Follow Us @literasi_smkn23jkt

Rabu, 24 Mei 2017

"percy jackson : sea of the monster" sang penakluk laut

Disusun oleh : Lois Vellisa
 Judul film            : Percy Jackson - Sea of Monster Tahun Rilis         : 7 Agustus 2013 Sutradara           : Thor Freudenthal Produser            : Michael Barnathan dan Karen Rosenfelt Skenario            : Marc Guggenheim Musik                 : Andrew Lockington Sinematografi    : Shelly Johnson Penyunting        : Mark Goldbatt Distributor          : 20th Century Fox Durasi                : 107 Menit Berdasarkan      : The sea of monster novel karya Rick Riordan Anggaran           : $90 Juta Pemain              :Ø  Logan Lerman sebagai Percy Jackson
Ø  Brandon T. Jackson sebagai Grover Underwood
Ø  Alexandra Daddario sebagai Annabeth Chase
Ø  Leven Rambin sebagai Clarisse La Rue
Ø  Jake Abel sebagai Luke Castellan
Ø  Stanley Tucci sebagai Dionysus
Ø  Nathan Fillion sebagai Hermes
Ø  Douglas Smith sebagai Tyson
Ø  Paloma Kwiatkowski sebagai Thalia Grace
Ø  Anthony Head sebagai Chiron

Orientasi
Melanjutkan kisah dari perseteruan yang ada dalam “Percy Jackson: The Lightning Thief”, kini Percy Jackson (Logan Lerman) pun melanjutkan kehidupannya yang tenang di Camp Half-Blood bersama para teman sesama Half-Blood.
Walau berstatus sebagai pahlawan yang berhasil mencegah ancaman dunia, Percy tak lain hanyalah seorang anak keturunan Poisedon yang biasa saja. Bahkan, ia harus mengakui kekalahannya terhadap Clarisse La Rue (Leven Rambin), sang anak perempuan keturunan Dewa Perang Ares yang tengah naik daun di Camp Half-Blood tersebut. Karenanya, Percy menjadi kurang percaya diri dan menganggap bahwa keberhasilannya yang lalu hanyalah sebatas keberutungan semata, walau sahabatnya Annabeth Chase (Alexandra Addario) serta satyr-nya Grover Underwood (Brandon T. Jackson) berusaha menghibur Percy.
Di tengah kebimbangannya tersebut, tiba-tiba terjadi suatu hal yang tak terduga di Camp Half-Blood tersebut. Pohon Thalia yang selalu memberikan perlindungan dari berbagai ancaman diracun oleh seseorang, sehingga pertahanannya pun luntur karenanya. Untuk dapat mengembalikan pertahanan mereka seperti sedia kala, maka pohon Thalia membutuhkan alat magis Golden Fleece yang mampu menyembuhkan apapun yang menyentuh alat magis ini.
Tentu saja, perjalanan untuk mencari alat magis tersebut tidaklah mudah karena beragam bahaya yang menanti para pencarinya. Dan hal itu belum termasuk bahaya dari para oknum yang bermaksud mendapatkan alat magis Golden Fleece demi rencana yang dapat kembali mengancam kedamaian dunia. Mampukah Percy dan para kawannya mendapatkan alat magis tersebut untuk mengembalikan kondisi pohon Thalia seperti semula? Dan apakah ia juga berhasil mencegah rencana jahat para oknum yang berniat merebut Golden Fleece tersebut?
 
 
 
Tafsiran Isi
Sebuah petualangan yang seru dan penuh fantasi, itulah yang tersirat sepanjang film ini berlangsung. Tidak kalah jika dibandingkan dengan film pertamanya, “Percy Jackson: Sea of Monsters” masih mampu untuk menawarkan beragam aksi seru Percy dan kawan-kawannya. Beragam tokoh baru turut diperkenalkan lewat film sekuel Percy Jackson tersebut yang juga memegang peranan penting dalam film kedua ini, membuat alur cerita berkembang menjadi lebih menarik untuk disimak.
Petualangan dari Percy Jackson dan kawanannya tersebut tentunya didukung juga dengan efek visual yang indah dan cukup menggelitik, seolah membawa para penontonnya untuk ikut merasakan apa yang tengah dihadapi oleh para tokohnya. Tidak ketinggalan juga beberapa makhluk mitologi yang hadir sebagai kawan maupun lawan di dalam film ini cukup menarik untuk disimak. Selain vsualisasi secara CGI yang indah, para makhluk mitologi ini mampu menambah imajinasi penontonnya, terutama penonton yang berusia lebih muda.
 
 
Evaluasi
Hal yang cukup disayangkan adalah karena melanjutkan kisah dari film pertamanya dengan durasi film yang tergolong singkat, maka penjelasan lengkap mengenai latar belakang Percy Jackson maupun tokoh-tokoh yang hadir dalam film “Percy Jackson: Sea of Monsters” ini kurang mendalam jika dibandingkan dengan film “Percy Jackson: The Lightning Thief”. Penonton yang tidak mengikuti seri Percy Jackson dari film pertama maupun membaca buku novelnya masih dapat menikmati alur cerita yang disajikan. Namun ada kemungkinan sebagian penonton akan merasa kebingungan mengenai para tokoh yang hadir di dalamnya.
Meskipun film “Percy Jackson: Sea of Monsters” masih memiliki beberapa kekurangan, tetapi film adaptasi dari novel fiksi berjudul sama ini mampu menghibur para penontonnya dengan beragam kejenakaan serta tema fiksi yang menarik. Tidak hanya cocok untuk anak-anak, tetapi film ini juga dapat dinikmati oleh orang tua juga karenanya. Jika hendak menonton dan ingin menikmati keseruan dalam “Percy Jackson: Sea of Monsters” lebih maksimal, maka tak ada salahnya untuk mencoba menonton film ini dalam format 3D maupun 4DX.
 
 
Rangkuman  
Diperankan kembali oleh Logan Lerman, film ini yang berasal dari novel karya Rick Riordan dengan judul yang sama ini, tetap sarat dengan unsur dan nuansa yang sangat cocok ditonton oleh anak-anak belia serta para remaja yang masih duduk di bangku sekolah.
Dikisahkan, pohon jelmaan mendiang putri Zeus bernama Thalia (Paloma Kwiatkowski) yang membentuk perisai sebagai pelindung markas tempat bernaungnya anak-anak setengah dewa, diracuni oleh salah satu pembangkang manusia setengah dewa bernama Luke Castellan (Jake Abel).
Percy yang baru saja kedatangan adik tirinya bernama Tyson (Douglas Smith) pun dibuat kewalahan saat markasnya bersama rekan-rekan lain sesama manusia setengah dewa dimasuki oleh sosok banteng berwujud robot.
Kepanikan yang melanda markas manusia setengah dewa itu pun akhirnya membuat para petinggi di dalamnya membentuk sebuah misi untuk mencari bulu domba emas agar wujud pohon Thalia bisa disembuhkan lagi.
Meskipun dewan di dalam markas mengirim Clarisse (Leven Rambin) sebagai penjelajah, namun Percy dan kawan-kawannya tetap mencari sendiri tanpa diketahui banyak orang.
Bersama Tyson, Annabeth (Alexandra Daddario), dan Grover (Brandon T. Jackson), mereka berempat pun melakukan perjalanan hingga akhirnya Grover diculik karena suatu sebab.
Perjalanan pun berubah menjadi pencarian Grover hingga ke tengah laut. Akan tetapi, saat berada di tengah laut, mereka malah menemukan Luke dan beberapa kawan-kawan Percy di markas yang berubah mennjadi pembelot.
Luke ternyata memiliki misi tersendiri dalam mencari bulu domba emas untuk menghidupkan kembali iblis yang sanggup menghancurkan dunia, Kronos. Seiring perjalanan berlalu, mereka pun mengalami kejadian-kejadian yang cukup mengejutkan dan melelahkan.
Akan tetapi, pada akhirnya semua misi bisa terselesaikan dan markas manusia setengah dewa pun terselamatkan kembali. Di akhir film, terdapat suatu kejutan dimana sosok yang tak terduga muncul dan mengundang pertanyaan, apakah sosok tersebut akan menyelamatkan atau malah menghancurkan dunia para dewa.
Percy Jackson: Sea of Monsters memiliki alur cerita yang cukup menarik bagi para penggemar film petualangan fantasi. Efek-efek yang menghadirkan sosok beberapa monster pun terlihat cukup apik dikemasnya.
Pertanyaan mengenai takdir Percy Jackson di masa depan sebagai penyelamat atau penghancur Gunung Olympus pun dibuat semakin kompleks dengan hadirnya sosok baru yang muncul di tengah film.
Banyak bumbu-bumbu heroik dan moral yang sangat menggugah di mata para remaja yang menyaksikan film ini. Akan tetapi bagi para penggemar berat film box office dan festival, kemungkinan besar film ini masih terlihat kurang baik terutama dalam hal menata pengembangan setiap adegan.
Meski begitu, film arahan sutradara Thor Freudenthal ini cukup bisa dinikmati oleh penggemar film-film ringan yang masih sarat dengan unsur anak muda.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar