Follow Us @literasi_smkn23jkt

Kamis, 13 Juni 2019

Romantika dalam Novel "Dilan"






Judul Resensi : Sang Peramal Tempur dalam novel
Dilan 1990
Judul buku : Dilan , dia adalah Dilanku tahun 1990
Pengarang : Pidi Baiq
Penerbit : Pastel Books
Tahun terbit : 2015
Tempat terbit : Bandung
 Jumlah halaman : 330
  Harga : Rp72.000

Novel Dilan 1990 ini bergenre romantis. Kisahnya yang romantis dan lucu ini dibuat oleh Pidi Baiq yang merupakan seorang Novelis, ia lahir di Bandung, 8 Agustus 1972. Novel ini pernah dibuatkan filmnya dan tayang di bioskop. Selain menjadi novelis, seniman yang kerap disapa ayah ini ternyata juga seorang ilustrator, komikus, musisi, dan pencipta lagu. Pidi Baiq pun turut menjadi salah satu dosen di Institut Teknologi Bandung. Selain novel Dilan-nya, Pidi Baiq juga telah merilis novel-novel lainnya; Drunken Monster, Drunken Molen, Drunken Mama, Drunken Marmut, Al-Asbun, At-Twitter, Hanya Salju dan Pisau Batu. Bahkan di tahun 2019 sekarang ini sudah  tayang Film Dilan Bagian Kedua: Dia adalah Dilanku Tahun 1991 Film ini diadaptasi dari novel yang dibuat oleh Pidi Baiq pada tahun 2016.
Novel Dilan, dia adalah dilanku tahun 1990 menceritakan tentang kisah cinta Milea. Milea adalah seorang murid baru pindahan dari Jakarta. Pada saat ia berjalan menuju sekolah, ia bertemu dengan seorang teman satu sekolahnya, seorang peramal. Peramal itu mengatakan bahwa nanti mereka akan bertemu di kantin. Awalnya Milea tidak menghiraukan laki-laki peramal itu, tapi setiap hari laki-laki peramal tersebut selalu mengganggunya. Mau tidak mau, Milea mulai mencari tahu, laki-laki peramal itu bernama Dilan.
Suatu hari, saat Dilan mengikuti Milea pulang dengan angkot ia berkata, “Milea, kamu cantik, tapi aku belum mencintaimu. Enggak tahu kalau sore.  Tunggu aja”. Perkataan Dilan itu membuat hati Milea berdebar-debar, mungkin ia kaget atas ucapan Dilan. Milea diam mendengar ucapan itu, ia juga memikirkan Beni, pacarnya yang ada di Jakarta. Dilan mendekati Milea dengan cara yang tidak biasa, mungkin itu yang membuat Milea selalu memikirkannya. Dilan memberikan coklat kepada Milea melalui tukang pos, Dilan membawa Bi Asih untuk memijiti Milea saat sedang sakit, Dilan memberikan hadiah Teka Teki Silang pada Milea sebagai hadiah ulang tahun dengan sebuah tulisan “Selamat ulang tahun, Milea. Ini hadiah untukmu, Cuma TTS. Tapi sudah kuisi semua. Aku sayang kamu. Aku tidak mau kamu pusing kaena harus mengisinya. Dilan”
Lambat laun, seiring berjalannya waktu Milea dan Dilan menjadi akrab. Milea mengetahui beberapa hal tentang Dilan dari Wati, sepupu Dilan yang sekelas dengannya. Sekolah Milea di Bandung terpilih menjadi peserta Cerdas Cermat TVRI, beberapa siswa yang bukan peserta dianjurkan untuk ikut memberikan semangat buat teman-temannya yang sedang berlomba. Milea salah satunya, dan di Jakarta ia sudah berencana untuk bertemu dengn Beni, pacarnya. Milea sudah lama menunggu Beni yang berjanji untuk datang ke TVRI, namun Beni tak kunjung datang. Akhirnya, Milea pergi makan bersama Nandan dan Wati. Saat itulah Beni datang dan marah-marah melihat Milea makan bersama laki-laki lain. Lalu Milea merasa sakit hati akan perkataannya Beni yaitu “Pelacur”. Milea pergi sambil menangis dan menyebut nama Dilan. Milea dan Beni sudah putus sehingga Milea tidak perlu mencemaskan bahwa dia memiliki pacar di Jakarta. Seiring berjalannya waktu Milea mulai berpacaran dengan Dilan yang di tanda tangan diatas materai.
Kesimpulannya buku ini mengisahkan tentang hubungan di masa sekolah tentang Dilan seorang panglima tempur yang menyukai Milea seorang anak baru dari Jakarta. Dilan mendekati Milea dengan cara yang unik, aneh, dan lucu. Namun dengan keanehannya dia dapat membuat Milea tertawa setiap denganya. Buku ini layak dibaca dikalangan remaja karena terdapat unsur asmara. Keunggulan buku ini yaitu memakai bahasa yang santai sehingga dapat membuat pembaca tertawa, covernya yang menarik selain itu juga buku ini mengajarkan pembaca bagaimana menjaga hubungan dengan baik dan dapat mempertahankan suatu hubungan. Kelemahan buku ini yaitu menyajikan sifat atau tingkah laku seorang murid yang suka berkelahi apalagi sampai melawan guru di sekolahnya. Menurut saya seharusnya tidak menonjolkan hal-hal kekerasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar