Follow Us @literasi_smkn23jkt

Kamis, 13 Juni 2019

Motivasi Hidupku dalam Novel 1/2 Pecah 1/2 Utuh

Disusun Oleh : SATRIA ADJIE NUGROHO

Judul : ½ Pecah ½ Utuh (Half  Broken-Half Solid)
Penulis : Parlindungan Marpaung
Penerbit Erlangga ( Penerbit Esensi )
Tahun terbit : 2012
Harga : Rp. 69.000
ISBN : 9786027596030
Jumlah halaman : 328 halaman

 

ISI RESENSI

Ibarat seseorang hendak membuat sebuah kue yang enak, dengan bahan dasar telur, maka telur tersebut harus dipecahkan dan diaduk terlebih dahulu baru dapat dibuat menjadi kue yang enak. Tanpa dipecahkan, tidak mungkin telur tersebut dapat langsung dipakai sebagai adonan kue.

Kehidupan pun demikian. Ada kalanya kita diizinkan Sang Pencipta untuk mengalami kehidupan yang “pecah” terlebih dahulu, seperti masalah dan pergumulan hidup, agar bisa menjadi manusia yang bernilai dan menghargai kehidupan dan kesempatan yang masih diberikan. Bukan peristiwa/masalahnya yang penting, namun bagaimana respons kita terhadap masalah tersebut yang akan menentukan bagaimana kualitas hidup kita sehari-hari.

Makna judul dalam buku ini diambil dari inspirasi telur dan pembuatan kue. Sebagian besar kehidupan yang dianggap berhasil di mata orang lain, dimulai dari kondisi sulit hingga akhirnya mampu dimenangkan.  Ibarat telur yang harus dipecahkan terlebih dahulu sebelum digunakan, demikian pula manusia juga harus mengalami jatuh bangun, atau bahkan perasaan yang hancur untuk bisa memunculkan makna tersebut muncul, maka berdasarkan pikiran yang jernih, kebijakan dan kebeningan hati akan mampu menyusun tata kehidupan yang baru untuk bangkit dari keterpurukan.

Kehidupan tidak pernah salah, dia berjalan mengikuti koridor waktu dan pengaturan dari yang punya kehidupan.  Tanggapan kita terhadap kehidupan dan situasi yang  terjadi akan mendefinisikan kehidupan tersebut bermakna baik atau buruk. Banyak orang-orang memiliki kehidupan yang hancur dan gagal, namun justru kehancuran itu yang membuat dia bisa bangkit kembali.

    Telur pecah dapat berarti kegagalan-kegagalan, permasalahan-permasalahan hidup atau bahkan hubungan antar manusia yang tidak berjalan harmonis, ironisnya lagi,semakin hari ternyata permasalahan hidup bukan semakin tinggi, manusia merasa semakin sepi dengan kemajuan teknologi.
Tidak ada kehidupan yang begitu sempurna untuk dijalani, bahkan penuh dengan lika-liku yang semakin memberi kita makna yang sesungguhnya. Semakin seseorang dihadapkan kepada suatu masalah, semakin dia terlatih untuk menghadapi masalah yang lebih besar lagi. Itu sebabnya, pengalaman memang menjadi guru yang terbaik jika mampu ditarik hikmah dan pembelajarannya. Ibarat seseorang hendak membuat sebuah kue yang enak, dengan bahan dasar beberapa telur, maka telur tersebut harus dipecahkan dan diaduk terlebih dahulu baru dapat dibuat menjadi komposisi kue yang enak. Tanpa dipecahkan, tidak mungkin telur tersebut dapat langsung dipakai sebagai adonan kue. Kehidupan pun demikian, ada kalanya kita diizinkan Sang Pencipta untuk mengalami kehidupan yang “pecah” terlebih dahulu, seperti masalah dan pergumulan hidup, agar bisa menjadi manusia yang bernilai dan menghargai kehidupan dan setiap kesempatan yang masih diberikan. 

     Hidup hancur atau punya masalah sebenarnya tidaklah masalah,sepanjang respon kita terhadap permasalahan tersebut positif dan terus menapakinya den gan konsisten dengan tetap bergantung kepada sang pemilik kehidupan, sang pencipta, sehingga setiap orang yang bisa menjalani dengan baik, mungkin akan bersorak-sorak sebagaimana teriakan Thomas Alfa Edison : “seumur hidup saya, tidak pernah bekerja, yang saya lakukan hanyalah bersenang-senang dengan pekerjaan saya.

KEUNGGULAN BUKU:
1. Buku pengembangan diri yang dilengkapi tips-tips dan praktik bagi para pembaca agar mencapai posisi tertentu dalam konteks jiwa, hati, pikiran, dan perbuatan
2. Buku ini dilengkapi contoh-contoh keteladanan yang menginsiprasi setiap bahasan dalam buku
3. Penulisnya adalah trainer terkemuka yang memiliki pengalaman panjang dalam bidang pengembangan sumber daya manusia. Selain itu, penulis sudah menerbitkan beberapa buku yang berpredikat best seller.

KEKURANGAN BUKU:

Banyaknya kata singkatan seperti Hero. Seorang pahlawan memiliki beberapa karakteristik, seperti honesty (kejujuran, integritas, satu kata dan perbuatan), enthusiastic (semangat menyala-nyala untuk menegakkan kebenaran dan keadilan), responsibility (bertanggung jawab atas setiap ucapan dan tindakannya), dan open minded (tak merasa paling benar, lapang dada menerima masukan).






Tidak ada komentar:

Posting Komentar