Follow Us @literasi_smkn23jkt

Senin, 29 Juni 2015

Juni 29, 2015 0 Comments

Belajar Menghargai Waktu dalam Film
“ I Not Stupid Too 2 “

oleh : Lutfi Haniffah



Judul Film        : I Not Stupid Too 2
Tahun              : 2006
Sutradara         : Jack Neo
Pemeran          : Shawn Lee sebagai Tom Yeo                      
                         Ashley Leong sebagai Jerry Yeo
                         Joshua Ang sebagai Lim Chengcai
                         Jack Neo sebagai Mr. Yeo
                         Xiang Yun sebagai Mrs. Yeo
                         Huang Yiliang sebagai Mr. Lim


ORIENTASI

            I Not Stupid Too 2 adalah film Singapura yang rilis pada tanggal 26 Januari 2006 dan merupakan sekuel dari I Not Stupid. Film ini merupakan film yang menggambarkan kehidupan, perjuangan dan petualangan tiga pemuda Singapura; Tom yang berusia 15 tahun, adiknya Jerry yang berusia 8 tahun dan teman Tom, Chengcai yang berusia 15 tahun. Mereka memiliki hubungan yang buruk dengan orang tuanya. Film ini menunjukan masalah komunikasi yang buruk antara orang tua dan anak.

TAFSIRAN ISI

            Film ini dibuka dengan pernyataan Jerry anak kelas 6 SD yang bercerita jika ia tidaklah bodoh karena selalu mendapat nilai di atas rata – rata, dan kakaknya bernama Tom yang sangat berbakat di dunia blogger, tetapi keduanya tidak pernah dipuji sekalipun. Bahkan untuk menyampaikan pesan kepada orang tuanya, Tom dan Jerry harus menempelkan memo di kulkas agar orang tua mereka membaca pesan mereka.
            Orang tua Tom sangat menginginkan anaknya menjadi juara kelas dan mendaptkan nilai yang tinggi. Tom adalah anak yang berbakat, ia memenangi juara lomba blog, namun kerja keras Tom terasa sia – sia karena orang tuanya tidak mendukung dan menghargai kerja kerasnya.
            Chengcai ialah anak dari keluarga tidak mampu, ibunya sudah meninggal dan ayahnya mantan seorang pegulat. Chenfcai mewakili kehidupan miskin yang mendapatkan didikan keras dari ayahnya, sehingga ia pun menyukai bela diri seperti ayahnya, namun sayang setelah berlatih sendiri dan menonton banyak film tentang bela diri, Chengcai dilarang mempelajari lagi ilmu bela dirinya, karena ayah Chengcai takut anaknya akan bernsib sama seperti dirinya.
            Seperi kisah hubungan buruk antara orang tua dan anak lainnya, di film ini pun Tom dan Chengcai berkelakuan buruk karena sikap orang tua mereka, bahkan Chengcai sampai harus dikeluarkan dari sekolah karena perbuatannya. Kemudian Tom dan Chengcai bergabung dengan sebuah geng, akan tetapi justru geng tersebut mengajarkan mereka untuk bertindak kriminal.
            Di lain pihak, adiknya Jerry yang masih SD, sangat membutuhkan perhatian dan arahan dari orang tuanya. Suatu hari dia mendapatkan peran utama untuk sebuah teater sekolah, dimana gurunya berharap Jerry dapat membawa orang tuanya untuk menonton pertunjukannya. Yang paling mengharukan adalah saat dia merasa sedih karena ayahnya tidak punya waktu.
            Akhirnya Jerry mengumpulkan uang untuk membeli waktu ayahnya, Jerry mencuri uang di kantin, ketika ditanya mengapa ia hanya berkata bahwa ia pernah mendengar ayahnya berkata bahwa orang – orang di luar sana membayar ayahnya selama satu jam seharga S$500, ia ingin membeli waktu ayahnya satu jam saja untuk menonton konsernya.
            Pada film ini, yang terjadi adalah para orang tua baru mengetahui keinginan anaknya dan menyesal pada perbuatannya setelah mengetahui apa yang dilakukannya. Seperti saat ayah Tom membaca blognya dan baru mengetahui perasaan Tom selama ini. Ayahnya juga baru menyesali kesalahannya, ketika dia mengetahui bahwa Jerry rela mengumpulkan yang hanya demi mendapatkan waktu bersamanya.
            Saat Tom dan Chengcai beraksi untuk mencuri ternyata mereka tertangkap oleh dua orang polisi dan harus membayar uang tutup mulut. Untuk membayar yang tersebut Tom dan Chengcai mencuri kalung seorang nenek, nmun mereka sadar hal tersebut salah dan merekapun mengembalikan kalung tersebut. Sungguh suatu tindakan yang heroik dan jarang terjadi di saat sekarang, walaupun mereka tahu akan dipukuli, tetapi mereka tetap mengembalikannya.
            Ayah Tom mengetahui kejadian tersebut dan segera pergi mencari Tom meninggalkan presentasi yang sangat penting. Setibanya ia memohon kepada nenek itu untuk tidak menjebloskan Tom ke penjara. Setelah mendengarkan pengakuan ayah Tom bahwa ia salah mendidik anaknya, wanita tua itu pun berbaik hati untuk tidak melaporkan kejadian itu ke polisi.
            Nasib Chengcai lebih tragis, sang ayah ingin menolong anaknya namun ia justru terluka dan harus dilarikan ke rumah sakit. Ketika ayahnya sekarat, Chengcai sadar dengan kebaikan ayahnya selama ini, meskipun ayahnya sering memukulinya. Chengcai pun memohon kepada kepala sekolah untuk bertemu dengan ayahnya karena ayahnya ingin meminta maaf secara langsung kepada kepala sekolah Chengcai.
            Namun sayang, seperti kisah sedih kebanyakan, film ini berakhir dengan ayah Chengcai yang meninggal. Ayah Chengcai menasihatinya agar bisa menjadi petarung yang handal. Berkat motivasi ayahnya Chengcai berhasil menjadi juara bela diri. Dilain pihak orang tua Jerry dan Tom menonton pertunjukan Jerry, mereka sangat bangga kepada anaknya.

EVALUASI

            Film ini sangat banyak pesan moralnya, digarap sesuai dengan keadaan yang sebenarnya di kehidupan sehari – hari. Benar – benar sindiran untuk keluarga modern saat ini. Kisahnya membuat kita terlarut karena cerita yang disajikan membuat sedih, mengenai kepolosan Jerry, kenakalan Tom dan Chengcai untuk merebut perhatian orang tua mereka masing – masing sampai sadarnya orang tua mereka dan menyesali setiap perbuatan mereka.
            Namun sayang, saat scene yang mengharukan ada beberapa hal yang justru membuat tertawa, sehingga membuat kita sulit untuk bisa larut kembali ke dalam suasana. Tetapi film ini sangat memotivasi orang tua di luar sana untuk mendengarkan keluh kesah anak mereka.
           
RANGKUMAN

            Nilai yang dapat kita ambil dari film ini adalah bagaimana seharusnya keluarga itu harus saling mengasihi, memperhatikan, membantu, membagi waktu untuk keluarganya tidak hanya urusan pekerjaan saja. Anak – anak memerlukan perhatian dari orang tuanya, apalagi disaat – saat mereka sedang mencari jati diri, mereka membutuhkan bimbingan, arahan dan nasihat dari orang tuanya agar tidak terjerumus ke dalam pergaulan yang salah.

            Selain itu, sudah seharusnya setiap orang tua melihat kelebihan atau bakat yang dimiliki anaknya, bukan hanya fokus pada kekurangan anaknya. Setiap orang membutuhkan pujian karena dari pujian itu akan menumbuhkan semangat kepada seseorang untuk bertindak lebih baik lagi. Uang dan materi          tidaklah penting untuk mendidik anak, yang terpenting adalah bagaimana menumbuhkan kasih sayang dan rasa saling menghargai di tengah keluarga demi masa depan anak – anak. Film ini sangat layak ditonton oleh orang tua saat ini dan calon orang tua nantinya.

Senin, 22 Juni 2015

Pengorbanan Sang Ayah dalam Film "Miracle in Cell No.7"

Juni 22, 2015 0 Comments
Oleh : Febiyanti Choirunnisa


Judul film                : Miracle in Cell No.7
Tahun                     : 2013
Sutradara                : Lee Hwan Kyung
Pemain                   : - Ryu Seung Ryeong
                                 - Park Shin Hye
                                 - Kal So Won

Orientasi 1:
Film yang dikembangkan di Korea Selatan ini tayang pada tahun 2013. Film “Mirecle in Cell No.7” yang disutradarai oleh Lee Hwan Kyung berhasil sukses di Korea. Film ini adalah sebuah komedi mengharukan dan melodrama keluarga tentang seorang pria cacat mental yang secara tidak sah di penjara karena pembunuhan.

Orientasi 2 :
Lee Young gu (diperankan oleh Ryu Seung Ryeong) adalah Pria yang mengalami keterbelakangan mental, punya kecerdasan yang berada di level anak usia enam tahun. Lee Young Gu mempunyai seorang anak perempuan bernama Yesung (diperankan oleh Kal So Won) ternyata berusia enam tahun.


Tafsiran isi 1 :
Film "Miracle in Cell No.7" yang beralur campuran ini diawali dengan Yesung yang tertarik tas kuning bergambar Sailor Moon di sebuah toko, Lee Young Gu menjanjikan akan membelikannya saat ia gajian nanti.

Tafsiran isi 2 :
Tapi sangat dikecewakan bagi Lee Young Gu, karena tas yang mereka inginkan sudah dibeli oleh anak seorang komisaris polisi. Dalam film “Miracle in Cell No.7” di mulai konflik Lee Young Gu yang dituduh membunuh anak seorang komisaris polisi, yang kala itu sebenarnya anak tersebut hendak menuntun Lee Yong-gu menuju toko lain yang menjual tas Sailor Moon tadi.  Hal ini membuat Lee Young Gu di masukkan ke sel no.7 yang mempunyai keamanan tinggi, sedangkan Yesung dikirim ke sebuah lembaga pengasuhan.

Tafsiran isi 3 :
Film “Miracle in Cell No.7” juga menceritakan tentang pengorbanan seorang Ayah, rela berkorban sampai mati demi anak yang sangat dicintainya. Untuk menunggu hukuman mati, di sel no.7 Lee Young Gu dicampur bersama 5 narapidana yang lainnya.

Tafsiran isi 4 :
Tibalah saatnya Lee Young Gu dieksekusi tanggal 23 Desember. Suasana sebelum eksekusi sangat mengharukan karena Lee Young Gu dan Yesung menangis akan perpisahan mereka. Namun, percuma saja tidak ada yang bisa menolongnya. Akhirnya Lee Young Gu tewas dieksekusi.

Tafsiran isi 5 :
Film “Miracle in Cell No.7” ini pun kembali saat Yesung dewasa (Park Shin Hye) menjadi seorang pengacara. Dimana ia berusaha mati-matian membersihkan nama baik ayahnya. Walaupun ayahnya sudah almarhum tetapi ia tetap berusaha agar sang hakim menyatakan ayahnya tidak bersalah.


Evaluasi 1 :
Sangat disayangkan karena endingnya Lee Young Gu tetap dihukum mati jadi tidak ada yang disebut “Miracle” atau sebuah keajaiban seperti judulnya. Namun, mungkin saja keajaiban itu muncul pada saat kelima sahabatnya yang tadinya jahat kini menjadi seorang yang baik hati.

Evaluasi 2 :
Di satu sisi lainnya juga film “Miracle in Cell No.7” cukup menghibur karena tidak cerita sedih saja tetapi juga disisipi dengan adegan yang lucu.


Rangkuman :
Dari paparan tadi, dapat disimpulkan bahwa film “Miracle in Cell No.7” memungkinkan berbicara perjuangan seorang ayah untuk anak yang dicintainya dan rasa kasih sayang antara anak dan seorang ayah. Yesung tetap mencintai ayahnya seperti orang lain yang mencintai ayahnya dalam keadaan normal. Di film ini juga mengajarkan bahwa jangan malu mempunyai seorang cacat mental. Walaupun begitu, dia tetaplah seseorang yang berjuang dan berusaha keras untuk membesarkan kita dengan baik.

Minggu, 21 Juni 2015

Belajar menghormati ayah dalam “miracle in cell no 7”

Juni 21, 2015 0 Comments
Oleh : Stefany



Judul film : Miracle in cell no.7

Tahun       : 2013

Sutradara: Lee hwan-kyung

 Pemain     :
1.       Ryu Seung-kyung
2.       Park seung –ryong
3.       Park shin-hye
4.       Kal so-wan
5.       Jung jin-young
6.       Oh dal-su
7.       Park won-sang
8.       Kim jung-tae
9.       Jung man-shik
10.   Kim gi-cheon

Orientasi  1 :
Miracle in cell no.7,sebuah film standar yang seperti tidak menjanjikan sebuah tontonan yang megah.tapi ternyata bukan itu cara yang mereka pakai untuk menyampaikan pesan utamanya,tidak melalui sebuah kisah yang tertata dengan sangat rapi serta tensi yang dari awal hingga akhir.film ini di bentuk  menjadi sebuah proses di mana para penonton nya di beri kesempatan berjalan bersama karakter dalam cerita dengan acuan utama pada permainan emosional di bandingkan menyampaikannya lewat proses penceritaan narasi yang sebenarnya mudah di prediksi.

Orientasi 2 :
Film ini menceritakan seorang ayah bernama Lee yong-gu,pria paruh baya yang dapat menjadi sebuah gambaran dari kondisi yang tidak di inginkan semua orang akan terjadi pada mereka.pria ini mengalami keterbelakangan mental,ia mempunyai kecerdasan yang berada pada level anak 6 tahun.menyedihkan dan terasa ironis,karena anak perempuannya yang bernama ye-sung ternyata berusia 6 tahun.hal tersebut memberikan dampak yang sangat besar pada hubungan ayah dan anak ini dimana mereka seperti bertukar posisi.penyebab nya adalah tingkat kecerdasan ye-sung lebih tinggi sehingga menjadikan ia justru tampak sebagai pemimpin yang senantiasa merawat ayahnya,yang bekerja sebagai juru parkir.

Tafsiran isi 1 :
Suatu hari,berawal dari konflik pada sebuah tas kuning bergambar ‘sailor moon’,sesuatu yang telah dijanjikan oleh Lee yong-gu kepada Ye-sung,ia malah terjebak dalam sebuah kasus dengan tuduhan melakukan penculikan,kekerasan seksual hingga pembunuhan pada anak seorang komisaris polisi,anak yang telah membeli tas terakhir yang telah lama mereka dambakan,yang kala itu sebenarnya hendak menuntun Lee yong-gu menuju toko lain yang menjual tas sailor moon tadi.ayah dan anak ini kemudian harus berpisah,ye-sung dikirim kesebuah lembaga pengasuhan ,sedangkan Lee yong-gu dimasukkan ke sel nomor 7,sel paling keras dipenjara tersebut,sembari menantikan hukuman yang mungkin berakhir pada tingkat yang paling maksimum. Hingga akhirnya sang ayah,Lee yong-gu di jatuhi hukuman mati atas kesalahan yang tak pernah ia lakukan

Tafsiran isi 2 :
Terdapat sedikit perasaan aneh ketika film ini berakhir,kenapa film ini berakhir,kenapa film ini dapat tampil menarik padahal fokus utama cerita yang ia tawarkan diawal sebenarnya kurang begitu menjanjikan.Lee hwan-kyung ,kim hwang-sung dan kim young-seok mengambil sebuah langkah yang sangat berani,menaruh karakter utama dengan sebuah keterbelakangan mental pada cerita dengan konflik yang berat dan menghancurkan ,serta menyatukannya bersama  kisah sederhana yang sejujurnya punya dasar kurang menarik.

Tafsiran isi 3 :
Harus diakui,keputusan Lee hwan-kung tadi cukup berhasil.rasa simpati perlahan mulai tumbuh pada karakter,tidak hanya pada yong-gu namun ikut terbagi pula terhadap 5 sahabat barunya,so yang-ho,choi chin-ho,kang man-beom,shin bong-shik,dan seo.Nuansa gelap yang ia bentuk diawal mulai diwarnai nada ceria yang sebenarnya,tidak begitu istimewa namun berkat penempatan serta eksekusi yang sangat rapi berhasil menciptakan banyak adegan yang menyenangkan.kemampuan ’screen play’ yang film ini miliki paling menonjol ketika ia mengembalikan penontonnya pada kisah utama,tidak tenggelam dan tetap mampu kembali mempresentasikan kepada penonton tekanan yang dialami karakter utama.

Tafsiran isi 4 :
Keputusan tepat lainnya adalah cara kisah ini dibuka.menghadirkan ye-sung yang telah dewasa sebagai seorang pengacara dalam upaya mempertahankan kasus ayahnya,kemudian kembali ketahun 1997.hal tersebut sanggup menciptakan sebuah ukuran utama yang sangat kuat bagi proses yang ia bangun selanjutnya.tidak banyak alur maju dan mundur yang dihadirkan ikut menjadi sisi emosional yang dibangun serta intensitasnya pun dibangun dengan baik secara bertahap.begitu pula dengan kehadiran jang-Min hwan ,karakter polisi yang mengemban tugas memberikan sebuah  sudut pandang lain pada cerita.

Evaluasi 1 :
Terlepas dari adegan yang dibentuk dengan cukup baik,setiap karakter memiliki pesona yang proposional walupun dibentuk sangat terbatas oleh Lee Hwan-kyung,kunci utama kesuksesan film ini terletak pada eksekusi yang sangat indah pada karakter utama,Lee Yong-gu dan Ye-sung. Setiap dua karakter ini bertemu,selalu ada sebuah sisi emosional yang tampil dengan kekuatan yang besar dan mencengkram,mampu menghadirkan senyum dan kehancuran yang sama baiknya.porsi penceritaan mereka memang tidak dominan,namun berkat bantuan karakter pendukung yang sebenarnya memiliki fungsi yang ikut berdampak pada kisah utama,yang membangun suasana Lee yong-gu dan Ye-sung tidak pernah hilang dari cerita.

Evaluasi 2 :
Film ini mampu memberikan nyawa serta atmosfir yang begitu kuat kepada penontonnya.namun kemungkinan para penonton akan bertanya-tanya mengapa pada judul film ini terdapat kata ‘miracle’ yang berarti keajaiban,sedangkan pada kenyataannya keajaiban itu tidak terjadi untuk yong-gu.tetapi apabila kita menyimak lebih dalam ,keajaiban itu memang tidak terjadi yong gu tetapi keajaiban itu terjadi untuk para penghuni sel no. 7 dan tentunya kepala sipir dan ye-sung itu sendiri.kehadiran yong-gu mengubah pemikiran para penghuni sel dan kepala sipir yang juga kehilangan anaknya itu sendiri.pengorbanan sang ayah membuat orang lain yang pernah menghabiskan waktu bersamanya menjadi bahagia dengan cara yang lain dan tidak terpikirkan.

Rangkuman :
Secara keseluruhan film ini pantas menjadi film terlaris di korea tahun 2013,karena cerita melodramanya yang kuat.film unik ini tidak hanya menyajikan kisah mengharu biru yang mungkin akan membuat ritme kesedihannya terkesan berlebihan.namun,film yang disutradarai oleh Lee hwan-kyung ini masih memberikan tempat kosong untuk menyisipkan banyak unsur komedi di film ini sehingga tidak memberikan kesan yang membosankan.film ini memiliki pesan moral bahwa tidak semua doa itu bisa terjawab sesuai keinginan manusia tetapi doa itu memiliki jawaban lain atas kehadiran maupun bantuan orang lain yang membuat kita dapat mensyukuri apa yang terjadi pada kehidupan kita.dibalik semua kesulitan yang kita alami pasti terdapat jawaban diluar pemikiran kita yang menuntun kita pada kebahagiaan.