Follow Us @literasi_smkn23jkt

Kamis, 23 November 2017

Malala Yousafzai - Aktivis Wanita Peraih Nobel Perdamaian Termuda Dalam Sejarah

Disusun Oleh : Halimatun Nisa 
XI Akuntansi 2

  1. Malala Yousafzai (ملاله یوسفزۍ}} Malālah Yūsafzay adalah seorang gadis berkebangsaan Pakistan yang lahir pada 12 Juli 1997. Malala adalah seorang murid sekolah yang berasal dari Kota Mingora, Distrik Swat, Provinsi Khyber-Pakhtunkhwa, Pakistan. Malala dikenal sebagai seorang aktivis muda yang ingin memperjuangkan dan memajukan hak wanita dalam bidang pendidikan. Malala lahir adalah seorang suku Pusthun yang keluarganya menganut Islam Sunni. Nama Malala diambil dari penyair dan pejuang wanita suku Pusthun, Malalai dari Maiwan.
  2. Ayahnya bernama Ziauddin Yousafzai, dan ibunya bernama Tor Pekai Yousafzai. Dengan dua adik laki-lakinya Khusal dan Atal. Darah pejuang yang dimiliki Malala diwarisinya dari Ayahnya. Ayah Malala, Ziauddin Yousafzai, juga seorang aktivis pendidikan di Pakistan, penyair, juga pemilik beberapa sekolah perempuan yang bernama Khushal Public School. Ziauddin membimbing putrinya untuk menjadi seorang politisi yang berani untuk berjuang di jalan kebenaran. Sejak tahun 2008, Malala mulai berbicara di depan publik, di televisi dan di radio. Ia dengan berani menyatakan keinginannya untuk memperjuangkan hak perempuan atas pendidikan. Ia dengan lantang, menentang Taliban.
  3. Semenjak Taliban berusaha menguasai Pakistan di tahun 2009, Taliban mengambil semua hak anak perempuan dalam pendidikan formal. Taliban memaksa perempuan untuk berhenti sekolah. Ini membuat Ziauddin dan keluarganya terpaksa harus bermalam di tempat yang berbeda-beda setiap hari untuk menghindari serangan Taliban.
  4. Malala Yousafzai adalah seorang murid sekolah dan aktivis pendidikan dari kota Mingora di Distrik Swat dari provinsi Pakistan Khyber Pakhtunkhwa. Dia diketahui untuk pendidikan dan aktivisme hak-hak perempuan di Lembah Swat, di mana Taliban telah dilarang pada waktu gadis bersekolah. Pada awal tahun 2009, saat berumur sekitar 11 dan 12, Yousafzai menulis di blognya di bawah nama samaran untuk BBC secara mendetail tentang betapa mengerikannya hidup di bawah pemerintahan Taliban, upaya mereka untuk menguasai lembah, dan pandangannya tentang mempromosikan pendidikan untuk anak perempuan.
  5. Perjuangan Malala bukanlah perjuangan yang mudah. Ia tinggal dan bersekolah di lingkungan yang dikuasai oleh Taliban, sebuah grup militan yang diketahui paling berbahaya di Pakistan. Padahal, Taliban memiliki pandangan tersendiri tentang penerapan hukum syariah, dimana mereka mengartikan bahwa perempuan dilarang untuk bersekolah. Kekuatan grup Taliban yang besar di Pakistan bahkan membuat sekolah-sekolah perempuan di Pakistan terpaksa untuk ditutup. Taliban mengancam akan menghancurkan sekolah tersebut bila tetap dibuka. Melihat keadaan ini, hati dan pikiran Malala tersentuh. Keprihatinannya terhadap kondisi ini membuat Malala berkeinginan untuk dapat memperjuangkan hak pendidikan para perempuan.
  6. Sejak dimuat pada tanggal 3 Januari 2009, tulisan-tulisan Malala mulai menarik perhatian seluruh dunia. Ia menulis sendiri setiap apa yang disaksikannya. Secara mendetail, ia menceritakan tentang betapa mengerikannya hidup di tengah-tengah perang, di bawah pemerintahan Taliban. Dalam suasana yang mengerikan itu, Malala tetap berharap akan datangnya kedamaian di negerinya, suatu saat nanti. Ia juga ingin mempromosikan pendidikan untuk anak perempuan.
  7. Dengan alasan keamanan, Malala tidak menggunakan namanya sendiri untuk tulisannya. Setiap tulisan Malala dilabelinya dengan nama “Gul Makai”, yang artinya bunga jagung dalam bahasa Urdu. Malala berhenti menulis pada 12 Maret 2009. Selanjutnya, Malala dan ayahnya mendapat tawaran untuk membuat sebuah film documenter oleh seorang wartawan New York Times, Adam B. Ellick, wartawan New York Times, untuk membuat sebuah film dokumenter.
  8. Keberanian Malala dalam memperjuangkan haknya ini membuat Malala memperoleh nominasi dalam penghargaan “International Children’s Peace Prize” oleh Desmond Tutu, seorang aktivis asal Afrika Selatan, Pada 25 Oktober 2011. Lalu, pada 19 Desember 2011, Malala mendapat penghargaan “Pakistan’s National Youth Peace Prize” oleh Perdana Menteri Yousaf Raza Gilani. Percobaan pembunuhan terhadap Yousafzai mengundang perhatian Internasional. Pada bulan Januari 2013, Deutsche Welle menulis bahwa Malala merupakan "remaja paling terkenal di dunia."
  9. Majalah TIME edisi 29 April 2013 menempatkan foto Yousafzai sebagai cover depan majalah tersebut dan menobatkannya sebagai salah satu "100 Orang Paling Berpengaruh di Dunia" di tahun tersebut. Pada 12 Juli 2013, Yousafzai diberi kesempatan berpiadato di markas besar PBB untuk menyerukan akses pendidikan bagi anak-anak di seluruh dunia.
  10. Dan pada bulan September 2013, ia pun resmi membuka sebuah Perpustakaan Birmingham. Selain Nobel, Yousafzai adalah penerima Hadiah Sakharov untuk tahun 2013. Pada tanggal 16 Oktober 2013, pemerintah Kanada mengumumkan bahwa Parlemen Kanada akan memberi kewarganegaraan kehormatan kepada Yousafzai. Pada bulan Februari 2014, ia dinominasikan untuk mendapatkan Piagam Anak Sedunia di Swedia. dan pada tanggal 15 Mei 2014, Yousafzai mendapatkan gelar doktor kehormatan dari Universitas King College di Halifax. Pada tanggal 10 Oktober 2014, Yousafzai diumumkan sebagai penerima Nobel Perdamaian 2014 untuk perjuangannya melawan penindasan terhadap anak-anak dan orang muda dalam hak atas pendidikan.
  11. Perjuangan Malala Yousafzai mampu membuka mata banyak orang akan berharganya hak wanita. Namun, perjuangan ini tentu dibenci oleh kelompok Taliban. Pada tanggal 9 Oktober 2012, Malala mendapatkan percobaan pembunuhan oleh kelompok bersenjata Taliban ketika pulang dengan bus sekolah. Malala ditembak di kepala dan lehernya. Untuk menyelamatkan nyawanya, Malala diterbangkan ke Inggris untuk dirawat di rumah sakit di Birmingham. Penembakan ini sempat menghebohkan dunia. Mereka mengutuk Taliban atas perbuatan jahat ini. Meski demikian, Pimpinan Taliban, Adnan Rasheed, mengaku menyesal dalam suratnya yang dikirimkan kepada Malala atas kejadian penembakan itu.
  12. Kini, Malala telah sembuh dari kondisi kritisnya. Malala juga masih melanjutkan perjuangannya bagi hak-hak kaum perempuan dan pendidikan. Pada tanggal 12 Oktober, tak kurang dari 50 ulama Islam di Pakistan mengeluarkan pernyataan mengecam terhadap pelaku penembakan tersebut. Berbagai teori konspirasi pun bermunculan tentang pelaku tersebut, ada yang menudingnya sebagai perbuatan Taliban, dan ada juga yang menuduh CIA di balik semua itu.
  13. Utusan Khusus PBB untuk Global Education, Gordon Brown meluncurkan petisi PBB atas nama Yousafzai, dengan menggunakan slogan "Saya Malala" dan menuntut bahwa semua anak di seluruh dunia harus mengenyam bangku sekolah di akhir 2015.                                                                                         
  14. Malala menjadi inspirasi bagi banyak orang. Meskipun usianya masih sangat muda, tapi ia sudah memiliki keberanian untuk berjuang demi hak yang dianggapnya benar. Malala Yousafzai merupakan warga Pakistan kedua yang pernah menerima Nobel Hadiah, setelah sebelumnya salah seorang Ilmuwan Pakistan, Abdus Salam juga menerima hadiah Nobel bidang Fisika pada tahun 1979.


DAFTAR   PUSTAKA







Tidak ada komentar:

Posting Komentar