Follow Us @literasi_smkn23jkt

Kamis, 18 Mei 2017

"Iqro" Pengetahuan yang Berhubungan


Disusun oleh : Sobiroh Wanti R 


Judul Film                : "Iqro"
Tahun Rilis               : Januari 2017
Sutradara                 : Iqbal AlFajri
Produksi                   : Masjid Salman ITB, Salman Film Academy
Pemain/Aktor film    
1)    Aisha Nurra sebagai Aqila 
2)    Raihan Khan sebagai Fauzi 
3)    Meriam Bellina sebagai Nenek Fauzi 
4)    Mike Lucock sebagai Ayah Fauzi 
5)    Adhitya Putri sebagai Kak Raudhah 
6)    Cok Simbara sebagai Kakek Aqila/ Opa Wibowo 
7)    Neno Warisman sebagai Nenek Aqila  

Orientasi 1
Tanah air pada tahun 2017 muncul produksi perfilman baru dengan judul "Iqro". Film bergenre petualangan anak-anak yang religius, film yang sangat mendidik, baik dan inspiratif terutama untuk generasi muda Islam. Diproduksi oleh rumah produksi baru yaitu Masjid Salman (ITB) dan Salman Film Academy. Film perdana yang disutradarai oleh Iqbal AlFajri, naskah ditulis oleh Aisyah A Nasution dan Tatia. Film yang diproduseri oleh Budiyati Abiyoga dan Rosa Rai Djalal, dengan durasi yang singkat yaitu 97 menit. Dibintangi aktor dan aktris anak-anak yaitu Aisha Nurra Datau dan Raihan Khan serta didukung oleh aktor dan aktris senior seperti Cok Simbara, Hj. Neno Warisman, Jajang C Noer, Meriam Bellina, Mike Lucock, Adhitya Putri dan banyak melibatkan pemain cilik.
Orientasi 2
Film yang menceritakan tentang kisah gadis kecil bernama Aqila berumur 9 tahun, yang menyukai bidang astronomi namun kurang minat belajar Al-Quran sehingga belum bisa mengaji. Aqila akan membuat tugas sekolahnya yang berhubungan dengan astronomi sekaligus ingin membuktikan pada teman-temannya bahwa ia bisa meneropong planet Pluto lewat teropong utama Bosscha. Karena kakeknya seorang ketua astronom di Observatorium Bosscha. Kakeknya memberikan syarat Aqila harus bisa mengaji, baru boleh meneropong Pluto. Pengalaman Aqila belajar Al Quran dan teladan dari kakeknya inilah yang membangunkan mata hati Aqila tentang kebesaran Allah subnahu wa ta’alaa yang menciptakan alam semesta.
Tafsiran 1
Karena di sekolahan Aqila di berikan tugas dan teman-temannya tidak mempercayai Aqila bisa meneropong planet Pluto. Aqila akhirnya berniat untuk pergi ke rumah kakeknya untuk bisa menyelesaikan tugasnya dan membuktikan pada teman-temannya. Dan sesampainya di rumah kakeknya apa yang diinginkan Aqila tidak bisa terwujud begitu saja. Ia harus belajar mengaji, yang menurutnya belajar mengaji adalah hal yang membosankan. Gambaran yang menujukan bahwa mengaji itu jenuh, tidak menyenangkan. Padahal belajar Al Quran sejak kecil sebagai dasar bagi perkembangan pribadi generasi muda islam.
Tafsiran 2
Kisah film ini seharusnya menjadi tayangan yang menginspirasi keluarga-keluarga muslim. Religius dan ilmu pengetahuan yang pastinya tidak kalah menarik untuk di tonton bersama dari kalangan anak-anak, remaja, dan orang tua. Ilmu pengetahuan tentang astronomi yang pastinya ada kesinambungan dengan penciptaaan alam semesta ini oleh tuhan. Dibuktikan oleh Aqila ingin meneropong planet Pluto lewat teropong utama Bosscha. Oleh sebab itu pesan moral yang didapatkan tidak hanya pengetahuan dunia saja tapi pengetahuan agama islam pun ada.
Tafsiran 3
Dalam belajar Al Quran Aqila mendapatkan petualangan yang tidak terlupakan. Dari keusilan Fauzi, sampai diadakannya sebuah perlombaan membaca Al Quran. Sampai Aqila dan Fauzi bersaing untuk mengetahui kemampuan membaca Al Qurannya siapa yang terhebat, dan pada akhirnya yang menjadi pemenangnya adalah Fauzi. Fauzi seorang yang rajin mengaji, membantu pekerjaan neneknya, patuh pada orang tua. Dalam hal ini Fauzi sudah tidak memiliki seorang ibu, ia hanya tinggal bersama ayah dan neneknya. Sehingga kita tidak bisa melihat orang dari luarnya saja.
Observatorium Bosscha akhirnya tidak jadi ditutup, yang awalnya akan ditutup dikarenakan akan dibangunnya sebuah hotel yang menyebabkan jika hotel itu dibangun maka daerah disekitarnya akan terang. Sehingga jika ingin melihat bintang di Bosscha tidak terlihat lagi, karena jika ingin melihat bintang butuh penerangan yang minim bahkan gelap agar bintang atau planet yang akan dilihat menjadi terlihat. Bang Codet/ Ayah Fauzi yang berkerjasama oleh pendiri hotel yang berniat membuat Observatorium Bosscha ditutup. Akhirnya dengan keberaniannya mengakui kesalahannya kepada Opa Wibowo. Dari gambaran di Bosscha yang tadinya akan  ditutup kita bisa mengetahui, bahwasannya semua masalah serahkan pada Allah subnahu wa ta’alaa, jika kita sudah berikhtiar.
Tafsiran 4
Film ini di simbolkan oleh perjuangan Aqila untuk melihat sebuah planet pluto tapi Aqila harus belajar Al Quran dahulu. Saat disinilah petualangan yang susungguhnya di mulai. Pada awalan belajar Al Quran sangat malas, apalagi untuk anak kecil yang cepat bosan. Tapi dengan metode belajar yang tidak membosankan, dan kebetulan pengajar Al Quran juga memiliki pengetahuan sains yang diminati oleh Aqila. Sehingga lama kelamaan bisa untuk membaca Al Quran, sampailah pada perlombaan membaca Al Quran yang diikuti oleh anak-anak. Aqila dan Fauzi mengikuti lomba tersebut. Tempat Observatorium Bosscha tetap berjalan seperti biasa, para donatur kembali untuk mendanai tempat Pusat Peneropongan Bintang Bosscha (Observatorium Bosscha).
Tafsiran 5
Alur cerita yang dibangun mirip dengan kisah film Petualangan Serina disutradarai oleh Riri Reza. Tapi kisahnya masih bagus untuk disaksikan. Untuk mengetahui kebesaran tuhan dalam menciptakan dunia dan seluruh isinya, kita harus mempelajari Al Quran. Karena semua ilmu pengetahuan yang ada di dunia ini sudah ada dalam Al Quran dan sudah lengkap dengan penjelasannya mengenai firman-firman Allah subnahu wa ta'alaa. Terbukti oleh Aqila yang di beri syarat oleh kakeknya sebelum ia meneropong planet pluto ia harus belajar Al Quran, dan akhirnya di rumah kakeknya ia belajar Al Quran sampai keinginannya melihat pluto tersampaikan.
Tafsiran 6
Tepatnya film Iqro jadi bagian dakwah religi yang menghibur dan pas buat keluarga. Film ini menggabungkan Agama Islam dengan Pengetahuan Saint yaitu untuk membangun anak-anak cinta Al-Quran dan sekaligus mempunya motivasi untuk mendalami dunia saint. Karena ditayangkan dengan cerita yang ringan dan tanpa menggurui, menghibur sekaligus mencampurkan emosi penonton penuh haru dan berurai air mata.
Evaluasi 1
Film ini akan meramaikan industri perfilman di Indonesia tentang cerita anak-anak yang bernuansa religi. Kelebihan film ini bisa mendorong munculnya inspirasi lewat anak-anak, bisa menjadi motivasi pada semua pihak untuk mau dan peduli bikin film beredukasi demi kecerdasan anak-anak, sesuai nilai-nilai agama yang harus ditanamkan sejak dini.
Evaluasi 2
Durasinya yang singkat membuat kekurangan dari film ini. Para pemain yang sudah berakting dengan cukup bagus. Pada saat mulai atau di awal cerita tidak terlalu jelas, karena hubungan dengan judul "Iqro". Tapi lama-kelamaan jadi menarik, dan petualangan yang menyenangkan.
Rangkuman
Seorang anak kecil yang sangat gandrung pada saint namun diharuskan juga untuk belajar  membaca Alquran terlebih dahulu. Karena keharusan bagi setiap muslim dari waktu kecil untuk belajar Al Quran dan mencintainya sebagai dasar perkembangan generasi muda islam yang semakin bertaqwa pada Allah subnahu wa ta'alaa. Tentunya yang mengajarkannya juga harus memiliki metode yang menyenangkan, tidak membuat bosan anak-anak. Belajar Al Quran tidak kalah menarik dari belajar pengetahuan saint, apa yang terdapat dalam dunia saint pasti sudah ada dalam Al Quran. Judul "Iqro" terinspirasi dari wahyu yang diterima Nabi Muhammad shalallahu'alaihi wasallam.

Diakses pada tanggal 12 mei 2017
Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar