Follow Us @literasi_smkn23jkt

Rabu, 25 Mei 2016

Penyebaran Islam di Eropa “99 Cahaya di Langit Eropa I”

Disusun Oleh : Nur Rizky Amelia




Judul Film     : 99 Cahaya di Langit Eropa I
Tahun            : 5 Desember 2013
Sutradara      : Guntur Soeharjanto
Pemain          :1. Acha Septriasa sebagai Hanum Salsabiela Rais
  2. Abimana Aryasatya sebagai Rangga Almahendra
                        3. Raline Shah sebagai Fatma Pasha
                        4. Dewi Sandra sebagai Marion Latimer
                        5. Alex Abbad sebagai Khan
                        6. Nino Fernandez sebagai Stefan                                           
                        7. Marissa Nasution sebagai Maarja
                        8. Geccha Tavvara sebagai Ayse

Orientasi :
           “99 Cahaya di Langit Eropa “ adalah sebuah film religi pada tahun 2013 dari Indonesia. Film ini merupakan film yang ke-40 yang dirilis oleh Maxima Pictures. Film ini diadaptasi dari novel yang berjudul “99 Cahaya di Langit Eropa” merupakan karya dari Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra. Film ini mendapat pujian dari presiden Indonesia, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono saat pemutaran film perdana di Djakarta Theatre pada tanggal 29 November 2013. Film ini menghabiskan anggaran yang cukup besar yaitu Rp 15 Miliar.
            Film ini mengisahkan pengalaman seorang jurnalis asal Indonesia yang sedang menemani suaminya menjalani kuliah Dektorat di Vienna, Austria. Film ini mengisahkan bagaimana mereka beradaptasi, bertemu dengan berbagai sahabat hingga akhirnya menuntun mereka kepada jejak-jejak agama islam di benua Eropa yang dibawa oleh bangsa Turki di era Merzifonlu Kara Mustafa Pasha dari Kesultanan Utsmaniyah. Film “99 Cahaya di Langit Eropa” serupa dengan film Haji Backpacker dan dari film inilah islam di Eropa terungkap.

Tafsiran Isi :
            Berawal dari Vienna (Austria), Hanum dan Rangga memulai kisahnya Rangga yang saat itu menempuh kuliah Doktor di WU Vienna dan Hanum yang bekerja di bidang jurnalistik mendampingi sang suami selama di Eropa. Mereka sangat sulit hidup di Eropa apalagi dengan status mereka sebagai seorang muslim. Rangga kesulitan mencari makanan yang halal dan kesulitan mencari tempat shalat di kampusnya sedangkan Hanum kesulitan mencari pekerjaan karena kurang fasih berbahasa Jerman.
            Namun dalam film tersebut Hanum tidak putus asa ia berusaha mencari tempat kursus Bahasa Jerman, hingga ia menemukan sebuah poster kursus Berbahasa Jerman gratis. Saat mengikuti kursus tersebut Hanum bertemu dengan Fatma, Fatma adalah seorang muslimah Turki yang berkerudung. Fatma memiliki perangai yang sangat luhur. Hal ini dibuktikan ketika ia membayarkan belanjaan orang yang telah menghina agamnya. Pada waktu itu Hanum sangat marah kepada orang tersebut, akan tetapi Fatma dengan tindakannya yang sangat bijak tanpa menimbulkan sebuah kekerasan.
            Pada akhirnya orang-orang tersebut mengakui dan menyesali atas perkataan dan perbuatan yang telah dilakukan. Selain Fatma ada seorang gadis kecil yang sangat ceria, penuh semangat dalam hidupnya yang membuat Hanum merasa nyaman dan bahagia bersamanya. Dia bernama Ayse. Ayse adalah putri dari Fatma Pasha. Pertemuan Hanum dengan Fatma dan Ayse menimbulkan kesan yang mendalam karena sejak mereka bersama-sama berjalan mengelilingi bagian-bagian dari kota-kota yang ada di Eropa, Hanum diajarkan dan diberikan segala informasi tentang negara tersebut.
            Salah satunya yang paling berkesan adalah tentang sejarah Islam di Eropa. Mendengar penjelasan dari Fatma tentang perkembangan islam di benua Eropa, Hanum merasa sangat bangga dan semakin menumbuhkan kecintaan yang terus berkobar menjadi seorang muslimah. Karena selain mendengar dari semua penjelasan Fatma. Hanum juga secara langsung menyaksikan dan merasakan keaslian dari tempat-tempat bersejarah dari perkembangan islam di benua Eropa sampai dengan puncak kejayaannya. Di samping aktivitas yang dilakukan oleh Hanum, tiba-tiba Fatma dan Ayse menghilang entah kemana. Teman Ayse yaitu Leon pernah bertanya kepada Hanum dimana Ayse, tetapi Hanum tidak tahu keberadaan Fatma dan Ayse. Leon adalah teman Ayse yang dahulu tidak suka terhadap Ayse namun lama-kelamaan Leon merasa bersalah dan ingin berteman dengan Ayse dan meminta maaf namun Leon tidak dapat menemukan keberadaannya.
            Pada adegan Rangga, penonton ditunjukkan tentang lika-liku kehidupan dengan mahasiswa muslim minoritas. Rangga memiliki teman bernama Stefan seorang penganut atheis yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap islam. Stefan sering bertanya keapa Rangga tentang Tuhan,shalat,puasa. Rangga juga mempunyai seorang teman muslim asal Pakistan yang bernama Khan. Bersama Khan, Rangga merasa tidak sendiri sebagai seorang muslim, Khan pernah memberi bekal makanan yang halal kepada Rangga, Rangga sangat senang menerimanya Namun kehidupan kampus Rangga dan Khan sangatlah sulit kampus mereka tidak memiliki sebuah mushallah yang layak. Merekapun shalat diruangan ibadah yang bercampur dengan agama lain.
            Perjalanan pasangan suami istri Rangga dan Hanum di benua Eropa masih terus berlanjut. Diceritakan sebelumnya Hanum kehilangan sahabat karibnya Fatma yang tiba-tiba menghilang dari Vienna, tanpa memberi penjelasan apapun. Hanum sangat ingin bertemu Fatma. Hanum juga sering menceritakan perjalanan spiritualnya kepada Fatma melalui e-mail. Namun Fatma tidak pernah membalasnya. Ketika harapannya untuk bertemu Fatma mulai pupus, ternyata Fatma mulai membalas e-mail dan mengajaknya untuk berkunjung ke Istanbul sekaligus bertemu dengan Fatma dan Ayse. Disaat Hanum dan Rangga bertemu dengan Fatma, Fatma hanya sendiri Ayse tidak ada. Hanum sempat bertanya kepada Fatma dimana Ayse. Dan Fatma mengajak Hanum untuk pergi kesebuah pemakaman umum di Istanbul dan menunjukkan kepada salah satu nisan yang bertuliskan Ayse Pasha. Ternyata Ayse telah meninggal 3 bulan yang lalu akibat sakit yang di deritanya.
            Film “99 Cahaya di Langit Eropa” ini membuat para penontonnya terkesan melihat perjalanan sepasang tokoh yang selalu berjuang untuk memperoleh kesuksesan, kesuksesan yang dimaksudkan adalah kesuksesan meraih prestasi dalam pendidikan, pengetahuan, dan sejarah islam di Eropa. Selain dari pada itu, yang membuat kesan mendalam dari film tersebut adalah kecerdasan film ini diatur sedemikian rupa sehingga kekurangan-kekurangan yang ada menjadi tidak terlihat dan membuat setiap orang yang menonton film ini terpukau.
            Film “99 Cahaya di Langit Eropa” mempunyai pesan moral yang dapat dipetik oleh masyarakat antara lain nilai-nilai ajaran agama khususnya islam, hubungan sosial dan budaya. Dimana islam menjadi merupakan minoritas di negara Eropa. Selain itu secara tidak langsung penonton  bisa mengetahui dan belajar banyak hal tentang segala informasi dari negara-negara yang ada di Eropa. Mulai dari pemerintahannya, wisatanya, tempat-tempat bersejarah islam dan kebudayaannya.
            Film ini lebih seperti melihat ensiklopedia kemegahan Eropa dan sejarah islamnya, kurang mengajak penonton untuk turut serta merasakan apa yang Hanum rasakan, sehingga cerita menjadi bias dan kosong. Konflik-konflik dalam cerita memang terlihat sengaja diangkat dan ditonjolkan kemudian dibahas melalui sejumlah monolog Hanum, sehingga kurang memancing emosi penonton.

Evaluasi :
            Namun pada beberapa adegan film ini juga terlihat dipaksakan. Yang paling menggelikan adalah adegan adzan di Menara Eifel adegan tersebut merupakan sesuatu yang aneh dan tidak perlu ditampilkan. Hal ini juga menjadi lebih aneh dengan tata suara dan muslik yang kurang sesuai dengan sebenarnya. Untungnya kekurangan ini berhasil ditutupi oleh detil suguhan visual artistik suasana Eropa yang sangat indah.
            Di samping itu hal yang mengganggu adalah dialog Hanum dengan Fatma dan Marion yang disajikan dalam Bahasa Indonesia bukan dengan Bahasa Jerman atau Bahasa Inggris. Penyajian dengan Bahasa Indonesia memang bertujuan agar penonton awam lebih mudah memahami. Namun ini dapat menjadi bumerang karena penonton akan mengira Fatma dan Marion juga Berkewarganegaraan Indonesia sama seperti Hanum. Masalah yang sama juga terjadi pada cara dialog Rangga dengan Stefan, Khan, maupun Maarja.

Rangkuman :
            Dari paparan tadi dapat disimpulkan bahwa film “99 Cahaya di Langit Eropa” yang diadaptasi dari novel best seller tersebut sangat memotivasi dari segala sisi. Baik dari sisi keyakinan, pendidikan, kasih sayang, dan lain sebagainya. Film ini sangat layak ditonton semua kalangan. Di samping itu, untuk umat muslim kita dapat mengetahui berbagai macam sejarah islam di benua Eropa dan hidup bertoleransi antar umat beragama.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar