Follow Us @literasi_smkn23jkt

Jumat, 14 Juni 2019

TAKDIR DARI TUHAN UNTUK TANIA


TAKDIR DARI TUHAN UNTUK TANIA 
Disusun Oleh: Dwi Khoiriyah



Judul                        : Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
Penulis                     : Tere Liye
Penerbit                   : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit             : 2010
Jumlah Halaman      : 256
ISBN                        : 978-979-22-5780-9
Harga                       : Rp48000
 

Beberapa tahun belakangan dunia sastra Indonesia akrab dengan sosok penulis bernama Tere Liye. Penulis yang satu ini mampu menghipnotis masyarakat Indonesia melalui tulisan-tulisannya. Biografi atau profil Tere Liye tidak terlalu banyak diketahui. Namun, dari beberapa artikel yang memuat tentang profil atau biografi Tere Liye diketahui bahwa ia adalah anak seorang petani. Ia lahir pada 21 Mei 1979 di daerah pedalaman Sumatera Selatan. Fakta yang tidak banyak diketahui oleh banyak orang adalah bahwa nama Tere Liye bukanlah nama asli, melainkan hanya nama pena yang selalu disematkan dalam setiap novelnya. Nama aslinya diketahui dengan panggilan Darwis.

Tania hidup bersama ibunya dan satu orang adik yang bernama Dede. Ayahnya sudah meninggal ketika ia masih berumur 8 tahun karena penyakit TBC. Sejak ayahnya meninggal hidup keluarga Tania kacau balau hingga akhirnya Tania terpaksa berhenti sekolah dan terusir dari kontrakan karena sudah tiga bulan menunggak.

Tania dan Dede terpaksa bekerja, mencari uang dengan mengamen dari bus yang satu ke bus yang lain hingga pada suatu ketika kaki Tania tertusuk paku payung di dalam bus dan saat itulah Tania bertemu dengan Danar yang dianggap sebagai malaikat keluarga. Tania dan Dede memanggilnya dengan sebutan Oom Danar. Sejak bertemu Oom Danar kehidupan keluarga Tania semakin lebih baik, sudah tidak tinggal di rumah kardus lagi, Tania dapat meneruskan sekolah dan menjadi kebanggaan ibu. Tania memiliki catatan pendidikan yang sangat membanggakan, Tania mendapatkan beasiswa sekolah ke Singapura.

Ketika Tania berumur 12 tahun, ia sudah memiliki perasaan terhadap Oom Danar yang umurnya lebih tua 14 tahun darinya. Tania cemburu ketika Oom Danar memperkenalkan kak Ratna sebagai kekasihnya, namun waktu itu Tania belum mengerti dengan perasaannya. Tania semakin beranjak dewasa dan semakin mengerti dengan perasaan yang dimilikinya, tetapi tidak memiliki keberanian untuk mengakui perasaan tersebut, hingga akhirnya Oom Danar menikah dengan tante Ratna, tetapi rumah tangga mereka tidak harmonis karena Oom Danar ternyata mencintai Tania.

Cerita di dalam novelnya bisa membawa pembaca larut dalam alur cerita yang disajikan, sehingga kita seolah-olah ikut hanyut ke dalam situasi yang ada di dalam novel.

Meskipun Tere Liye menggunakan bahasa Indonesia yang baik, tetapi di dalam bukunya terdapat bahasa yang hiperbola atau istilah-istilah yang sulit, sehingga pembaca kurang memahami apa maksud dari kalimat tersebut.

Kesimpulan yang dapat diambil dari novel tersebut yaitu, sekeras apapun kehidupan sejatinya ialah mengikhlaskan. Hidup itu harus mengerti, pengertian yang benar. Hidup itu harus memahami, pemahaman yang tulus. Tak peduli lewat apa penerimaan, pengertian, pemahaman itu datang. Tak masalah meski lewat kejadian yang sedih dan menyakitkan.

Adapun sarannya yaitu, sebesar apapun masalah kita tak boleh larut dalam kesedihan, tetap jalani kehidupan dengan sabar, ikhlas, dan lapang dada karena di balik suatu masalah terdapat hikmah yang besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar