Follow Us @literasi_smkn23jkt

Rabu, 24 Mei 2017

Man Jadda Wajada : "Negeri 5 Menara"

Disusun Oleh : Miftahul Kamal


Judul Film : Negeri 5 Menara
Tahun : 1 Maret 2012
Sutradara : Affandi Abdulrahman
Pemeran dalam Negeri 5 Menara :
Ikang Fawzi Kyai Rais
Lulu Tobing Amak
David Chalik Ayah
Donny Alamsyah Ustad Salman
Ariyo Wahab Alif dewasa
Gazza Zubizareta Alif remaja
Billy Sandy Baso remaja
Ernest Samudra Said remaja
Rizki Ramdani Atang remaja
Jiofani Lubis Raja remaja
Aris Putra Dulmajid remaja
Eriska Rein Sarah
Andhika Pratama Fahmi (Santri senior)
Mario Irwinsyah Iskandar (Santri senior)
Sakurta Ginting Randai
Orientasi:
Film Negeri 5 menara yang diangkat dari kisah nyata seorang penulis berbakat Ahmad Fuadi. Film ini disutradarai oleh Affandi Abdulrachman dan dibintangi oleh Billi sandi sebagai ( Baso dari Goa), Rizky Ramdan sebagai( Atang dari bandung), Ernest Samudra(Said dari Surabaya) Gio Fanilubis ( Raja dari medan), Aris Putra( Dulmajid dari Madura). Film ini diadaptasi dari sebuah novel dari judul yang sama.

Tafsiran 1 :
Dalam Film Negeri 5 Menara berkisah tentang alif seorang pemuda yang hidup dikeluarganya yang religius di Tanah Gadang. Ia brmimpi menjejakkan kaki di Pulau Jawa dan masuk dalam barisan mahasiswa sebuah kampus terkenal di Bandung. Sayangnya orangtuanya justru masukkannya ke pondok Pesantren Madani, karena mereka menganggap sia-sia kalau sudah sampai di Jawa, Alif tidak  bisa mendapatkan pendidikan akhlak yang baik. Untungnya, beruntung Alif bisa bertemu dan menjalin sebuah persahabatan yang bisa menghasilkan bermacam kejadian yang menarik.
Tafsiran 2 :
Alif mengalami berbagai macam pergolakan yang juga berbenturan dengan rasa ingin membahagiakan kedua orang tuanya, penjelasan didalam alir film cukup detail dan panjang dalam satu perjalanan waktu. Penonton pun diberikan tontonan berupa perjalanan seorang anak lewat waktu yang berjalan lambat. Orang tua Alif memang bertindak protektif kepadanya, dalam hal ini Alif diperlakukan protektif dengan cara memasukkannya ke Pondok Pesantren, hal itu masih bisa hadir bagi penonton meskipun Alif sudah tidak lagi bersama kedua orangtuanya.

Tafsiran 3  :
Ada ustadz Salman yang mendadak punya posisi signifikan dengan keberadaan Alif dan kawan- kawannya ustadz Salman selalu menjadi penolong disaat ke enam sahabat tersebut dalam keadaan lemah kejepit. Sayangnya tokoh terdekat yang seharusnya memiliki kekuatan emosional yang erat dengan anak-anak itu justru terasa layaknya tokoh sampingan yang hanya sekedar numpang lewat saja. Pada awalnya, pengaruh ustadz Salaman begitu terasa nyata dengan kalimat yang menggugah seperti: Manjaddawajada. Semangat yang begitu menggugah hati ke enam sahabat itu malah luruh begitu saja justru disaat ke anam sahabat tersebut makin akrab. Padahal, seharusnya Ustadz Salman mengambil peranan penting dalam kisah anak-anak saat dipondok pesantren.
Tafsiran 4  :
Pada awalnya, terlihat jelas kelakuan antar siswa yang masih terasa, ustadz Salman mencoba membakar semangat mereka, membuat mereka bertanya-tanya tentang apa tujuan mereka sebdapkan kebenarnya dipondok Pesantren ke enam sahabt tersebut menjadi anak didik ustadz Salman yang mempunyai ambisi kuat. Eksistensi ustadz Salman perlahan mulai memudar pada hubungan emosional dengan para siswanya. Saat ustadz Salman meninggalkan pondok, seakan semua perannya hilang begitu saja dan tidak ada kontak dengan ke enam siswanya lagi. Adegan tersebut seolah menampilkan peran Ustadz Salman yang sudah selesai, saatnya ia pergi meninggalkan Alif dan kawan-kawan yang sedang berapi-api mengejar cita-cita yang diimpikan.

Evaluasi 1:
Sepanjang film penonton dihadapkan pada msalah-masalah kecil yang tidak berdampak besar bagi jalannya cerita atau hubungan antar tokoh. Contohnya adalah Alif yang ingin sekolah di ITB. Berbagai macam ia lakukan supaya ia bisa masuk kesana, termasuk “mensabotase” ujiannya sendiri. Ditengah-tengah cerita juga terselip angan-angan Alif saat ia berkunjung ke Bandung. Saat itu penonton seolah di ingatkan kemabali pada Alif diawal film ini, tetapi tidak ada tindak lanjut sampai film ini selesai malasah yang timbul tenggelam seolah tidak penting bagi tokohnya. Di samping itu, ada sejumlah masalah kecil yang sebenarnya bisa menjadi penghubung para tokoh. Saat itu lah penantian tersebut membauhkan ritme yang serba datar, tidak memberikan letupan perasaan yang begitu menggebuh-gebuh. Banyaknya tokoh yang disorot dan juga tokoh pendukung yang muncul bisa jadi alasan hilangnya perasan itu.

Rangkuman :
Senjak awal sudah muncul tebakan seputar kemana alur certia akan berjalan, mungkin karena formla yang di gunakan tereasa begitu akrab bagi penonton film indonesia. Tentunya formula mujarab ini tidak berhenti samapi di sini. Konon sederet film-film adaptasi berpola sama di luncurkan tahun 2012 ini. Setidaknya ke akraban ke6 sekawan “negeri 5 menara” masih sangat nikmat diikuti meski formula filmnya sendiri sudah terlalu familiar

Daftar Pustaka :
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Negeri_5_Menara_(film)
http://www.belajarmateri.com/2017/03/teks-ulasan-film-negeri-5-menara.html?m=1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar