selfie mungkin sudah tidak asing lagi
bagi anak-anak remaja saat ini bahkan sudah mendunia. Selfie adalah jenis foto potret diri yang diambil sendiri dengan
menggunakan camera digital atau
telepon camera. Foto narsisis ini sering dikaitkan dengan narsisisme, terutama dalam jejaring
sosial. Di Korea istilah yang digunakan adalah selca (self camera). Pose yang biasa digunakan pada umumnya bersifat kasual,
dan diambil dengan menggunakan camera yang
diarahkan ke diri sendiri atau bisa juga melalui cermin. Foto narsisis yang melibatkan beberapa orang
disebut dengan foto narsisis
kelompok.
Kata
Selfie pada tahun 2013 secara resmi
tercantum dalam Oxford English Dictionary versi daring, dan bulan November
2013, Oxford Dictonary menobatkan kata ini sebagai Word of the Year tahun 2013,
bahwa kata ini berasal dari Australia. Awal penggunaan kata Selfie terjadi pada tahun 2002. Pertama kali muncul dalam sebuah
forum Internet Australia (ABC Online) pada tanggal 13 September 2002.
Menurut
seorang ahli ekonomi pelaku dan Ariely ada
5 alasan beberapa orang menyukai Selfie dikarenakan agar tidak
ketinggalan momen, sebuah momen indah akan sangat disayangkan apabila tidak
diabadikan untuk itu beberapa orang memanfaatkan momen tersebut dengan selfie. Berbagi pengalaman, terutama
dengan teman-teman yang ikut juga dalam berselfie.
Sebagai suatu kenangan yang nantinya bisa dikenang dikemudian hari. Mencari angle yang tepat dalam pengambilan pose selfie sehingga membuat kepercayaan diri
seseorang bertambah. Dan yang terakhir penyebab dari orang-orang menyukai selfie adalah hanya sebagai ikut-ikutan
saja.
Adapun dampak dari selfie
tersebut yang bersifat positif yaitu membuat perasaan seseorang menjadi senang
sebab dalam selfie pasti akan
melakukan pose-pose yang menarik sehingga membuat dirinya merasa senang. Selfie
juga dapat membuat orang lain terhibur karena pose-pose yang lucu. Dan selfie juga
membuat kepercayaan diri meningkat karena adanya respon positif dari orang lain
yang mengakibatkan kepercayaan diri meningkat.
Namun dibalik selfie tersebut beberapa ahli di Inggris
menyatakan bahwa membagi terlalu banyak foto ke jejaring sosial termasuk selfie berpotensi memperburuk hubungan
atau membuat pengunggah foto kurang disukai. Dan berisiko membahayakan hubungan
baik dengan orang yang memposting foto personalnya. Serta dapat mempengaruhi
karakter dan tingkah laku. Dari hasil penelitian University of Strathclyde, Ohio
University dan University of Iowa disebutkan bahwa selfie yang diunggah ke media sosial akan merusak cara pandang
sosial terhadap pelakunya.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi selfie yang berlebihan yaitu, Mencari
kesibukan lain yang lebih bermanfaat, Memanfaatkan momen atau kebersamaan
dengan keluarga atau teman tanpa memegang smartphone.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar