Follow Us @literasi_smkn23jkt

Rabu, 24 April 2019

Bertualang dengan Membaca Novel Intelegensi Embun Pagi

April 24, 2019 0 Comments
Disusun oleh : Shifa Putri Salsabilla


Judul Novel : Intelegensi Embun Pagi
Pengarang : Dee Lestari
Penerbit : PT Bentang Pustaka
ISBN : 978-602-291-131-9
Tahun Terbit : Februari 2016
Jumlah Halaman : 705 Halaman
Harga : Rp 118.000,-



Sinopsis :

“Setelah mendapat petunjuk dari upacara Ayahuasca di Lembah Suci Urubamba, Gio berangkat ke Indonesia. Di Jakarta, dia menemui Dimas dan Reuben. Bersama, mereka berusaha menelusuri identitas orang di balik Supernova.

Di Bandung, pertemuan Bodhi dan Elektra mulai memicu ingatan mereka berdua tentang tempat bernama Asko. Sedangkan Zarah, yang pulang ke desa Batu Luhur setelah sekian lama melanglangbuana, kembali berhadapan dengan misteri hilangnya Firas, ayahnya.

Sementara itu, dalam perjalanan pesawat dari New York menuju Jakarta, teman seperjalanan Alfa yang bernama Kell mengungkapkan sesuatu yang tidak terduga. Dari berbagai lokasi yang berbeda, keterhubungan antara mereka perlahan terkuak. Identitas dan misi mereka akhirnya semakin jelas.

Hidup mereka takkan pernah sama lagi.”


            Intelegensi Embun Pagi atau yang biasa disingkat IEP adalah novel terakhir atau penutup dari serial Supernova yang ditulis oleh Dee Lestari. Supernova diawali dengan kisah Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh yang terbit pada 2001, yang kemudian disambung dengan Akar, Petir, Partikel, Gelombang, dan yang terakhir adalah Intelegensi Embun Pagi.

            Novel Intelegensi Embun Pagi memiliki genre fantasi, sama seperti serial Supernova lainnya. Namun, berbeda dengan serial Supernova lainnya yang hanya mengisahkan satu per satu tokoh, novel Intelegensi Embun Pagi ini menjadi titik temu semua karakter utama dari setiap serial Supernova.

            Keping demi keping misteri yang belum terungkap di novel Supernova lainnya mulai terbuka di novel Intelegensi Embun Pagi. Mulai dari Infiltran, Sarvara, Peretas, Asko, hingga Umbra. Hal yang sebenarnya sempat di singgung di dalam novel Gelombang, namun baru bisa saya benar-benar pahami di novel Intelegensi Embun Pagi.

            Novel ini dibuka dengan karakter Gio yang dibawa oleh Chaska untuk bertemu dengan Luca, yang kemudian melakukan Ritual Ayahuasca. Ritual Ayahuasca dilakukan untuk membuat Gio kembali mengingat dirinya yang merupakan salah satu Peretas dengan kode Kabut.

            Cerita pun dilanjutkan dengan pertemuan Bodhi dengan Elektra yang sempat menggantung dalam Novel Gelombang, dimana Bodhi dan Elektra pergi ke Asko bersama saat Elektra ingin melakukan terapi kepada Bodhi, dan mereka menyadari bahwa mereka adalah Peretas. Dimana Elektra berkode Petir, sementara Bodhi berkode Akar.

            Bodhi dan Elektra  yang masih bingung dan ingin kembali ke Asko pun meminta bantuan kepada orang kepercayaan Elektra, yaitu Bu Sati yang ternyata adalah seorang Sarvara yang mengincar memori para Peretas untuk menghancurkan Asko yang hanya dapat dimasuki oleh Peretas dari gugus yang sama.

            Selanjutnya, pertemuan Alfa dengan Kell yang sempat menggantung di akhir novel Gelombang pun dilanjutkan. Kell sendiri adalah salah satu karakter yang muncul dalam novel Akar. Namun, dalam novel tersebut, Kell diceritakan sudah meninggal akibat terkena ledakan granat. Hingga munculnya Kell di dalam pesawat yang sama bersama Alfa pun membuat saya penasaran.

            Kell memberitahukan kepada Alfa bahwa dirinya adalah seorang Infiltran yang akan membantu Alfa menemukan Peretas lainnya yang berasal dari gugus yang sama dengan Alfa. Kemudian, di saat yang bersamaan pula, Kell membuka indentitas Ishtar atau Star yang sempat muncul dalam novel Akar bersamaan dengan Kell, bahwa Ishtar adalah seorang Sarvara yang mengincar memori Para Peretas.

            Konflik sengit pun mulai bermunculan hingga membuat saya terkadang gemas sendiri. Mulai dari rusaknya kandi Elektra yang dipengaruhi oleh Pak Simon yang merupakan salah satu karakter di Novel Partikel. Pertemuan Dimas dan Reuben dengan Ferre yang merupakan karakter utama dalam Novel Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh yang membongkar bahwa Toni atau yang dikenal dengan Mpret dalam Novel Petir pun ternyata bersaudara dengan Dimas dan berkoneksi langsung dengan Ferre. Bagaimana Alfa setengah mati berusaha merebut Bodhi dari Bu Sati. Pak Simon yang menculik Zarah agar mau membuka Portal Bulan di Bukit Jambul, hingga Gio yang terus berusaha meyakinkan kepada Zarah bahwa ayahnya sudah meninggal di Bukit Jambul.

            Satu per satu karakter Peretas beserta kekuatannya pun mulai terbongkar. Keping demi keping misteri pun terbuka. Hingga pertarungan sengit Para Peretas dengan Sarvara di Bukit Dolok Simaung-Maung yang menyebabkan Alfa meninggal, namun berhasil membuat Gio dan Zarah menyebrang portal agar dapat membawa Peretas Puncak berkode Permata.

            Banyaknya bahasa asing yang membuat saya belajar lebih banyak. Dee Lestari pun membawa saya berpetualang ke tempat-tempat yang belum pernah saya saya kunjungi walaupun raga saya hanya duduk di tempat. Cara Dee Lestari menulis novel ini benar-benar membuat saya terpesona berkali-kali. Karena bukan hanya berpatok pada fiksi semata, Dee Lestari juga membuka wawasan saya dengan banyaknya ilmu pengetahuan di novel Intelegensi Embun Pagi ini. Banyak hal-hal yang tidak pernah saya bayangkan akan saya pelajari, namun secara tidak langsung saya pelajari di dalam novel ini. Begitu pula dengan pengetahuan tentang spiritual. Semua itu dikemas dengan sangat baik hingga saya tidak menyadari bahwa saya sedang belajar ketika saya membaca novel Intelegensi Embun Pagi ini.

            Namun, dari novel ini memiliki konten yang cukup berat dan sedikit sulit untuk dimengerti jika kita hanya membacanya sekilas dan tidak akan mengerti konflik yang terjadi jika kita tidak mengikuti serial novelnya sejak awal. Begitupula dengan bahasa, karena banyaknya bahasa asing dalam novel ini, ada banyak pula Bahasa Inggris yang tidak diterjemahkan. Sehingga membuat saya beberapa kali kesulitan ketika menemukan kosa kata baru dan membuat saya harus bolak-balik membuka kamus. Ada banyak pula istilah yang tidak dijelaskan di dalam Glosarium yang ditulis Dee Lestari di akhir buku. Akhir cerita yang sebenarnya masing menggantung pun membuat saya masih penasaran bagaimana dengan Hari Pembebasan yang dimaksudkan, karena Para Peretas harus menunggu Peretas Puncak untuk lahir ke Bumi.

            Terlepas dari kekurangan dan kelebihan, Novel Intelegensi Embun Pagi merupakan sebuah buku fiksi yang kaya akan ilmu pengetahuan. Banyak pula amanat yang dapat saya petik dalam serial Supernova, begitupula dengan Novel Intelegensi Embun Pagi ini. Namun, alangkah lebih baik jika segala bahasa asing yang Dee Lestari tuliskan dalam novelnya memiliki terjemahan.


“Nafas Kehidupan” Dalam Novel NAFAS

April 24, 2019 1 Comments
Disusun oleh : Salsa khoerunnisa


Judul Buku           : Nafas
Penulis                 : Fatima Musawa
Penerbit                : Nurani Publishing
Kota Penerbit       : Jakarta
Tahun Terbit        : 2018

Jumlah Halaman  : 176


            Setiap manusia memerlukan nafas untuk hidup. Tapi dalam buku ini bukanlah membahas tentang nafas yang di butuhkan oleh setiap manusia. Buku ini menceritakan tentang ‘Nafas’ sang penulis. Buku ini menceritakan tentang bagaimana seorang yang ‘patah’, memiliki ‘nafas’ terpenggal, tapi ‘gairah’ nya bisa muncul untuk menarik orang lain ke jalan pilihan di dunia yang kelak lebih baik untuk akhirat mereka.
          Fatima Musawa menceritakan kehidupannya dalam buku ini. Dimana ia pernah patah berkali-kali, namun ia tetap bangkit. Dimana ia kehidupan yang ia jalani begitu banyak rintangan, namun ia tetap sabar dalam mengahadapinya. Dalam buku ini pula banyak pelajaran berharga yang kita dapat. Pelajaran bagaimana seharusnya kita saat kita merasakan ‘patah’. Pelajaran bagaimana seharusnya kita menilai orang lain. Pelajaran dimana kita harus bersabar dalam menghadapi segala cobaan.
          Buku ini memiliki cover yang bagus. Kertasnyapun memiliki gambar sama dengan covernya yaitu bunga mawar yang layu. Fatima Musawa sangat handal mengibaratkan benda atau sesuatu tentang yang dirasakannya atau bahkan dirasakan banyak orang. Buku ini juga dapat memotivasi siapa saja yang membacanya. Sayang ada beberapa kata yang kurang dimengerti dan kehilangan beberapa huruf. Buku ini cocok dibaca oleh para remaja yang bernajak dewasa, dimana mereka akan mengetahui bagaimana hidup yang sebenarnya. Dan akan lebih baik jika buku ini lebih dimengerti kata-katanya.

Belajar untuk tidak meremehkan usaha orang lain dari novel Zero Class

April 24, 2019 0 Comments

Disusun oleh : Theresia 


Judul buku : Zero Class

Penerbit      : Gramedia Pustaka Utama

Genre          : Roman, Fiksi

Kategori      : Young Adult, Family Drama, Persahabatan, Wattpad

Terbit           : 2013

Tebal            : 296 Halaman


    Pricillia Anastasia Warokka adalah seorang pinky maniac dan memiliki dua ekor anjing. Zero Class adalah novel kedua penulis. Novel dengan tebal 272 halaman ini dibuat untuk mengenang masa SMA saat bersama sahabat-sahabatnya. Penulis juga menggunakan nama teman-temannya sebagai nama tokoh dalam novel ini.

Alur yang digunakan yaitu alur campuran, namun dominan menggunakan alur maju. Walaupun demikian, cerita pada novel ini menarik dengan menyisipkan misteri-misteri yang terungkap sedikit demi sedikit. Penulis menyajikan ceritanya seperti mengupas sebuah jeruk secara perlahan. Di dalam novel ini, penulis menggambarkan beberapa konflik yang belum diketahui asal usul terjadinya konflik tersebut.

.   Cara pengarang menggambarkan tokoh-tokoh dalam cerita ini terbilang unik. Tokoh Raditya Widiantoro (Radit) digambarkan sebagai orang yang cuek, selalu menggunakan headphone besar berwarna merah metalik tetapi ternyata dia memiliki otak yang cerdas. Tokoh Nagita Valda (Gita) digambarkan sebagai orang yang menyukai warna pink dan anjing, berjiwa detektif, dan tidak mau berdiam diri menerima suatu diskriminasi. Tetapi penulis terlalu banyak memunculkan nama-nama tokoh yang membuat para pembaca sedikit bingung.

Gaya bahasa yang digunakan penulis yaitu bahasa pergaulan sehari-hari yang mudah dipahami. Ada beberapa dialog dalam salah satu tokoh yang menggunakan bahasa Inggris. Di dalam novel ini, penulis juga menggunakan kata-kata yang kita tebak sendiri maknanya agar menimbulkan kesan misteri.

Amanat dalam novel ini adalah penulis mengajarkan kita untuk tidak mudah menerima suatu diskriminasi. Kita harus berusaha menghilangkan diskriminasi itu dengan cara apapun. Penulis ingin kita meniru sifat Gita yang tergambar jelas di dalam cerita. Novel ini ada sekuelnya yang berjudul Zero Class: Revelation yang berisi lanjutan dari perjuangan Gita menghilangkan diskriminasi yang dialami 11 IPS 4.


    Adapun kelebihan yang terdapat dalam novel ini. Gaya bahasa yang dipakai penulis yaitu bahasa pergaulan sehari-hari yang gampang dipahami. Ada beberapa obrolan dalam salah satu tokoh yang memakai bahasa Inggris. Di dalam novel ini, penulis juga memakai kata-kata yang kita tebak sendiri maknanya semoga menjadikan kesan misteri.

Amanat dalam novel ini ialah penulis mengajarkan kita untuk tidak gampang mendapatkan suatu diskriminasi. Kita harus berusaha menghilangkan diskriminasi itu dengan cara apapun. Penulis ingin kita menggandakan sifat Gita yang tergambar terang di dalam cerita. Novel ini ada sekuelnya yang berjudul Zero Class: Revelation yang berisi lanjutan dari usaha Gita menghilangkan diskriminasi yang dialami 11 IPS 4.

    Adapun kekurangan yang terdapat dalam novel ini Alur yang dipakai yaitu alur campuran, namun mayoritas memakai alur maju.

Narasinya juga terlalu berputar-putar. Beberapa kata masih menggunakan kata yang tidak baku.

Meneladani Sang Idola dari novel "Muhammad SAW Idolaku"

April 24, 2019 0 Comments
Disusun oleh : Nandita Aura Nur Salma


Judul Novel     : Muhammad SAW Idolaku
Pengarang       : Abu Umar Alghifari
Penerbit           : Brilliant Books
Tahun Terbit    : 2018
Tempat Terbit  : Yogyakarta
Cetakan Ke      : 1
Tebal                : 268 Halaman

          Penulis ini bernama Abu Umar Al-Ghifari yang merupakan nama pena dari Sulaiman Azka, suami dari Fatimah Widyastuti, penulis lahir di kota hujan,Bogor, pada 09 Agustus 1982. Buku “Muhammad Idolaku” ini merupakan buku pertama yang penulis terbitkan. Penulis mengarang buku yang berjudul “Muhammad SAW Idolaku” bertujuan agar pembaca memperolah banyak pengetahuan tentang kisah perjalanan (Sirah) Nabi Muhammad Shalaullahualaihiwassalam dari mulai nabi muhammad lahir hingga ia wafat, sehingga buku ini sangat bermanfaat dan memotivasi sekali untuk para pembaca terutama para remaja millenial yang jarang sekali tahu tentang sejarah Nabi Muhammad saat ini,Adapun tujuan pembaca meresensi buku ini yaitu agar mendapat bimbingan dalam memilih buku, dan menambah wawasan pengetahuan terhadap buku yang telah dibaca.
            Buku tersebut sangat bermanfaat dan memberi banyak wawasan pengetahuan sejarah Nabi Muhammad dan sangat cocok sekali terutama untuk para remaja millenial sekarang yang mengidolakan orang-orang asing, di dalam buku ini mengisahkan bagaimana rasul dari sejak lahir, berbagai ujian yang menimpa ia, berumah tangga ,hingga dia di angkat menjadi rasul, sampai ia meninggal dunia. Di beberapa halaman yang telah dibaca, Abu Umar Al-Ghifari seorang penulis tersebut juga menceritakan berbagai biografi singkat para istri rasulullah, kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh rasul, kisah-kisah teladan dan sifat rasul yang seharusnya kita tiru dan kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari
          Buku yang berjudul “Muhammad SAW Idolaku” ini sangat memberi informasi penting pada zaman Nabi dahulu, selain itu juga cover buku ini sangat menarik, di dalam bukunya juga terdapat gambar-gambar tempat rasul perang,serta gambar tentang pemakanan para istri rasulullah, sehingga membuat para pembaca tidak bosan membacanya dan kata-kata yang digunakan dalam penulisan tersebut pun dapat mudah dipahami sehingga pembaca tidak perlu susah-susah untuk memahami. Namun sayang sekali kertas yang digunakan oleh penulis tersebut jenis kertas yang mudah robek dan kertas cover nya yang mudah rusak.
          Buku yang berjudul “Muhammad SAW Idolaku” ini sangat layak dibaca oleh para kaum muslimin dan muslimat terutama dikalangan pelajar, karena buku ini berisi wawasan pengetahuan tentang Nabi Muhammad dari mulai ia lahir sampai ia wafat dan sangat memotivasi untuk para remaja millenial saat ini.

ROMANTISME CINTA DALAM NOVEL BUMI MANUSIA

April 24, 2019 0 Comments
Disusun oleh : Devintha Rahma Yanti 


Judul Novel                             : Bumi manusia
Pengarang                               : Pramoedya Ananta Toer
Penerbit                                   : Lentera Dipantara
Tahun terbit                             : 2018
Halaman                                  : 551
ISBN                                       : 978-979-97312-3-4
Harga                                      : Rp. 132.000

            Pramoedya Ananta Toer lahir pada 1925 di Blora, Jawa Tengah, Indonesia. Hampir separuh hidupnya dihabiskan dalam penjara -- sebuah wajah semesta yang paling purba bagi manusia-manusia bermartabat: 3 tahun dalam penjara Kolonial, 1 tahun di Orde Baru (13 Oktober 1965-Juli 1969), pulau Nusa-kambangan Juli 1969-16 Agustus 1969, pulau Buru Agustus 1969-12 November 1979, Magelang/Banyumanik November-Desember 1979) tanpa proses pengadilan. Pada tanggal 21 Desember 1979 Pramoedya Ananta Toer mendapat surat pembebasan secara hukum tidak bersalah dan tidak terlibat dalam G30S PKI tetapi masih dikenakan tahanan rumah, tahanan kota, tahanan negara sampai tahun 1999 dan wajib lapor ke Kodim Jakarta Timur satu kali seminggu selama kurang lebih 2 tahun. Beberapa karyanya lahir dari tempat purba ini, diantaranya Tetralogi Buru (Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca).
            Penjara tak membuatnya berhenti sejengkal pun menulis. Baginya, menulis adalah tugas pribadi dan nasional. Dan ia konsekuen terhadap semua akibat yang ia peroleh. Berkali-kali karyanya dilarang dan dibakar.
Dari tangannya yang dingin telah lahir lebih dari 50 karya dan diterjemahkan ke dalam lebih dari 42 bahasa asing. Karena kiprahnya di gelanggang sastra dan kebudayaan, Pramoedya Ananta Toer dianugerahi berbagai penghargaan internasional, di antaranya: The PEN Freedom-to-write Award pada 1988, Ramon Magsaysay Award pada 1955, Fukuoka Cultur Grand Price, Jepang pada tahun 2000, tahun 2003 mendapatkan penghargaan The Norwegian Authours Union dan tahun 2004 Pablo Neruda dari Presiden Republik Chile Senor Ricardo Lagos Escobar. Sampai akhir hidupnya, ia adalh satu-satunya wakil Indonesia yang namanya berkali-kali masuk dalam daftar kandidat pemenang Nobel Sastra.
            Bumi Manusia merupakan buku pertama dari Tetralogi Buru. Novel ini menceritakan tentang seorang manusia berdarah priyayi, Minke, yang selalu diperolok-olok oleh kaum Totok karena ia seorang pribumi. Minke berusaha semampu mungkin keluar dari kepompong kejawaannya menuju manusia yang bebas dan merdeka. Di dalam novel ini diceritakan bahwa Minke adalah seorang yang terpelajar. Minke bersekolah di H.B.S atau setara dengan SMA. Hidup ditengah-tengah pergaulan eropa membuat pandangannya berubah, ia melupakan tradisi dan adat jawanya. Ia bahkan enggan mengikuti tradisi nenek moyangnya itu karena sudah terbiasa dengan adat eropa.
            Ditengah pencarian jati dirinya yang merupakan seorang pribumi tapi pengagung eropa, Minke bertemu dengan seorang gadis cantik yang membuatnya jatuh hati. Suatu hari Robert Suurhof, teman Minke, mengajaknya pergi ke Wonokromo. Di tempat itulah kisah cintanya dimulai. Namanya adalah Annelies, seorang Indo-Eropa, yang merupakan anak dari seorang gundik. Annelies diceritakan tidak bersekolah lagi karena ia harus membantu ibunya mengurus perkebunan dan peternakan. Hal itu ia lakukan karena ayahnya sudah tidak bisa diandalkan lagi. Kelakuannya sangat berubah akibat pengaruh hobinya yang suka pelesiran dan mabuk-mabukan.
            Semakin sering bertemu membuat tumbuhnya benih cinta antara Minke dengan Annelies. Hubungan mereka pun disetujui oleh ibunya Annelies, Nyai Ontosoroh, karena kekagumannya terhadap Minke yang terpelajar dan pintar. Namun Robert Suurhof tak senang akan hal itu, karena awalnya ia mengajak Minke ke tempat itu hanya untuk mengolok-oloknya. Ia tak menyangka bahwa Annelies akan menyukai Minke. Berbagai cara dilakukan Robert Suurhof untuk menjauhkan Minke dari Annelies, karena sudah sejak lama ia menyukai Annelies.
            Begitu besar kisah cinta yang digambarkan antara Minke dan Annelies sehingga akhirnya mereka bisa menikah walaupun banyak sekali pertentangan. Namun kesenangan itu tak bertahan lama. Suatu kenyataan yang tak dapat dihindarkan, bahwa Annelies adalah anak dari seorang Gundik. Hal itu menyebabkan pernikahan antara Minke dan Annelies tidak diakui oleh pengadilan Belanda.
            Nyai Ontosoroh tidak bisa berbuat apapun, sebab ia tak dianggap sebagai ibu dari Annelies oleh pengadilan Belanda, yang berhak atas Annelies adalah ayahnya, yaitu Robert Mellema. Namun ayahnya, Tuan Mellema, telah meninggal akibat penyakit kelamin yang dideritanya. Oleh karena itu hak asuh Annelies jatuh ke tangan istri sahnya Tuan Mellema.
            Walau begitu banyak cara yang dilakukan oleh Minke dan Nyai Ontosoroh untuk mempertahankan Annelies, namun apalah yang bisa dilakukan seorang pribumi terhadap pengadilan tinggi, semuanya tidak ada hasilnya. Akhirnya Annelies harus pergi ke Belanda dan hidup terpisah dengan Minke.
            Novel ini sungguh menarik untuk dibaca. Banyak pengetahuan yang dapat kita ambil dari membaca novel Bumi Manusia ini. Dan juga penggambaran akan latarnya yang membuat kita seolah-olah berada di sana.
            Novel ini memiliki jumlah halaman yang cukup banyak untuk dibaca. Ceritanya sangatlah bagus namun bahasa yang digunakan kurang sederhana sehingga membacanya perlu dengan saksama.
            Novel Bumi Manusia ini sangat menarik untuk dibaca. Dengan membacanya kita seperti dibawa ke awal abad 20-an. Kisah cinta antara seorang pribumi dengan seorang Indo-Eropa yang penuh lika-liku ini menurut saya adalah novel roman terbaik yang pernah saya baca.


Kehidupan Percintaan Raditya Dika Dari Novel Koala Kumal

April 24, 2019 0 Comments
Disusun oleh : Harri Wijaya 



Judul buku                   : Koala Kumal
Penulis                         : Raditya Dika
Penerbit                       : Gagas Media
Tanggal Terbit             : 17 Januari 2015
ISBN                           : 0000768154
ISBN13                       : 2010000768150
Jumlah Halaman         : 250 Halaman
Genre                          : Komedi, Drama

Di mulai dari bab 1 dimana Dika menceritakan masa kecilnya. Mulai dari Dika yang tidak memiliki teman dimasa kecilnya, Dika yang sibuk dengan dunianya sendiri. Hingga suatu hari Dika di ajak ayahnya untuk bermain layang layang. "Layangan hijau yang putih itu melayang lemah tanpa arah, seperti abege yang gagal move on" . Di situlah di mulai cerita persahabatan Dika,Bahri dan Dodo."  Semenjak kejadian layang- layang putus itu, gue jadi berteman baik dengan dua orang tadi: Bahri dan Dodo."  Bagaimana pertemanan mereka membuat Dika beralih profesi dari bermain video game ke petasan jangwe yang berakibat perang antar komplek yang tentunya di mainkan oleh anak anak " Kejadian tadi adalah titik mulatercetusnya perang antara kami dengan anak anak Kebalen. Maka , hamper setiap habis Tarawih berikutnya, kami perang petasan dengan mereka."
Bab kedua berisikan perjalanan Raditya Dika dalam menulis skenario film Cinta Brontosaurus. Bagaimana Dika membuat naskah yang sudah terlambat tanggal pengumpulannya. Bagaimana Dika menghindar dari kejaran Produser yang terus menggejar Deadline. Dika juga  menceritakan adegan lucu yang diambilnya pada pembuatan film Cinta Brontosaurus, gila ini adegan asli yang diambil dari kutipan orang tuanya. Dika tanpa ragu dan secara blak-blakan menulis apa yang ada di fikiran dan menuangkannya dalam sebuah tulisan. Dika juga memasukkan bagian bagian yang terkesan konyol dan berhasil membuat pembacanya tertawa..
Bab demi bab di ceritakan begitu detail oleh Dika. Mayoritas isi dari novel menceritakan perjalanan cintanya yang selalu berakhir dengan kegagalan yang bisa di bilang cukup tragis. Bagaimana perjalanannya yang bisa di bilang tak mudah utnuk di lalui, bagaimana cara menjadi seorang yang tegar meski di kecewakan berkali kali,  tentang rasa yang pernah ada, dan sebagainya.
Terdapat beberapa bab yang juga megundang gelak tawa pembaca novel ini salah satunya . Bab ini berjudul LB atau bisa juga kita sebut dengan Lady Boy. Bab ini menceritakan pengalaman Dika selama di Thailand. Bagaimana Dika bertemu dengan seorang Lady Boy yang Dika temui di sebuah aplikasi yang bernama Tinder. Tinder di jelaskan adalaah sebuah aplikasih pencarian jodoh yang bisa kamu gunakan dengan mudah dan dapat digunakan dimana saja." ' Gimana cara memakainya?' ' Gampang' Podma memperlihatkan caranya. ' pertama, kita download Tinder di handphone...... kalua suka sama orang itu, kita tinggal pencet gambar hati hijau, kalua gak suka pecet silang merah." Hingga akhirnya Dika bertemu dengan seorang LB bernama moo. Hingga akhirnya Dika kabur setelah mengetahui bahwa moo adalah seorang Lady Boy.
Tak hanya itu Dika juga pernah menuliskan di akun media sosialnya salah satu part yang menjadi favorite Raditya Dika adalah " Perempuan Tanpa Nama" dapat dilihat pada bab 7. perempuan tanpa nama, jelas sudah menggambarkan orang yang berhasil ditemuinya tanpa diketahui namanya. Ada 3 perempuan yang disebutkan disini, perempuan pertama yang ditemuinya saat di tempat makan (olahan ayam).Saat itu  Dika masih duduk di bangku SD, di ceritakan bahwa Dika  naksir dengan perempuan yang duduk di meja sebelahnya. Dika hanya diam saja, tidak tahu apa yang harus dilakukan. " Pada akhirnya, gue hanya bisa terpaku di tempat duduk. Gue biarkan dia menjauh. "
Ke 2, perempuan tanpa nama hadir di pesawat yang mengantarnya saat terkak ke Bali. Ya, dia adalah seorang pramugari cantik putih tinggi sudah pasti perfect dimata kak Dika. Namun, belum saja kenal dan tahu namanya salah seorang penumpang pesawat menegurnya ketika di toilet "Mas kalau kencing jangan berceceran dong" disini tawa beradu.. Pramugari itu kemuidan menatapnya jijik, dan mengalah untuk membersihkan toiletnya." " Silakan kembali duduk, Mas," kata Pramugari Cantik kepada gue, memotong percakapan. Dia lalu memandang, ke si Ibu dan bilang ' Maaf, Bu, saya akan bereskan toiletnya.' Kasihan sekali Dika jadi korban fitnah, baru berumur 18 tahun mau dapat perempuan cantik, gagal lagi gagal lagi.
Perempuan tanpa nama yang ke 3 adalah yang ditemuinya di tempat pembelanjaan, kak Dika ngumpet-ngumpet diantara baju-baju yang dijual hanya demi bisa lihat perempuan itu.Mengingat sudah 2 kali mengalami kegagalan kenalan dengan perempuan yang ditaksir, kali ini  Dika memberanikan diri untuk mengungkapkannya. Dengan gaya yang sok tajir membawa banyak baju,  Dika malah disangka pelayan toko tersebut. " Astaga! Ya, ampun! Waduh, maaf, ya! Kirain tadi mas-mas toko ini. Ya ampun, duh, jadi gak enak gue.' Si Cewek Cantik menepuk jidatnya.' Abis biasanya mas- mas toko juga suka sok-sok bilang cocok bajunya, biar kita beli bajunya, gitu gak, sih?" Antara rasa kasihan atau ingin tertawa tentunya dirasakan pembaca novel ini.


·         KELEBIHAN
Novel ini  memiliki nilai nilai yang membangun di dalamnya. Bagaimana cara kita bangun dari keterpurukan saat mengalami patah hati, tips tips agar tidak jatuh  dengan kesalahan yang sama. Dika juga mengajarkan kita bahwa cinta itu butuh perjuangan. Perjuangan untuk mempertahankan kenyamanannya atau bahkan untuk mempertahankan hubungan jarak jauh yang di kenal rentan mendapati cobaan.
Buku ini juga memiliki sampul yang cukup menarik peminat para pembaca. Koala yang menjadi mascot dalam sampul ini juga memiliki arti yang juga di jelaskan sang penulis pada bab terakhirnya. Buku ini sangat layak untuk di beli dan di miliki oleh setiap kalangan masyarakat. Tak hanya Bahasa yang ringan buku ini juga memiliki banyak nilai tambah di setiap bab nya yang membuat novel ini semakin menarik.
Setiap bab  dalam yang di tuliskan Dika tentunya terdapat kisah kisah lucu yang berhasil membuat tertawa pembaca novel ini. Novel ini berasil mengajak pembaca untuk melupakan orang yang telah menyakiti kita. Banyak terselip kata penyemangat dan motivasi dalam cerita ini.
·         KEKURANGAN
Kekurangan novel ini hampir tidak ada namun sayang terdapat beberapa bahasa yang terkesan vulgar dan bahasa yang sedikit gaul seperti pada halaman 34 ,sehingga sebagian pembaca kadang kurang mengerti secara pasti dan merasa kurang nyaman dengan adanya hal itu. Klimak cerita ini juga di nilai kurang greget. Kemudian ada juga pesan-pesan yang kurang mengenakkan seperti dendam dan sebagainya. Namun sang penulis berhasil  menutup kekurangan itu dengan lelucon dan pesan- pesanya yang berarti dalam kehidupan ini.
·         SARAN
Novel berjudul Koala Kumal karya Raditya Dika ini sangat baik untuk dijadikan sebagai bahan bacaan untuk dibaca oleh semua kalangan tak terkecuali para remaja. Namun ada beberapa catatan mengenai hal-hal yang harus diperhatikan oleh anak-anak dalam membaca novel ini. Mengingat genre novel ini adalah komedi, tentu akan sangat menghibur jika dibaca di sela-sela padatnya aktivitas. Pesan-pesan moral yang disampaikan juga turut mendukukung kelayakan novel ini untuk dijadikan bahan bacaan, meskipun pada point tertentu masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu pembaca juga harus dapat memilih point point baik yang patut di tiru. Tak hanya menerima semuanya mentah mentah pembaca diminta lebih selektif dalam mengambil nilai nilai yang terkandung di dalamnya.




'“Meneladani perjuangan Amananunna dalam menciptakan aksara dalam Novel Aksara Amananunna

April 24, 2019 0 Comments
Disusun Oleh : Syahriel


Judul buku                  : Aksara Amananunna
Penulis                         : Rio Johan
Penerbit                       : Kepustakaan Populer Gramedia
Kota Terbit                  : Jakarta
Tahun Terbit                : 2014
Jumlah Halaman          : i-vii + 240 halaman      

Novel Aksara Amananunna karangan Rio Johan ini memang sangat unik dan berbeda dari novel lainnya. Penulis kelarihan Surakarta itu menulis novel ini dengan banyak makna kehidupan. Sehingga, cocok sekali dijadikan referensi bacaan oleh kalangan umum. Walaupun novel ini berjenis fiksi, tetapi cerita Aksara Amananunna ini seakan-akan hidup dan nyata.

        Perjalanan demi perjalanan, waktu demi waktu, Amananunna pun tak kunjung menemukan bahasa yang dapat ia pahami. Ia bisa mendengar tapi tidak bisa memahami kata-kata, telinga dan mulutnya tidak selaras, apa yang ia dengar berbeda dengan apa yang ia ucapkan. Hingga di suatu sungai di dekat pemukiman suku-suku tribal ketika ia sedang merenung dan merasa putus asa, datanglah seorang wanita cantik yang hendak minum di sungai.
          Dengan seranting kayu Amananunna mengukir suatu aksara baru pada tanah yang basah.Ketika itulah dia menemukan kata yang maknanya kurang lebih “cinta”. Amanunna memberi nama wanita itu Manatumanna sesuai dengan aksara dan lafal lisan ciptaannya. Waktu pun berlalu, mereka mempunyai dua orang putra yang diberi nama Ilanumanna dan Ilalumanna. Ilanumanna pun tumbuh menjadi pria yang gagah, tangguh dan rupawan. Sedangkan, Ilalumanna ia tumbuh sebagai pria lemah dan pesakitan.
       Karena Amananunna sudah semakin tua dan ia  ingin meneruskan aksaranya, ia menyuruh Ilanumanna untuk menikahi seorang perempuan. Berminggu-minggu berlalu, Ilanumanna tak kunjung pulang membawa pinangan. Betapa terkejutnya Amananunna ketika menemui putra nya yang tak lagi memahami aksara dan bahasa yang ia ajarkan.
       Amananunna hanya bisa menyaksikan cucu-cucunya tanpa bisa meneruskan aksaranya. Ia pulang dengan harapan hancur. Ia tidak ingin aksara dan bahasanya lenyap begitu saja. Akhirnya, ia mengukir aksara dan bahasa ciptaannya di ceruk-ceruk ngarai, pada bebatuan besar, dan juga di dinding gua. Setidaknya, dengan cara itu ia bisa meninggalkan jejak ciptaannya.
       Buku ini menarik untuk dibaca karena alur ceritanya sulit untuk ditebak dan dikemas dengan cerita yang mengasah pikiran. Selain itu, cover novel ini pun menarik perhatian pembaca yang ingin membeli. Novel ini pun banyak mengandung makna kehidupan yang bisa dijadikan contoh di kehidupan nyata.
        Namun, dalam buku ini banyak ditemukan penggunaan kaidah kebahasaan yang tidak tersusun dengan baik dan terdapat diksi yang kurang pas serta kata-kata yang digunakan tidak baku dan efisien. Dalam buku ini pula, banyak sekali kata-kata yang sulit untuk dipahami oleh pembaca dan istilah-istilah asing yang jarang diketahui.
        Novel ini cocok dibaca oleh remaja. Novel ini juga bagus bagi para pembaca yang suka akan hal-hal baru dari kehidupan, serta banyak hikmah kehidupan yang terdapat dalam novel ini. Cerita dalam novel ini disajikan dengan alur yang unik dan tidak bisa ditebak, sehingga membuat novel ini seru dan tidak membosankan.
     Novel ini diharapkan bisa memuat diksi yang tepat dan sesuai kaidah kebahasaan untuk menceritakan alur ceritanya. Serta, mudah untuk dipahami oleh pembaca, karena novel ini sudah baik untuk alur ceritanya, namun sangat disayangkan jika pembaca sulit memahami kata yang masih asing untuk diketahui oleh pembaca.





“Memutuskan seberapa penting nilai ijazah dari Novel Kami (Bukan) Sarjana Kertas”

April 24, 2019 0 Comments
Disusun oleh : Irlanda Fauzan


Judul buku                 : Kami (Bukan) Sarjana Kertas
Penulis                         : J. S. Khairen
Penerbit                       : bukune
Tanggal Terbit             : Februari, 2019
Nomor ISBN              : 9786022202049
Jumlah Halaman          : 372 halaman
Berat Buku                  : 300 gram
Jenis Cover                  : Soft Cover
Dimensi                       : 14x20 mm
Kategori                      : Fiksi
Harga Buku                 :Rp 88.000

Pendahuluan
Kami (Bukan) Sarjana Kertas merupakan novel terbaru tahun ini yang baru terbit Februari 2019 kemarin dari novelis bernama J. S. Khairen. Anak terbaru dari J. S. Khairen ini berkisah tentang tujuh mahasiswa yang terjebak masuk ke dalam kampus yang berisikan para mahasiswa yang hidup segan kuliah tak mau. Tujuh mahasiswa ini merupakan satu kelompok yang dibimbing oleh dosen konseling muda bernama Ibu Lira Estrini yang mampu membuat gempar menggelegar satu kelas dengan kejadian gila yang ia perbuat.

Sinopsis
Buku ini berkisah tentang persahabatan tujuh mahasiswa yang kuliah di tempat yang bahkan di mesin pencari Google pun tak akan ditemukan. Mereka berada dalam naungan bimbingan Ibu Lira Estrini sebagai dosen konseling. Mahasiswa bimbingan Ibu Lira, yaitu Randi Jauhari yang kerap dipanggil ‘Ranjau’. Dia adalah mahasiswa yang ambisius, yang memiliki tekad kuat untuk kuliah agar mendapatkan pekerjaan yang ia harapkan dengan gaji yang lebih dari lumayan. Ogi, kawan Ranjau yang dihasut untuk ikut kuliah bersamanya, yang memiliki gairah berpendidikan berbeda 180°dengan kawannya; Ranjau. Ia ingin ikut kuliah bersama Ranjau karena Ranjau telah menghasut Ogi bahwa nanti di kampus akan mendapatkan pacar, lagipula Babe sudah terlanjur berutang kepada adiknya agar Ogi bisa kuliah. Arko, mahasiswa yang merantau jauh hanya untuk kuliah di kampus yang bahkan jika diketik di mesin pencari Google tidak akan bertemu. Ia mahasiswa yang santai saja, tidak ingin lulus dengan cepat dan terburu-buru. Ia juga mahasiwa dengan followers terbanyak di akun media sosial karena kehebatannya dalam bidang fotografi. Gala, mahasiswa yang ingin bebas dari penjara tanpa jeruji pengawalan ayahnya. Sania, mahasiswa juga mantan pacar Ranjau semasa SMA yang hebat bermusik juga memiliki sisi gelap bersama Ogi. Juwisa, mahasiswa yang biasa disebut Si Ubin Masjid ini memiliki semangat kuliah yang tinggi dan sering mengikuti lomba agar uangnya ia gunakan untuk keperluannya, dengan kata lain agar tak menambah beban ayahnya yang memiliki pekerjaan dengan bayaran pas-pasan. Catherine, yang biasa disebut ‘Cath’ adalah mahasiswa dengan perawakan cantik dan cerdas, saat perkenalan saja menggunakan bahasa Inggris dengan lancar dan fasih.

Banyak sekali konflik dan permasalahan yang terjadi dalam persahabatan mereka, dari Ogi yang ingin bunuh diri, Juwisa yang akan dinikahkan, Ogi yang bias sampai terbang ke Amerika, dan kejutan lainnya. Novel ini ditujukan agar kita mengerti seberapa penting ijazah dan tidak menjadi sarjana yang hanya sekadar di atas kertas. J. S. Khairen sangat hebat dalam menyajikan karyanya, mengajarkan agar bersungguh-sungguh dalam mengejar impian dan jangan sampai putus asa seberat apapun cobaan dan rintangan, sebab kita lebih perkasa dalam setiap ujian, lebih tabah di setiap cobaan, lebih arif memperlakukan setiap rintangan.

Kelebihan dan Kekurangan
Buku ini memiliki keunggulan dari segi pendalaman karakter di setiap tokohnya dan berbeda satu sama lain, sehingga meskipun banyak tokoh yang dimuatnya kita takkan dibuat bingung. Novel ini juga dibawakan dengan santai dan menyenangkan sehingga kita tidak akan bosan untuk menamatkannya. Bahasa yang digunakan juga sederhana dan tak rumit. Sayangnya, di novel ini ditemukan beberapa kesalahan, yaitu tipo, ditemukan kata “tidak pulat,” mungkin maksud penulis adalah “tidak pula” (terdapat pada halaman 1, Babak I, episode 1: BOM TIKUS); dan kesalahan penulisan EYD, yang seharusnya ditulis “dijual” namun J. S. Khairen menulis “di jual” (terdapat pada halaman 261, Babak III, episode 27: DIVA). Semoga di karya selanjutnya lebih baik dan lebih hebat.

Penutup
Terlepas dari kesalahan tersebut, buku ini wajib dibaca untuk siapa pun, mulai dari pelajar SMA, mahasiswa, para guru dan dosen, anak start-up, anak muda berkarya, dan lainnya agar kita dapat memutuskan seberapa penting sebenarnya nilai sebuah ijazah.

Antara sahabat dan cinta dari novel Hujan

April 24, 2019 0 Comments
Disusun oleh : Renaldo


Judul                         : Hujan
Penulis                      : Darwis Tere Liye
Penerbit                     : Gramedia Pustaka Utama
Tanggal Terbit           :Januari 2016
ISBN                         : 9786020324784
Jumlah Halaman       : 320 Halaman
Berat Buku                : 500 gr
Dimensi                     : 13.5 cm x 20 cm
Kategori                    : Drama, Sci-Fi

Pendahuluan
Novel hujan ini berlatar Bumi pada tahun 2050. Berawal dari seorang gadis yang bernama Lail yang mendatangi sebuah pusat terapi saraf untu menghilangkan semua kenangan pahit dalam hidupnya dengan menggunakan sebuah teknologi canggih pada masa itu. Terapi dimulai dengan memindai peta seluruh saraf otak Lail dengan ditemani seorang fasilitator bernama Elijah. Lail harus menceritak kisahnya dengan menjawab pertanyaan Elijah. Terapi tersebut dilakukan di ruangan 4 x 4 m kubik yang terlihat didesain terlalu sederhana.

SINOPSIS
Cerita bermula ketika seorang gadis bernama Lail melakukan terapi untuk menghilangkan ingatan. Elijah, sang terapis bertanya pada Lail tentang ingatan apa yang ingin dia hapus. Lail menjawab bahwa ia ingin melupakan Hujan - yang akan memulai kisah panjang tentang Lail dan apa yang dialaminya kala hujan.
21 Mei 2042 bayi ke 10 miliar lahir ke dunia dan membawa sebuah pertanda kurang baik: jumlah manusia sudah terlalu banyak dan pertambahan penduduk tidak bisa dibendung. Para peneliti mencoba mencari solusi, tambah lagi krisis air memperparah keadaan. Tak di sangka, alam punya caranya sendiri untuk mengatasi masalah ini.
Kalau kita mengingat tentang letusan gunung purba Toba, yang nyaris saja memutuskan nyawa seluruh umat manusia di bumi, maka di tahun 2042 itu pula terjadi letusan yang sama dahsyatnya.Umat manusia hampir punah hanya dalam hitungan menit.
Lail yang masih sangat belia harus kehilangan ibunya dengan cara yang tragis di depan matanya sendiri. Ayahnya? Jauh lebih menyedihkan karena ayahnya bekerja di dekat pusat letusan sehingga bisa dipastikan bahwa Lail tidak akan bertemu lagi dengan mereka. Hujan pertama turun di adegan ini. Hujan yang membawa Lail pada kesedihan.
Dibalik bencana ini, Lail bertemu dengan orang-orang baru. Ia bertemu dengan Esok, yang ketika itu berusia 15 tahun. Lail sendiri berusia 13 tahun.
Tentang Esok, ibunya mengalami luka yang cukup parah akibat gempa vulkanik karena letusan gunung, sehingga kakinya harus di amputasi. Ayah Esok sudah tiada sejak lama. Yang menyedihkan adalah Esok harus kehilangan ke-4 kakaknya.
Semenjak kejadian itu, Esok berteman baik dengan Lail. Esok pun kini menjadi sosok yang sangat berharga untuk Lail. Mereka sangat dekat hingga ternyata -- Lail punya perasaan.
Hingga sebuah kabar memisahkan Esok dan Lail. Kabarnya, Esok akan diadopsi oleh orang kaya sementara Lail akan masuk ke panti sosial. Nasib memisahkan mereka berdua. Mereka memang terpisah tapi masih saling menghubungi, masih berbagi kabar.
Di panti sosial, Lail menemukan sahabat baru bernama Maryam, seorang anak yang memiliki selera humor, berjiwa sosial, dan memiliki cita-cita yang kuat. Di panti sosial mereka diasuh oleh seorang ibu yang tegas dan ketus. Di panti sosial inilah Lail dan Maryam tumbuh dewasa dan mengejar angan mereka yang sempat kelam karena bencana.
Ternyata Maryam tahu bahwa Lail punya perasaan untuk Esok. Maryam sering menggoda Lail tentang kedekatannya bersama Esok. Lail juga terlihat cemburu ketika Maryam menyebut-nyebut nama Claudia - adik angkat Esok.
Semakin hari, Esok semakin sulit dihubungi karena kesibukannya berkuliah dan mempersiapkan kelulusan.
Suatu hari Esok memberitahu Lail bahwa dia sedang dalam proyek pembuatan kapal yang bertujuan untuk membawa manusia keluar dari bumi karena semenjak letusan gunung purba itu, keadaan bumi semakin parah dan tidak layak lagi menjadi tempat hidup untuk manusia.
Esok juga membocorkan rahasia bahwa tidak semua orang boleh naik ke kapal itu. Esok memberitahu Lail bahwa dia punya satu tiket karena Esok adalah teknisi yang punya peranan penting dalam pembuatan kapal itu. Sisa tiketnya dipilih secara acak oleh mesin. Hanya mereka yang punya gen terbaik yang boleh ikut. Selebihnya mau tak mau harus tetap tinggal di bumi.
Suatu ketika, Lail bertemu dengan walikota. Walikota meminta Lail untuk memberikan tiket kepada Claudia. Ternyata, walikota tahun bahwa Esok punya dua tiket. Dan satu tiket lainnya akan diberikan Esok kepada orang yang dia cintai - Lail. Walikota tahu bahwa Esok pasti akan memberikan tiketnya kepada Lail. Tentu saja ini menjadi dilema untuk Lail.
Lail tidak menjawab apa-apa karena dia tidak tahu menahu tentang dua tiket milik Esok. Hanya Esok yang tahu. Dan sejauh ini belum ada kabar apa-apa dari Esok karena dia tidak bisa dihubungi.
Sehari sebelum kapal berangkat walikota menemui Lail kembali untuk mengucapkan terima kasih kepada Lail. Esok akhirnya mau memberikan satu tiketnya untuk Claudia. Padahal Lail tidak berbuat apa-apa! Lail masih juga belum menerima kabar dari Esok tentang tiket itu dan siapa yang akan pergi!
Akhirnya Lail mengambil kesimpulannya sendiri bahwa sesungguhnya Esok lebih mencintai Claudia daripada dirinya. Benar apa kata Maryam. Esok lebih mencintai Claudia. Lail pun patah hati.
Inilah yang membuat Lail pergi untuk terapi. Ia ingin menghilangkan ingatannya tentang hujan - tentang Esok.
Ternyata dugaan mereka salah! Esok tidak bisa dihubungi karena dia sedang membuat kloning otaknya. Memang satu tiket itu diberikan untuk Claudia, karena Esok tidak ikut naik ke kapal itu. Ia memilih untuk tinggal bersama Lail, orang yang dia cintai. Begitu mendengar kabar tentang Lail, esok langsung pergi ke tempat terapi.
Akan tetapi terapi dan operasi menghilangkan memori sudah terlanjur dijalankan dan sudah selesai. Apakah yang teradi beerikutnya? Apakah Lail telah melupakan Esok?

KELEBIHAN
Materi bahasa didalam novel ini cukup ringan dan mudah dipahami. Meski halamannya cukup tebal, namun dalam novel ini segala sesuatunya terasa pas. Alurnya tidak membosankan dan sudah sesuai dengan jalan cerita, tidak terasa di panjang-panjangkan atau dilambat-lambatkan. Bahkan di beberapa bagian ada yang dipercepat ceritanya. Jalan ceritanya sendiri tidak bisa ditebak sama sekali.
Banyak kejutan-kejutan yang terjadi dalam novel ini dan tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Misalnya adanya musim dingin berkepanjangan akibat efek gunung meletus. Kemudian karena campur tangan manusia, musim dingin ini berubah menjadi musim panas yang akhirnya menjadi malapetaka. Musim panas terjadi tanpa tahu kapan berakhirnya. Hujan juga tidak lagi turun ke bumi. Hal-hal seperti ini membuat imajinasi pembaca melambung tinggi.
Belum lagi dengan kecanggihan teknologi yang bisa membuat anting-anting sebagai pemandu online, sistem transportasi tanpa supir, alat komunikasi yang tertanam di tangan dan sebagainya. Semuanya terasa nyata dan pasti bisa terjadi di masa depan.
Tidak adanya daftar isi dan sinopsis di sampul belakang juga menjadi daya tarik tersendiri dalam novel ini. Hal ini akan membuat para pembacanya penasaran dan tidak ada pilihan lain selain terus membaca hingga akhir.
Tidak hanya itu saja, novel ini dirancang dengan kebahasaan yang bagus, sehingga dapat membuat pembacanya berimajinasi dan ikut merasakan yang dirasakan oleh setiap tokoh, terutama Lail. Seperti, kecanggihan teknologi, perpisahan dan kehilangan orang yang amat disayangi, tragedi kereta bawah tanah, peristiwa abu vulkanik, dll.

KEKURANGAN
Menurut saya, tokoh Lail dalam novel ini karakternya kurang kuat. Dia hanya seorang gadis lemah, cengeng dan tidak mempunyai inisiatif apa-apa. Keberhasilannya dalam berbagai hal di dalam cerita karena ajakan dari temannya Maryam. Tanpa Maryam, Lail tak akan bisa meraih apapun. Seharusnya sebagai tokoh utama, Tere Liye menempatkan Lail sebagai inisiator bukan tokoh yang mengikuti apapun kemauan temannya walaupun itu hasilnya baik juga.
Beberapa bagian dalam novel ini menyatakan kalimat “secanggih-canggihnya teknologi, tidak ada yang dapat menandingi kekuasaan Tuhan”. Hal itu dipahami oleh semua orang di dalam cerita. Namun demikian entah kenapa Tere Liye tidak menempatkan para tokoh di dalamnya untuk berdoa dan beribadah. Tidak ada satupun bahasan agama didalam novel ini, semuanya hanya membicarakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mulai dari awal hingga akhir halaman, saya bertanya-tanya kira-kira agama para tokoh ini apa?, ini terasa janggal sekali bagi saya.
Beberapa salah kata juga saya temui dalam novel ini, yang paling kentara dan bikin kening berkerut adalah tentang tugas pertama Lail dan Maryam. Di halaman 120 tertulis “Jika kalian bersedia, setelah menerima pin besok pagi, kalian akan ditugaskan segera di Sektor 3 selama liburan panjang”. Namun, dalam halaman 135 tertulis, “Pagi ini kami berangkat ke Sektor 4, Penugasan pertama dari organisasi”.  Sebenarnya Lail itu ditugaskan di sektor 3 atau 4? Semoga cetakan selanjutnya ada jawaban dan bisa diperbaiki.

PENUTUP
Terlepas dari beberapa kekurangan yang ada dalam novel ini, namun saya cukup puas setelah membacanya. Ada senyum yang terukir pasca membacanya dan ada beberapa yang tidak saya mengerti bahasa / maksud dari kata-kata dalam novel ini. Namun, efek dalam cerita novel hujan ini juga membekas hingga beberapa lama. Masih terbayang-bayang adegan-adegan yang terjadi dalam cerita dan membuat saya tidak bisa move on dalam beberapa hari. Yang pasti novel ini telah sukses membuat saya bermain imajinasi dunia masa depan. Jika direnungkan, ada banyak pelajaran tersirat dari cerita novel ini. Novel ini sangat bagus dan sangat direkomendasikan untuk dibaca siapa saja, terutama untuk yang senang berimajinasi.