Follow Us @literasi_smkn23jkt

Kamis, 13 Juni 2019

Petualangan 3 Remaja yang Mengejar Mimpi

Disusun oleh : Hilda Rosy Mawarni


judul Resensi.         : Sang Pemimpi
Penulis           : Andrea Hirata
Penerbit           : PT Bentang Pustaka
Jumlah Halaman   : X + 292 halaman
Tempat Terbit        : Yogyakarta 
Tahun Terbit.         : 2006

Novel berjudul Sang Pemimpi karya Andrea Hirata ini merupakan sekuel kedua dari tetralogi Laskar Pelangi. Novel ini mengisahkan tentang tiga orang pemuda yang berjuang meraih mimpi-mimpi dalam hidup mereka. Ketiga pemuda tersebut adalah Ikal, Arai, dan Jimbron. Novel ini sungguh menggambarkan kisah hidup Ikal (tokoh utama dalam novel Laskar Pelangi) Saat remaja yang duduk di bangku SMA. Akan tetapi dalam novel ini penulis khusus menentukan tokoh-tokoh sentral yang berbeda dari novel sebelumnya yang tokoh-tokohnya adalah 10 anak Laskar Pelangi.
   Mimpi-mimpi itu bermula dari sebuah desa kecil yang ada di pulau Belitong. seorang guru bernama Julian Balia inilah yang menumbuhkan bibit-bibit mimpi bagi Ikal, Arai, dan Jimbron untuk berjuang bermimpi setinggi-tinggi. Ia berkata kepada anak-anak bahwa manusia harus berjuang dan bermimpi. "Bermimpilah yang besar, maka Tuhan akan memeluk mimpi buruk-mimpumu!" Begitu nasehat inspiratif yang dilontarkan dengan penuh semangat oleh guru kesayangan remaja itu.Mendengar nasehat inspiratif yang dilontarkan oleh guru mereka, maka bibit-bibit mimpi dalam diri Ikal, Jimbron, dan Arai pun mulai tumbuh. Langkah pertama pun dimulai. Upaya untuk terus bersekolah hingga lulus SMA dilakukan oleh remaja itu dengan kerja keras dan air mata. 
    Begitu seterusnya hingga pada saat kelulusan SMA pun tiba. Arai dan Ikal sudah memantapkan hati untuk mencapai tahapan selanjutnya demi meraih mimpi yang akan mereka kejar. Mereka berencana untuk berlayar ke Jakarta dan mencari kerja sambilan sebagai batu loncatan berkuliah di Universitas Indonesia. Saat berlayar dengan menggunakan kapal tumpangan, perpisahan mengharukan antara Arai, Ikal, dan Jimbron tak terelakkan lagi. Jimbron memutuskan untuk tetap di Belitong dan memutuskan mimpinya di tempat asalnya tersebut. Ia memberikan dua buah tabungan yang disusun untuk Arai dan Ikal dengan mengatakan sesuatu yang sangat mengharukan. "Kalian berdua akan pergi ke Paris dengan menggunakan kudaku," begitu kata Jimbron yang setuju dengan peluk dan tangis Arai dan Ikal.
   Perjuangan dalam meraih mimpi-mimpi pada akhirnya membuahkan hasil. Beberapa tahun berlalu setelah Ikal lulus dari Universitas Indonesia dan sekembalinya Arai dari Kalimantan, kedua sahabat itu dipertemukan kembali di ruang wawancara penerima beasiswa S2 di Universitas Sorebone. Akhirnya kuda pemberian Jimbron benar-benar membawa mereka berdua pergi ke Paris. Petualangan Arai dan Ikal berikutnya membawa mereka menjelajahi benua Eropa dan Afrika menyampaikan mimpi yang telah mereka tetapkan beberapa tahun yang lalu.

   Novel   ini sangat menarik untuk dibaca. Namun, perlu pemahaman yang luar biasa untuk dipahami isi ceritanya. Dalam membaca novel ini alangkah baiknya tidak dibaca hanya 1 kali, perlu beberapa kali agar kita faham akan isi novel ini.
   
   Kelebihan dari buku ini adalah, Imajinasi penulis yang sangat hidup buat si pembaca semakin terbawa dalam cerita. Menggunakan bahasa-bahasa yang berkelas, sehingga membangkitkan perasaan kesulitan di sepanjang cerita. Alurnya sangat runtut.
     
     Kelemahan dari novel ini adalah, hanya cover dari buku yang kurang menarik, sehingga sulit menarik minat pembaca jika tidak membaca sinopsisnya terlebih dahulu. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar