Follow Us @literasi_smkn23jkt

Kamis, 01 Desember 2016

Bunda Teresa - Sang Misionaris Cinta Kasih

Bunda Teresa- Sang Misionaris Cinta Kasih
Disusun oleh Riya Mega


  1. Suster Teresa atau Bunda Teresa lahir pada 26 Agustus 1910 di Skopje, Macedonia. Beliau adalah anak dari pasangan Nikola dan Drane Bojaxhiu. Ia merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara, ia memiliki seorang saudara perempuan dan seorang saudara laki-laki yang bernama Aga Bojaxhiu dan Lazar Bojaxhiu. Ayah nya adalah seorang pedagang sukses. 
  2. Namun, pada saat Bunda Teresa berusia delapan tahun, ayah nya meninggal dunia yang menyebabkan keluarga nya mengalami kesulitan finansial. Meski demikian, ibu nya tidak menyerah dengan keadaan yang di alami. Ia tetap menjaga dan merawat ketiga anak nya dengan penuh kasih sayang.
  3. Ketika memasuki usia remaja, Bunda Teresa bergabung dalam kelompok pemuda jemaat lokal nya yang bernama Sodality. Karena pengajaran di dalam kelompok itu, ia tertarik dengan hal misionari. Sehingga, pada  usia tujuh belas, ia memasuki sekolah biarawati misionaris Katolik di Loreto Abbey, Rathfarnham. Bunda Teresa pun terlibat dalam berbagai pelayanan sehingga ia dikirim ke India untuk melanjutkan pendidikan biarawati nya. 
  4. Setelah ia mengikrarkan komitmennya kepada Tuhan, ia mulai mengajar di Saint Mary’s High School di Kalkuta. Beliau mengajar pelajaran geografi dan katekisasi. Dan pada tahun 1944, ia menjadi kepala sekolah. Akan tetapi, kesehatannya memburuk karena TBC yang diderita nya sehingga ia pun tidak dapat mengajar lagi. Beliau dikirim ke Darjeeling. 
  5. Di dalam perjalanan nya menuju Darjeeling, ia merasakan belas kasih bagi banyak jiwa. Selama berbulan-bulan, ia merasakan bagaimana kepedihan kaum miskin yang ditolak. Pada tahun 1948, Suster Teresa atau Bunda Teresa memulai pelayanannya di bawah Keuskupan Kalkuta. Ia memulai pelayanannya dengan membuka sebuah sekolah di lingkungan kumuh.
  6. Di samping mengajarkan membaca dan menulis, ia juga membawa anak-anak yang sakit ke rumahnya dan merawat mereka. Tidak hanya individu-individu yang merasakan cinta kasihnya, tapi berbagai organisasi juga merasakannya karena ia banyak menolong sesama tanpa membeda-bedakan. 
  7. Karena pelayanannya yang membantu banyak orang, banyak juga orang yang tersanjung pada aksi sosialnya dan bergabung bersama Suster Teresa. Selama tahun-tahun berikutnya, banyak tersebar Missionary of Charity di berbagai tempat. Sebanyak 450 pusat pelayanan tersebar di seluruh dunia untuk melayani orang-orang miskin yang terlantar. Ia juga salah satu pionir yang membangun pusat rehabilitasi bagi para penderita AIDS. Pusat rehabilitasinya pun didirikan di kota New York.
  8. Berkat baktinya bagi mereka yang tertindas, Bunda Teresa mendapatkan penghargaan kemanusiaan. Ia menerima John XXIII International Prize for Peace (1949). Di tahun yang sama, Ia juga memperoleh penghargaan Good Samaritan di Boston. Setelah mengabdikan dirinya selama bertahun-tahun di India, tentu saja pemerintah tidak menutup pelayanannya. Pada tahun 1972, Suster Teresa menerima Pandit Nehru Prize. Setahun kemudian, ia menerima Templeton Prize dari Pangeran Edinburgh.
  9. Ia terpilih untuk menerima penghargaan tersebut dari dua ribu kandidat dari berbagai Negara dan agama oleh juri dari sepuluh kelompok agama di dunia. Puncaknya adalah ketika ia menerima penghargaan Nobel Perdamaian. Hadiah sebesar $6.000 yang diperolehnya ia sumbangkan kepada masyarakat miskin di Kalkuta. Ia berkata bahwa penghargaan duniawi menadi penting hanya karena penghargaan tersebut dapat membantunya menolong dunia yang membutuhkan.
  10. Memasuki tahun 1990-an, kondisi Suster Teresa tidak mengizinkannya melakukan aktivitas yang berlebihan, khususnya setelah serangan jantung pada 1989. Kesehatannya merosot, sebagian karena usianya, sebagian karena kondisi tempat tinggalnya, sebagian lain dikarenakan perjalanannya ke berbagai penjuru dunia.
  11. Bunda Teresa menutup usia di usianya yang ke 87 tahun pada tanggal 5 September 1997. Upacara pemakamannya diadakan pada 13 September 1997, di Stadion Netaji, India yang berkapasitas 15.000 orang. Sebagian besar yang menghadiri upacara tersebut adalah sebagian mereka yang dilayani oleh Bunda Teresa. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar