Follow Us @literasi_smkn23jkt

Kamis, 13 Juni 2019

Misteri Memecahkan Tiga Kasus

Disusun Oleh : Rorina Sabrina  


Identitas Buku :
Judul Buku          : The Blonde Lady
Penulis                 : Maurice LeBlanc
Penerbit                : Kawah Media
Tahun Terbit        : 2011
Jumlah Halaman  : 307
ISBN                   : 602-8066-97-4
Harga                   : Rp. 19.000

Maurice Leblanc adalah seorang novelis Perancis dan penulis cerita pendek, yang dikenal terutama sebagai pencipta gentleman thief dan Detektif Arsene Lupin, sering digambarkan sebagai pasangan Prancisnya Arthur Conan Doyle's pencipta Sherlock Holmes.


The Blonde Lady, menceritakan kisah pertarungan antara dua tokoh besar, yaitu si pencuri yang lihai Arsene Lupin dengan detektif terkenal dari Inggris Holmlock Shears tentu saja dibantu dengan sahabatnya Wilson. Ada tiga kasus yang saling berkaitan dalam misteri kali ini. Yang pertama munculnya kedua pemilik kupon lotere yang bernilai 1 juta franc, dengan no 514 seri 23. Yang satu seorang Professor, dengan yang satu mengaku bernama Arsene Lupin, kedua – duanya mengklaim sebagai pemilik sah kupon undian, sedangkan pemilik lotere asli tersebut telah meninggal, dan menjual lotere bernomor 514 seri 23 kepada seorang yang membeli lotere tersebut.

Kasus ini berawal dari hilangnya sebuah meja mahoni tua yang dibeli Professor di toko barang bekas, untuk hadiah ulang tahun anak gadisnya. Hilangnya meja mahoni tua yang telah dicuri dari rumahnya beserta nomor lotere itu. Anak gadis Professor secara tiba – tiba menghilang, dan beberapa orang melihat gadis itu pergi bersama seseorang wanita berambut pirang. Arsene Lupin menawarkan untuk membagi hadiah lotere tersebut sama besar, sebagai gantinya Professor dapat mendapatkan anak gadisnya kembali. Polisi Prancis dikerahkan untuk memasang perangkat bagi Arsene Lupin, namun seperti kedatangannya tak terduga, Arsene Lupin dapat menghilang dengan tiba – tiba.

Kasus kedua muncul ketika terjadi pembunuhan di rumah Baron, saat sih pelayan menemukan majikannya tak bernyawa kamar sang baron terlihat berantakan, namun tak satu pun ada barang berharga yang hilang. Termasuk 13 cek masing – masing bernilai 1.000 franch, dan sebuah cincin berlian kuno berwarna biru. Pelayan meminta bantuan polisi untuk melihat jenazah baron, sesampainya di kamar sang baron kembali rapi seperti sedia kala. Satu kejanggalan muncul kemudian, seorang perawat baron yang berambut pirang hilang.

Kasus ketiga adalah pencurian cincin berlian kuno berwarna biru warisan dari sang baron, yang sebelumnya telah dilelang dan dimenangkan oleh seorang Countess. Setelah digelarnya perjamuan makan malam di kediaman sang Countess cincin berlian kuno hilang tidak ditemukan di antara koleksi perhiasan. Padahal malam sebelumnya masih melingkar di jarinya dan hanya terlepas saat Countess memainkan piano. Polisi mencurigai seorang kansellir yang berada bersama Countess saat bermain piano. Polisi Prancis mengeledah rumah dan barang – barang sih kansellir, dan sebuah cincin berlian kuno terdapat di sebuah botol bekas sabun. Baik konsellir dan Countess beradu argumen. Polisi Prancis mencurigai seorang teman wanita berambut pirang yang berprofesi sebagai makelar perhiasan berlian. Sehari setelah berita kehilangan cincin berlian biru tersebut, wanita tersebut tidak ditemukan keberadaannya.

Ada seorang wanita berambut pirang dalam ketiga kasus tersebut yang selalu menghilang tanpa jejak. Kepolisian Prancis mencurigan keterlibatan Arsene Lupin dalam ketiga kasus tersebut dan menduga bahwa wanita berambut pirang tersebut adalah asistennya. Seorang dektetif dari Inggris diundang untuk memecahkan kasus sulit, dan menantang si pencuri ulung Arsene Lupin, dalam waktu sepuluh hari untuk menangkapnya.

Kelebihan dari novel The Blonde Lady adalah dari segi cerita, sebenarnya lumayan seru. Seru karena Shearss selalu gagal menangkap Arsene Lupin. Lupin ini seperti belut, sangat licin, setiap kali hendak dikepung dia selalu lolos.

Kekurangan dari novel The Blonde Lady adalah keseruan cerita dari novel ini sangat kurang, karena penerjamahannya yang aneh. Ada beberapa kalimat yang tidak tepat, entah kesalahan dari penerjamah atau di penyuntingan, hal ini cukup menganggu kenikmatan pembaca, sehingga para pembaca lama menyelesaikan buku ini.

Inti dari cerita ini sebenarnya bukan memecahkan siapa pelaku kejahatan, karena sudah jelas – jelas itu pekerjaan Lupin. Yang perlu dilakukan Homlock Sheares, sebagai detektif hebat dari London menunjukkan bukti – bukti bahwa semua itu perkejaan Lupin. Sepanjang membaca buku ini pembaca merasa gregetan dengan Lupin yang selalu berhasil mengelabui orang – orang. Gerakannya juga cepat, seolah tidak mau didahului oleh Sheares. Untuk sekedar memenuhi rasa penasaran buku ini cukup lumayan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar