Follow Us @literasi_smkn23jkt

Kamis, 12 Mei 2016

Fenomena Sosial

Tradisi Mudik Lebaran
Disusun oleh : Rosita


            Pengertian mudik adalah kegiatan perantau/pekerja migran untuk kembali ke kampung halamannya. Mudik berasal dari bahasa Jawa “Mulih Dhisik” yang artinya pulang dulu. Mudik di Indonesia identik dengan tradisi tahunan yang terjadi menjelang hari raya besar keagamaan misalnya menjelang lebaran. Mudik lebaran merupakan tradisi inklusif, yang didalamnya mengandung benih ikatan-batinilah sangat dalam kekeluargaan yang luhur.
            Penyebab terjadinya mudik saat lebaran ialah tidak semua orang bekerja dalam rangka mencari nafkah berada di daerah tempat tinggalnya, kebanyakan bekerja dikota besar atau luar negri, meninggalkan desa atau daerah tempat dimana berkumpul dengan keluarga. Mudik lebaran sudah menjadi tradisi tahunan yang memiliki efek perbaikan hidup atau tetapi untuk rasa kehilangan bagi mereka yang hidup jauh dari orang tua dan keluarga.
        Arus urbanisasi sebenarnya salah satu penyebab terjadinya mudik. Jika pemerataan pembangunan yang dikelola oleh pemerintah bisa optimal hingga ke daerah-daerah dan desa-desa terpencil. Kemungkinan jumlah pemudik akan menurun dan stabil sehingga tidak akan menimbulkan kemacetan dapat di antisipasi, serta sektor ekonomi akan menunjukkan stabilitas yang cukup baik.
           Dampak mudik yang terjadi pada saat lebaran ialah penyediaan sistem transportasinya, karena secara bersamaan jumlah masyarakat menggunakan angkutan umum atau kendaraan malalui jaringan jalan yang ada sehingga sering mengakibatkan penumpang/pemakai perjalanan menghadapi kemacetan, penundaan perjalanan, kecelakaan.
           Hasrat pemudik yang ingin cepat-cepat sampai tempat tujuan tanpa memperhatikan lagi keselamatan diri. Itulah sebabnya mengapa korban-korban kecelakaan terus berjatuhan dalam arus mudik dan balik. Bahkan mereka banyak memakai angkutan umum jasa kereta api, banyak yang kecewa, mengeluh kepada petugas yang dinilai kurang profesional. Akibat peraturan perjalanan yang ketat untuk mengejar layanan berdasarkan kuantitas, hal-hal kecil malah tidak diperhatikan hingga menurunkan kualitas pelayanan.

Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar