Follow Us @literasi_smkn23jkt

Kamis, 13 Juni 2019

PERJUANGAN MENCAPAI SESUATU

Disusun oleh :

Nama : Chintia
Kelas : XI Akuntansi 2 

Judul Buku      : Black Beauty
Pengarang       : Anna Sewell
Penerjemah      : Linda Boentaram
Penerbit           : Gagas Media, Jakarta
Tahun Terbit    : 2013
Tebal Buku      : 326 Halaman


       A.    PENDAHULUAN
Novel ini menceritakan seekor kuda yang hidupnya berpindah-pindah. Hidup kuda itu tidak selamanya mulus,  banyak rintangan yang harus dihadapi. Setelah bertemu dengan kuda-kuda lain dan berteman, akhirnya Black Beauty mendapatkan rumah terakhir yang sangat nyaman.
Novel klasik yang sangat menawan. Hampir saja saya menitikkan air mata ketika membaca kalimat terakhir novel ini. Novel ini bercerita tentang kehidupan seekor kuda hitam yang cantik bernama Black. Black Beauty selalu berganti-ganti pemilik dan berbeda juga kelakuan pemiliknya. Latar cerita ini adalah kehidupan di Inggris pada zaman Victoria, kira-kira tahun 1800-an. Pada saat itu kuda merupakan alat transportasi yang penting, baik transportasi pribadi/keluarga, maupun alat transportasi umum (sebagai taksi).

Tujuan awal penulisan buku ini adalah agar para peternak kuda dapat memperlakukan ternaknya dengan baik. Novel ini berkisah dari sudut pandang seekor kuda, mengisahkan hidup seekor kuda hitam bernama Black Beauty. Dari cerita ibunya, Black Beauty dilahirkan berasal dari garis keturunan kuda yang baik. Ayahnya sangat terkenal, dan kakeknya memenangi piala dua tahun berturut-turut di pacuan Newmarket. Sedangkan neneknya adalah kuda berperangai lembut.

Selama empat tahun di rumah pertamanya itu, Black Beauty tumbuh menjadi kuda yang kuat, bagus, dan berperangai baik. Pada usianya yang empat tahun inilah dia berganti majikan, majikan barunya bernama Hakim Gordon dan dia tinggal di Birtwick Park.

Di Birtwick inilah Black Beauty mengalami masa-masa menyenangkan. Dia merasa sangat beruntung memiliki majikan yang baik dan pengertian seperti Hakim Gordon. Teman-temannya di sini juga sangat menyenangkan, mereka adalah Ginger, dan si kuda poni Merrylegs. Dia juga diurus oleh seorang pengurus kuda terbaik bernama John Manly dan pengurus kuda yang masih sangat belia bernama Joe Green. Di sana dia mendapatkan kebebasan dan kebahagiaan tiada tara.

            Pertemanannya dengan Ginger juga mengesankan. Pada awal kedatangannya, Ginger merasa benci dengan Beauty yang telah “menggusur” tempatnya di istal. Ternyata dari informasi yang didengar Beauty, Ginger memiliki masa lalu yang buruk dan itu berpengaruh pada perangainya yang suka menggigit dan menendang. Namun seiring berjalannya waktu, Ginger dan Beauty menjadi partner/pasangan yang hebat. Mereka berdua merupakan kuda yang tangguh.

            Berbagai peristiwa telah mereka alami selama menjadi peliharaan Tuan Gordon, seperti kebakaran, selamat dari bahaya maut karena jembatan yang rusak, sampai kisah heroik menyelamatkan nyawa nyonya Gordon.

Namun sayang, kondisi yang menyenangkan tersebut tidaklah selamanya. Kondisi kesehatan Nyonya yang semakin parah membuat Hakim Gordon harus berpindah rumah. Terpaksa Beauty dan Ginger dijual ke Earshall. Di sana Beauty dan Ginger menjalani hari-hari yang buruk. Majikan barunya selalu mementingkan mode, tampilan kuda harus selalu anggun dengan menggunakan kekang pendek. Padahal itu membuat kuda sangat tidak nyaman dan tidak harus mengerahkan tenaga ekstra untuk menarik beban. Kondisi yang buruk ini menyebabkan Beauty mengalami kecelakaan yang membuat kakinya cedera.

Tentu saja Beauty kemudian menjadi cacat. Bukan main kesedihan Beauty. Ia pun mengenang waktu-waktunya bersama John Manly yang selalu merawatnya dengan sepenuh hati dan selalu mengerti perasaannya. Untunglah, pada saat dijual di pasar kuda dia bertemu dengan Jerry, seorang penarik taksi yang baik seperti John Manly.

Ginger sendiri menemukan majikan yang buruk yang suka mempekerjakannya dengan kasar. Ginger pada akhirnya mati mengenaskan. Rupanya benar kata Ginger, bahwa bagaimana pun kuda berusaha melawan dan membela diri bila diperlakukan buruk, namun tepat saja, “Manusia lebih kuat, dan jika mereka kejam dan tak berperasaan, tak yang bisa kita lakukan selain menanggungnya—menanggungnya terus hingga akhir....”

Dalam kondisi yang seperti itu, lebih baik mati saja daripada harus menanggung beban derita. “...Aku ingin akhirnya segera tiba, aku ingin mati....” begitu kata Ginger.

Pada akhir cerita, Beauty bertemu lagi dengan Joe Green, yang kini telah menjadi lelaki dewasa yang mengenali Beauty melalui tanda putih di kepala Beauty.


      B.     KEUNGGULAN
Dapat dibaca oleh seluruh kalangan, harga bukunya tidak terlalu mahal. Alur yang digunakan jelas. Penggunaan bahasa baku dan sopan.

      C.     KELEMAHAN
Bahasa yang digunakan kompleks dan susah dimengerti. Banyak kalimat yang menggunakan kiasan.

D.    PENUTUP
Buku diterbitkan bertujuan untuk para peternak kuda sehingga para peternak dapat berperilaku baik pada hewannya, bukan hanya kuda tetapi kepada semua binatang. Buku ini akhirnya tidak dibeli oleh para peternak tetapi orang-orang awam (tidak berdasarkan memiliki peternakan) agar orang-orang di luar sana tidak salah memperlakukan binatang. Banyak pelajaran yang didapatkan dari novel Black Beauty tentang kehidupan dan bagaimana caranya menyikapi hewan, jadi kita tahu perasaan yang mereka rasakan lewat buku ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar