Follow Us @literasi_smkn23jkt

Kamis, 30 November 2017

Ustadz Jefri Al-Buchori (Alm) – Pendakwah Rupawan yang Gaul

Disusun Oleh : Risty Wulandari



  1. Seorang Jefri Al Buchori atau lebih dikenal sebagai Ustadz UJE. Lahir di Budi Rahayu, 12 April 1973. Ust Jefri merupakan anak ke 3 dari 5 bersaudara. Ayahnya bernama Alm. H. Ismail Modal dan umminya bernama Ustz Dra. Hj. Tatu Mulyana. Masa  kecilnya UJE sama seperti anak-anak kecil lainnya, diberikan anugerah Allah SWT kemudahan dalam mempelajari dan membaca Al-Quran. Hal ini berkat kerja keras dan bimbingan orang tuanya dalam mendidik anak-anak agar menjadi soleh dan solehah. 
  2. Jefri muda kerap diidentikkan dengan narkoba, disiko, dan bermain bola bilyar. "Gue itu dulu dutanya setan di dunia" - pengakuannya pada saat wawancara. Selepas Madrasah (setingkat SMA) ia melanjutkan pada akademi Broadcasting di Rawamangun, Jakarta. Namun tidak selesai kuliah dikarenakan lebih mementingkan bermain bilyar. Ketika Jefri masih dalam jeratan narkoba dia bertemu dengan Pipik Dian Irawati yang dikenal sebagai model gadis sampul majalah Aneka tahun 1995 asal Semarang, Jawa Tengah dan menikah siri pada 7 September 1999. Dua bulan kemudian Pernikahan ini diresmikan di Semarang . Pasangan ini dikaruniai empat orang anak, yaitu: Adiba Khanza Az-Zahra, Mohammad Abidzar Al-Ghifari, dan Ayla Azuhro, dan Ataya Bilal Rizqullah. 
  3. Saat bersekolah di SD 07 Karang Anyar, ia lompat kelas dari kelas 3 ke kelas 5, jadi Jefri tidak pernah merasakan kelas 4 sekolah dasar. Sejak kecil ia telah menunjukkan ketertarikan pada mata pelajaran agama dan kesenian. Setelah amat SD, Jefri dan kedua kakaknya bersekolah di Pesantren modern di Daarel Qolam Gintung, Balaraja, Tangerang namun ia hanya mengikuti pendidikan selama empat tahun dari enam tahun syarat lulus dan pindah sekolah ke Madrasah Aliyah karena perilaku yang tidak terpuji. Sejak kecil Jefri telah menunjukkan bakat untuk tampil dengan meraih prestasi MTQ (Musabaqah Tilawatil Quran) hingga tingkat provinsi. 
  4. Bermula dari kegemaran Jefri menyambangi Institut Kesenian Jakarta dan mengikuti hingga menggantikan pemain sinetron yang sedang latihan, sampai akhirnya mengikuti pemilihan pemain dan mendapat peran. Ia juga menjadi penari di sebuah kelab malam.  Pada tahun 1991 Jefri mendapatkan peran pada sinetron Pendekar Halilintar di TVRI, dan pada tahun 1991 terpilih sebagai pemeran pria terbaik dalam Sepekan Sinetron Remaja Sayap Patah yang ditayangkan TVRI.  Karier dalam bidang bidang dakwahnya dimulai pada tahun 2000 saat menggantikan kakaknya yang menjadi imam di sebuah masjid di Singapura. Jefri diberi pekerjaan oleh kakaknya untuk memberikan khotbah di masjid-masjid dekat rumah di wilayah Pangeran Jayakarta (sebagai pengganti kakaknya). Pertama kali menerima honor dari pekerjaan mendakwah berasal dari sebuah masjid di bilangan Mangga Dua sebesar 35 ribu rupiah, Pada satu kesempatan saat menjadi imam, jamaah masjid bubar menolak dipimpin oleh "tukang mabok". Pada tahun 2002 Jefri mulai dikenal orang secara luas sebagai pendakwah pada waktu ceramah dan doa dalam acara "Salam Sahur (Salsa)" di TV7, dan dikontrak untuk acara yang sama pada tahun berikutnya.  Pada tahun 2004 ia mengisi acara Tausiah di TPI dan tujuh episode acara "Kumis Remaja" setiap Minggu pagi. 
  5. Pada tahun 2005 kegiatan ceramahnya mencapai tiga sampai empat kali dalam sehari dan pengajian rutin "I Like Monday" di rumahnya dengan jemaah tetap. Di tahun yang sama ia diminta memberikan ceramah di Istana Negara dimana salah satu penggemarnya adalah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Di tahun 2005 Jefri meluncurkan album rohani "Lahir Kembali" yang komersial, setahun kemudian yaitu tahun 2006 ia meluncurkan album keduanya "Shalawat"dimana ia berduet dengan istrinya Pipik Dian Irawati dalam dua lagu; "Shalawat Badar" dan "Thola`al Badru".  Pada tahun 2007 Jefri juga pernah berkolaborasi dalam mini album Ungu (yang hanya berisi lima lagu) "Para Pencari-Mu" dalam lagu "Surga Hati". Pada tahun 2009 ia tampil langsung berduet pada Tabligh Akbar dan Konser Musik Religi Ungu di Cilegon, Jawa Barat yang dihadiri ribuan penonton. 
  6. UJE pernah terbawa arus dengan teman-teman pemakai narkoba dan senang DUGEM. sampai-sampai UJE juga mengikuti pengajian ngeboat bareng bersama teman sekolahnya di kantin. Pada tahun 1991 UJE pernah menjadi dancer di salah satu club. Setelah bertemu salah satu orang yang tak dikenal mengajak UJE untuk bermain sinteron dan akhirnya mendapatkan prestasi terbaik menjadi aktor dalam sinteron Sayap Patah di TVRI. Hal yang menyadarkan UJE dari kehidupan semu, ketika UJE diajak umroh beserta ibunda juga bersama kakaknya untuk bertobat dan pada akhirnya setelah bersandar di Ka’bah dan membentur-benturkan kepalanya sampai UJE menangis, meminta ampun kepada Allah SWT supaya bisa di ampuni dosa-dosanya yang selama ini dilakukan. berawal dari usaha pertobatan, UJE sempat mendapatkan amanah dari kakak tertuanya alm. Ust. H. Abdullah Riyad, untuk melanjutkan Dakwah kakaknya di Jakarta, karena almUst. H. Abdullah Riyad mendapatkan kepercayaan dari MUIS (MajlisUgame Islam Singapura) untuk menjadi Imam besar di Masjid Haji Mohammad Soleh, bersebelahan dengan Maqam Habib Nuh Al Habsyi, PalmerRoad, Singapura. Dari situlah UJE mulai berdakwah lewat majelis taklim, mushola, mesjid dan perlahan-lahan bisa seperti sekarang ini, dikenal oleh masyrakat banyak dikagumi oleh seluruh kalangan.
  7. Uje meninggal dunia dalam usia 40 tahun pada tanggal 26 April 2013 dalam sebuah kecelakaan tunggal di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, pada pukul 2 waktu setempat. Ia menabrak pohon setelah kehilangan kendali atas Kawasaki ER-6n bernopol B 3590 SGQ yang sedang dikendarai.Ia sempat dirujuk ke Rumah Sakit Pondok Indah dan Rumah Sakit Fatmawati, namun nyawanya tidak tertolong. Selanjutnya, jenazah Uje akan dibawa ke rumah duka di Perum Bukit Mas, Jalan Narmada III, Rempoa, Bintaro, Tangerang Selatan, Ustadz Jeffry dimakamkan di TPU Karet Bivak Jakarta Selatan setelah sebelumnya disalatkan di Masjid Istiqlal.
  8. Dari proses yang sangat sulit, UJE akhirnya bisa berubah secara perlahan atas dukungan, kesabaran, ketabahan dari orang-orang disekelilingnya yang selalu mendampinginya. Selain itu hidayah Allah SWT. serta bimbinganNya, UJE bisa merasa tenang dalam kehidupannya untuk mulai mencintai Allah SWT, Rasulullah SAW, Orang Tua dan mencintai sesamanya. Mengingat permasalahan hidup UJE, sudah sepantasnya itu sebagai pelajaran untuk kita agar lebih berhati-hati dalam bergaul dan memilih teman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar