Follow Us @literasi_smkn23jkt

Kamis, 01 Desember 2016

Nabi Muhammad SAW : Sang Pembawa Peradaban Dunia

Disusun oleh : Rani Wulandari



Muhammad SAW lahir di Mekkah Al-Mukarammah pada hari Senin 12 Rabi’ul Awal tahun Gajah. Disebut tahun gajah karena pada saat beliau lahir, pasukan Abraham menggunakan gajah besar yang menyerang Mekkah. Namun, pasukan tersebut lumpuh akibat serangan burung ababil yang membawa bara api dari neraka. Garis nasab ayah dan ibunya bertemu pada Kilab ibn Murrah. Apabila ditarik ke atas, silsilah beliau sampai pada Nabi Ismail As dan Nabi Ibrahim As.
Muhammad SAW dilahirkan sebagai yatim. Ayahnya yang bernama Abdullah ibn Abdul Muthalib wafat setelah tiga bulan menikahi ibunya. Nama Muhammad merupakan pemberian kakeknya Abdul Muthalib. Sebuah nama yang tidak lazim dan populer di kalangan suku Quraisy saat itu. Beliau beberapa hari disusui oleh Tsuwaibah, sahaya Abu Lahab, kemudian dilanjutkan penyusuan dan pengasuhannya oleh Halimah Al-Sa’diyah.
Ketika berusia 5 tahun, beliau dikembalikan kepada Aminah ibu kandungnya. Akan tetapi, setahun kemudian ibu kandung yang dicintainya ini wafat saat Muhammad SAW berusia 6 tahun. Muhammad SAW diasuh oleh Abdul Muthalib kakeknya. Dua tahun kemudian saat Muhammad berusia 8 tahun, kakeknya wafat, beliau diasuh oleh Abu Thalib pamannya. Abu Thalib adalah salah seorang putera Abdul Muthalib yang paling miskin, tetapi sangat disegani dan dihormati oleh penduduk Mekah.
Ketika usia 12 tahun, Muhammad SAW ikut pamannya Abu Thalib berdagang di Syiria. Ketika Abu Thalib sampai di Bushra, ia bertemu pendeta Kristen, Buhaira namanya. Pendeta itu melihat tanda-tanda kenabian pada diri Muhammad. Ia memperingatkan Abu Thalib agar menjaga keselamatan Muhammad dari orang-orang Yahudi yang apabila melihat tanda-tanda itu mereka akan mencelakai dan membunuh Muhammad.
Tatkala Muhammad SAW berusia 15 tahun, terjadi peperangan antara suku Quraisy dan kabilah Hawazin. Dalam perang ini, Muhammad membantu pamannya memungut anak panah yang dilontarkan musuh dan sesekali melepaskan anak panah ke pihak musuh. Perang ini berakhir dengan perdamaian yang melahirkan perserikatan (organisasi) bernama hilf al-fudhul (sumpah utama). Di organisasi ini, Muhammad terpilih menjadi anggotanya dan merupakan anggota termuda.
Selain aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, masa remaja Muhammad SAW dilalui dengen menggembala kambing keluarganya dan kambing penduduk Mekkah di daerah Jiad. Pada usia 24 tahun, Muhammad SAW bergabung dengan kelompok dagang Siti Khadijah untuk melakukan perniagaan ke Syiria. Di sini, Muhammad menunjukkan kepiawaiannya dalam berdagang. Sikap dan tutur kata Muhammad ketika menawarkan barang dagangan membuat minat calon pembeli untuk berbelanja padanya, sehingga barang yang ditawarkan laku keras dan memperoleh keuntungan besar. Hal ini membuat Khadijah tertarik dengannya.
Menginjak usia 25 tahun, Muhammad mendapat pinangan dari Khadijah untuk menjadi suaminya. Khadijah menyuruh Nafisah pembantu setianya untuk menemui Muhammad dan menyampaikan isi hatinya. Setelah berpikir serius dan berdiskusi dengan pamannya, akhirnya Muhammad menerima pinangan Khadijah. Pada tahun itulah, Muhammad resmi menjadi suami Khadijah.
Ketika berusia 35 tahun, terjadilah bencana alam (banjir) di kota Mekkah. Bencana ini menyebabkan Ka’bah yang ada di Mekah mengalami kerusakan, sehingga Hajar Aswad berpindah dari tempat semula. Saat itu terjadi perselisihan tentang siapa yang berhak menempatkan Hajar Aswad ke tempat semula. Muhammad SAW berhasil mendamaikan perselisihan tersebut. Muhammad meminta selembar kain. Kain itu dihamparkan lalu batu itu diletakkan di atasnya dengan tangan beliau sendiri. Disuruhnya ketua setiap kabilah memegang ujung kain, lalu mengangkatnya bersama-sama dan membawa ke tempat dimana Hajar Aswad itu diletakkan. Kemudian beliau mengambil Hajar Aswad dari atas kain tersebut dan meletakannya ke tempat semula. Keputusan ini ternyata memuaskan semua pihak yang bertikai. Dalam peristiwa inilah, Muhammad mendapat julukan Al-Amin (orang yang terpercaya) dari kaumnya.
Sekitar usia 40 tahun pada malam Senin 17 Ramadhan tahun 13 SH, selagi Muhammad berkhalwat di Gua Hiro, Jibril menyampaikan wahyu pertama, yaitu lima ayat surat Al-Alaq. Dengan turunnya ayat tersebut, Muhammad resmi menjadi utusan Allah (Rasulullah) yang bertugas menyampaikan risalah Allah, bahwa tiada Tuhan yang wajib disembah kecuali Allah, dan bahwasanya Muhammad itu utusan Allah.
Muhammad SAW melaksanakan tugas risalahnya selama 3 tahun di Mekkah dan 10 tahun di Madinah. Dakwah dalam periode Mekkah ditempuh melalui 3 tahap. Tahap pertama, dakwah secara diam-diam sesuai perintah allah dalam surat Al-Muddatsir ayat 1-7. Dalam tahap ini Muhammad mengajak keluarga yang tinggal serumah dan sahabat-sahabat dekatnya agar meninggalkan agama berhala dan beribadah hanya kepada Allah SWT.
Tahap kedua yaitu, dakwah semi terbuka sesuai perintah Allah SWT dalam surat Al-Syu’ara ayat 214. Dalam tahap ini Muhammad menyeru keluarganya dalam lingkup yang lebih luas. Yang menjadi sasaran utama dakwah ini adalah Bani Hasyim. Tahap ketiga yaitu, tahap dakwah secara terbuka sesuai perintah Allah dalam surat Al-Hijr ayat 15. Dalam tahap ini Muhammad SAW menyeru dakwahnya tidak hanya kepada keluarga tetapi meluas sampai ke masyarakat Mekah.
Pada fase ketiga ini, Muhammad mendapat tantangan dan reaksi yang keras dari kalangan Quraisy. Kaum Quraisy mengancam akan membunuh Muhammad jika ia terus menyebarkan dakwahnya. Intimidasi kafir Quraisy ini berlangsug hingga puluhan tahun. Ketika menghadapi intimidasi inilah, Muhammad SAW menunjukkan kesabaran yang luar biasa.
Kira-kira usia 50 tahun, Muhammad ditinggal wafat oleh dua orang yang dicintainya dan selalu mendukung dakwahnya serta melindunginya dari kaum kafir Quraisy yaitu Abu Thalib dan Khadijah. Tahun ini dikenal dengan am al-huzn, yakni tahun duka cita dan kesedihan. Dengan meninggalnya dua orang pembela yang setia itu, orang-orang Quraisy semakin berani melakukan penghinaan dan penganiayaan kepada Rasulullah. Kemudian, Muhammad mencoba pergi ke Thaif untuk menyampaikan dakwah kepada pemuka kabilah disana. Namun, penduduk Thaif menolak dakwah Muhammad, bahkan mengusirnya dengan melepari batu sehingga tubuh beliau berlumuran darah. Di peristiwa itu, kesabaran Muhammad juga diuji.
Pada usia 51 tahun, tepatnya tanggal 27 Rajab tahun 11, Muhammad SAW menerima perintah Isra Miraj. Dalam peristiwa ini Nabi Muhammad menerima perintah kewajiban sholat sebanyak 5 waktu berjumlah 17 rakaat. Perintah ini wajib disampaikan oleh seluruh manusia, namun ketika beliau menyampaikan tidak semua mempercayai bahkan ada yang mengira bahwa beliau tidak waras. Kekerasan terhadap kaum muslimin yang mengikuti ajaran Muhammad makin meningkat, bahkan pemuka Quraisy sepakat akan membunuh Muhammad. Dengan menghadapinya, Muhammad SAW menganjurkan para pengikutnya untuk hijrah ke Yastrib atau Madinah. Sejak kedatangan Muhammad, Yastrib berubah namanya menjadi al-Madinah al-Munawwarah (kota yang mendapat cahaya)
Di Madinah, Rasulullah SAW lebih leluasa menjalani aktivitasnya. Beliau meletakkan dasar-dasar kemasyarakatan berupa menyusun sejumlah nilai dan norma yang mengatur manusia dan masyarakat dalam hal yang berkaitan dengan peribadatan, sosial, ekonomi, dan politik yang bersumber dari Al-Quran dan Al-Sunah. Beberapa asas kemasyarakatan yang telah diletakkan oleh Muhammad SAW, antara lain : persaudaraan (al-ikha), persamaan (al-musawah), toleransi (al-tasamuh), musyawarah (al-tasyawur), tolong menolong (al-taawun), dan keadilan (al-adalah). Dari Madinah pula Muhammad SAW melakukan ekspansi dakwahnya sampai ke negara-negara di luar jazirah Arab seperti Persia, Romawi, Habsyi, Mesir, dan sebagainya.
Tatkala usia 60 tahun, setelah kafir Quraisy yang ada di Mekkah melanggar perjanjian Hudaibiyah. Dalam peristiwa ini, Nabi Muhammad SAW beserta 10.000 pasukan bergerak dari Madinah menuju Mekkah secara keseluruhan sekaligus menghancurkan berhala yang ditempatkan disekitar ka’bah. Akhirnya Muhammad dengan mudah menaklukan kota Mekkah. Peristiwa ini dikenal dengan Fathul Mekkah.
Pada usia 62 tahun, setelah Islam mencapai kemenangan Islam, Muhammad kembali mendatangi kota Mekkah bersama sekita 100.000 pengikutnya untuk menunaikan ibadah haji. Tepat tengah hari di padang Arafah, beliau menyampaikan pidato yang amat penting. Ternyata pidato itulah menjadi pidato terakhir Rasulullah SAW dalam Khutbah nya sebelum beliau wafat. Pidato ini disebut dengan khutbah al-wada (pidato perpisahan).
Tepat usia 63 tahun, pada Senin 12 Rabiul Awal 11 H, kira-kira tiga bulan setelah menunaikan ibadah haji itu, Muhammad menderita demam beberapa hari. Beliau wafat ditengah-tengah umat yang tak sanggup melihat kesakitannya. Malaikat Jibril memalingkan wajahnya karena tak kuasa melihat kekasih Allah ini menghadapi sakaratul maut. Umatku, umatku, umatku. Begitu yang Muhammad SAW sebut sebelum wafatnya, diujung usianya beliau sangat peduli hingga memikirkan keselamatan umatnya. Di penghujung usianya juga dia berdoa agar umatnya tidak merasakan sakitnya sakaratul maut yang beliau alami. Muhammad SAW wafat dengan tenang di tengah-tengah pendukungnya yang setia dan mencintainya. Pemimpin terbesar dunia itu telah menyelesaikan tugasnya dan kembali kepada Allah SWT.
Muhammad SAW bersabda, “Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara. Kalian tidak akan tersesat selama-lamanya selagi kalian berpegang teguh pada keduanya, yaitu Kitab Allah (Al-Quran) dan sunah Rasul.” (HR Malik, Muslim dan Ash-hab al-Sunan). Wafatnya beliau telah mewarisi sumber pedoman bagi umat Islam yaitu Al-Quran dan Hadist. Dalam riwayat dikatakan bahwa Rasulullah akan datang memberi syafaat di hari kiamat kepada umatnya yang senantiasa taat pada Allah dan menjalankan sunah.
Dalam penulisan ini hanya sebagian dari kisah Rasulullah yang dijelaskan, sesungguhnya masih banyak kisah Rasulullah yang sangat indah dan patut menjadi contoh teladan di era modern seperti sekarang ini. Allah SWT telah menciptakan sosok Muhammad yang sempurna akhlaknya. Dalam keadaan apapun Rasulullah jalani dengan sabar, mulai dari difitnah, dicaci maki, ingin dibunuh, bahkan dilempari kotoran. Rasulullah tidak membalas perbuatan keji mereka. Rasulullah juga memberi makan setiap hari kepada seorang Yahudi yang buta matanya, meski orang Yahudi tersebut sangat benci sekali dengan beliau. Rasulullah selalu bertutur kata baik untuk menjaga perasaan orang lain. Meskipun telah dijamin masuk surga, Rasulullah SAW selalu menjaga qiyamul lail hingga kakinya bengkak-bengkak.
Hanya Rasulullah SAW yang sangat pantas untuk dijadikan idola bagi umat manusia. shiddiq, amanah, fathonah, dan tabligh yaitu sifat yang ada pada diri Rasulullah yang artinya benar, dapat dipercaya, cerdas, dan menyampaikan. Rasulullah telah mencontohkan perbuatan yang seharusnya dilakukan jauh dari 1400 tahun yang lalu. Peradaban yang awalnya jahiliyah menjadi peradaban islamiah dengan adanya Rasulullah SAW. Allah SWT telah menyempurnakan kitab sebelumnya (taurat, zabur, dan injil) dengan Al-Quran yaitu wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara Malaikat Jibril untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia sebagai pedoman hidup. Sumber-sumber hukum tercantum di dalamnya, sehingga umat tidak perlu khawatir jika terjadi perselisihan ada Al-Quran sebagai solusinya. Kitab yang telah terjaga kemurniannya sampai kapanpun. Telah terbukti saat ini bahwa satu ayat dapat menggoncangkan dunia dan Al-Quran telah merubah sejarah. Jadikanlah Rasulullah SAW sebagai idola mu, sebab dia telah memikirkanmu sejak 1400 tahun yang lalu saat penghujung usianya.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                            
Sumber : 
https://sanggapramana.wordpress.com/2011/02/20/biografi-singkat-nabi-muhammad-saw/
Pustaka : Amirulloh Syarbini & Jumari Haryadi, Dahsyatnya SABAR, SYUKUR, IKHLAS MUHAMMAD SAW
m.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/12/05/26/m4lylz-inilah-warisan-rasulullah-saw

Tidak ada komentar:

Posting Komentar