Follow Us @literasi_smkn23jkt

Kamis, 13 Juni 2019

Perjuangan Kisah Asmara Sarwono Dengan Kesederhanaan dalam Novel Hujan Bulan Juni

Disusun Oleh : Risma Ramandani




Judul                          : Hujan Bulan Juni (NOVEL)

Jenis Buku                 : Novel / fiksi

Penulis                      : Sapardi Djoko Damono

Penerbit                    : PT. Gramedia Pustaka Utama

Genre                       : Romansa, drama

Tahun Terbit             : 2015

Jumlah Halaman     : VI + 138 halaman

ISBN                        : 978-602-03-1843-1

Harga Novel            : Rp 50.000

          Sapardi Djoko Damono lahir di Solo, 20 Maret 1940. Saat ini berprofesi sebagai guru besar pensiun di Universitas Indonesia. Ia mengajar dan membimbing mahasiswa di Pascasarjana Universitas Indonesia, Institut Kesenian Jakarta, Universitas Diponegoro, Universitas Padjadjaran, dan Institut Seni Indonesia Solo. Karya dari Sapardi Djoko Damono antara lain Mata Pisau (1974), duka-Mu abadi (1979), Namaku Sita (2012), dan Hujan Bulan Juni (2015).

          Sebenarnya judul buku ini adalah suatu puisi yang sudah diciptakan Abah Sapardi pada tahun 1994. Namun, baru tahun 2015, beliau membuat novel yang berkait langsung dengan puisi “Hujan Bulan Juni”. Dan lebih hebatnya lagi, telah dirilis pada bulan November 2017 dengan judul yang sama sebuah film yang mengadaptasi dari novel “Hujan Bulan Juni”. Berawal dari puisi, bergerak menuju novel, dan terciptalah film. Sungguh luar biasa karya Abah Sapardi yang satu ini. Namun disini saya tidak akan membahas yang lain, kali ini akan saya fokuskan tentang pembahasan novel “Hujan Bulan Juni”.

          Novel ini mengisahkan hubungan asmara antara pria sederhana, idealis, dan kaku bernama Sarwono dengan gadis cantik, pandai, dan blasteran Jawa-Manado bernama Pingkan. Perjalanan cinta mereka tidak sendiri, tentu akan selalu ada tokoh yang mendukung mereka. Disitulah Toar berada, kakak dari Pingkan, orang yang ceria dan juga sahabat karib Sarwono. Dan dari sinilah kisah cinta mereka berdua bermula.

          Kisah ini diawali dengan seorang antropolog bernama Sarwono yang mendapat program penilitian dari FISIP UI untuk mempelajari konsep daerah pinggiran. Tempat dilakukan program ini berada di Jogjakarta, sekitar Sungai/Kali Code. Sarwono yang mendapat tugas tersebut sempat pulang ke Solo selama 1 minggu untuk melepaskan beban yang Ia miliki, namun tetap saja pikiran tentang program itu masih terbayang-bayang di kepala.

     Dari cerita yang dikandung dalam novel ini, menurut pendapat saya secara keseluruhan Abah Sapardi telah menciptakan suatu karya yang luar biasa. Kenapa? Karena baru kali ini saya membaca novel romansa yang simpel namun sangat bermakna. Mungkin kisah cinta di novel ini tidak terlalu istimewa dan romantis, tapi Abah Sapardi dapat membuatnya menjadi kisah yang luar biasa. Kenapa saya menyebut kisah ini luar biasa?. pemilihan karakter tokoh. Tokoh Sarwono yang terkenal kaku dan Pingkan yang ceria dapat menciptakan perpaduan yang simpel dan sangat indah. Hal ini dapat diperlihatkan di cerita bagian perjalanan dari Manado ke Gorontalo. Dalam perjalanan yang membosankan tersebut dikisahkah Sarwono yang suka musik jazz merasa bising dengan lantunan lagu yang belum pernah Ia dengar selama ini. Mengetahui itu, Pingkan berusaha menghibur Sarwono agar tidak merasa bosan. Walau Pingkan sempat menyebut tentang penyakit yang Sarwono derita, tapi kondisi dimana mereka berdua mendengarkan musik berdua dalam perjalanan seolah memperlihatkan cinta dapat mempersatukan air dan minyak.

      Novel ini sangat bermakna, novel ini benar-benar membuat kita terhanyut dalam alurnya ketika sedang membaca, sebuah novel dengan cara penulisan yang berbeda serta penuh syair di setiap kalimatnya dan cover buku ini menarik. Namun penggunaan bahasa yang berbelit-belit, Penggunaan beberapa kosa kata daerah yang tidak ada penjelasannya, akhir dari cerita kurang kompleks

     Novel ini kurang gereget tetapi bermakna, bila bicara sampul, saya sangat suka. Terkesan sederhana namun elegan, ditambah rintik hujan yang membuat judul itu tampak pudar dan asli. Implementasi dari makna tulisannya sendiri. Banyak syair puisi yang membuat saya jadi terbawa perasaan.








     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar