Follow Us @literasi_smkn23jkt

Senin, 23 Mei 2016

Sebuah Impian yang Sederhana dari "Tampan Tailor"

Disusun Oleh Amar Apriar



Judul Film   : Tampan Tailor
Tahun         : 2013
Sutradara    : Guntur Soeharjanto
Pemain       : Vino G. Bastian, Marsya Timonthy, Jefan Nathanio, dan Ringgo A. R.





Tampan Tailor

Orientasi:
Tampan Tailor adalah film Indonesia bergenre drama yang telah dirilis pada Maret 2013. Film ini di studioi oleh Maxina Pictures. Film Tampan Tailor ini di produseri oleh Ody Mulya Hidayat, di tulis oleh Alim Sudio dan Cassandra Massardi, dan di sutradarai oleh Guntur Soeharjanyo. Pemainnya adalah Vino G. Bastian, Marsya Timonthy, Jefan Nathanio, dan Ringgo Agus Rahman.

Tafsiran 1:
Topan dan istrinya Tami mempunyai impian yang sederhana, mereka ingin memiliki usaha jahitan yang maju dan menyekolahkan anak semata wayangnya ke sekolah yang bagus.

Tafsiran 2:
Sebelum Topan mewujudkan harapannya, istrinya pun meninggal karena penyakit kanker yang di alaminya. Topan hampir kehilangan harapannya. Dia dan anaknya, Bintang menjadi lebih menderita, tidak mempunyai uang, tidak mempunyai rumah, dan tidak juga mempunyai pekerjaan.

Tafsiran 3:
Tapi Topan tetap semangat dan tidak ingin menghilangkan harapannya semenjak kematian istrinya. Dengan bantuan sepupunya, Darman, Topan sementara menginap dirumahnya Darman. Dengan Darman, Topan dibantu untuk mulai mencoba segala pekerjaan untuk terus menyambung hidup. Mulai dari calo tiket kereta api, kuli bangunan, hingga pekerjaan yang berbahaya stuntman.

Tafsiran 4:
Semangat Topan yang sangat luar biasa ini memikat hati Prita, gadis penjaga kios di samping stasiun kereta. Prita memberi referensi untuk bekerja di perusahaan konveksi milik pamannya. Topan pun menjadi karyawan terbaik di perusahaan itu. Dan dengan bantuannya pula akhirnya Topan dapat kembali bangkit dan mengembalikan semua mimpinya.

Tafsiran 5:
Keunggulan utama dari film Tampan Tailor ini adalah konflik-konflik dan kedalaman kisahnya yang berhasil menampilkan sisi-sisi mengharukan sekaligus mengundang tawa sampai menyentuh unsur romantik. Keunggulan lainnya adalah dari para pemain yang dapat mendalami peran, sehingga penonton dapat merasakan relasi yang erat dengan para tokoh. Porsi drama juga dibuat pas dengan tidak terjebak pada kesedihan yang berlarut atau drama percintaan yang berlebihan.

Tafsiran 6:
Tapi dari sisi tata musik kurang dapat bersanding dengan scene-scenenya atau bisa dibilang suka berlebihan. Beberapa kali Topan “kehilangan” aksennya ketika berdialog dengan lawan mainnya, juga dialog Bintang yang terdengar kurang wajar, dialognya terlalu dewasa untuk anak seumurannya.
Evaluasi:
Kekuatan naskah tersebut berhasil diterjemahkan dengan baik oleh ensemble cast yang tepat. Sangat jarang begitu selesai menonton, ada sesuatu yang tertinggal di dada. Sesuatu yang memulai harapan dan percaya bahwa tak ada yang tidak mungkin selama kita mau terus berusaha.

Rangkuman:
Dapat disimpulkan bahwa film “Tampan Tailor” ini menampilkan perjuangan seorang ayah yang ditinggal oleh istrinya untuk mewujudkan impian yang sederhananya itu dengan anak semata wayangnya. Tampan Tailor bukan drama yang akan mengeksplor rasa iba dengan ratapan kesedihan aktornya yang ditimpa musibah, tetapi dia justru menunjukkan besarnya keinginan untuk maju. Film ini layak untuk ditonton, karena film ini menampilkan perjuangan seseorang yang sebenarnya tidak mudah menyerah namun dipaksa menyerah oleh keadaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar