Follow Us @literasi_smkn23jkt

Senin, 23 November 2015

Top Ittipat ‘Milyuner Rumput Laut’


Oleh : Lidya Christiana

1.    Top Aitthipat Kulapongvanich atau yang lebih dikenal dengan nama Top Ittipat adalah pria muda asal Thailand yang dilahirkan pada tahun 1984. Ia terlahir dari keluarga yang biasa saja dan tidak terlalu memikirkan masa depan. Karena orangtuanya tidak terlalu mementingkan masa depan, pada umur 16 tahun Top Ittipat mengalami kecanduan pada game online sehingga menelantarkan sekolahnya hanya untuk bermain game online.
2.    Saat itu keluarganya sedang mengalami krisis financial namun, karena kecanduan Top atas game online ia mampu membuatnya tetap hidup dengan baik melalui hasil penjualan barang dan senjata di game online secara ilegal. Top mampu mendapatkan sekitar 400 ribu bath per bulan atau setara dengan 130 juta rupiah. Namun karena Top masih terlalu muda dan belum mengerti cara mengatur uang, ia pun menggunakan uangnya untuk membeli mobil dan hal-hal yang diinginkannya.
3.    Seiring berjalannya waktu, rekening game online milik Top di tutup paksa karena diketahui melakukan transaksi jual beli. Mengetahui hal itu, orang tua Top mencoba untuk memasukkan Top ke perguruan tinggi, Namun karena kemalasannya saat sekolah, Top tidak berhasil masuk dan terpaksa masuk ke Universitas Swasta. Pada tahun 2002, keluarganya mengalami kebangkrutan dan memiliki hutang sebesar 40 juta bath atau setara dengan 13 miliar rupiah. Karena Top boros dalam menggunakan uangnya, ia tidak bisa lagi membantu orangtuanya dengan sisa uang hasil penjualan barang di game online. Akhirnya Top terpaksa keluar dari universitasnya dan mencoba memasuki dunia bisnis yang sebenarnya untuk membayar hutang kelurganya.
4.    Dengan sisa uang yang dimilikinya Top mencoba bisnis DVD Player namun ternyata semua DVD Player yang dibeli oleh Top adalah barang palsu dan tidak bergaransi sehingga uangnya tidak dapat dikembalikan. Akhirnya, Top berusaha meminjam uang pada  bank untuk memulai usaha baru namun ternyata itu bukanlah hal yang mudah, pihak bank terus mempertanyakan alasan Top meminjam uang dan hal ini membuat Top menyesal karena mengabaikan pelajaran di sekolahnya. Akibat hutang keluarganya yang belum bisa dibayar, pihak bank menyita rumahnya dan ini membuat Top semakin bertekad untuk terus membantu keluarganya.
5.    Saat Top sedang memikirkan usaha apa yang akan dimulainya, ia mendapatkan inspirasi dari orang-orang Cina di Thailand. Ia melihat orang-orang Cina suka memakan kacang kenari goreng manis yang hanya ada di Chinatown. Top berpikir bahwa ia bisa memperkenalkan kacang kenari goreng itu kepada masyarakat Thailand lewat mall-mall. Top menyewa mesin untuk menggoreng kacang di sebuah pameran dengan harga 10 ribu bath per bulan. Dan ternyata dugaan Top benar, dalam waktu satu setengah tahun ia berhasil membuka 30 toko kenari di mall-mall terbesar di Thailand.
6.    Namun, ternyata hal itu tidak berlangsung lama karena mesin yang digunakan Top merusak langit-langit mall sehingga pihak membatalkan kontrak tokonya. Orangtua Top pun pergi dari Thailand ke China. Top sempat merasa ingin menyerah saja tapi ia berusaha memantapkan kembali hatinya untuk melanjutkan usahanya. Saat sedang mengantar kekasihnya, Top terus berpikir usaha apa yang akan ia jalankan kembali. Top memutuskan untuk mencoba usaha membuat cemilan dari bahan dasar rumput laut setelah melihat pacarnya memakan rumput laut.
7.    Top membeli rumput laut untuk diolah menjadi cemilan yang disukai orang-orang namun ternyata rumput laut yang diolahnya hanya mampu bertahan 1 minggu. Top pun mendatangi professor di bidang pangan untuk berkonsultasi dan mencoba menerapkan saran professor tersebut untuk membuat vakum kemasan dan mengganti dengan nitrogen. Setelah di olah kembali justru rumput lautnya menjadi pahit dan tidak layak di konsumsi. Top dan pamannya terus melakukan uji coba rumput laut hingga menghabiskan biaya sekitar 28 juta rupiah namun semuanya tetap gagal. Dalam uji coba terakhirnya dengan sisa rumput laut yang terkena air hujan ternyata berhasil mendapat rasa yang enak dan tidak mudah basi.
8.    Top pun memasarkan produknya ke pasar-pasar tradisional namun tidak terlalu membuahkan hasil sehingga ia pun mencoba menerapkan metode penjualan ke berbagai negara lewat 7-Eleven. Setelah membawa produknya ke 7-Eleven ternyata produknya harus memiliki standard yang tinggi yang harus dipenuhi agar produknya bisa masuk pasaran. Berbagai upaya telah dilakukan Top agar produknya melewati standard 7-Eleven termasuk memiliki kemasan yang menarik dan pabrik sendiri untuk mengolah produknya. Dengan bermodalkan kantor kecil milik keluarganya yang tersisa ia pun merubahnya menjadi sebuah pabrik kecil. Top merancang kemasan yang bisa menarik dan memberikan nama “Tao Kae Noi” pada produknya yang berarti pengusaha muda. Setelah memenuhi standard yang diminta, Top diminta untuk membuat produknya dengan jumlah besar untuk memenuhi quota permintaan 7-Eleven untuk dikirim ke beberapa negara. Setelah dengan susah payah berhasil memenuhinya, 2 tahun kemudian Top berhasil membayar semua hutang keluarganya dan berhasil mengambil kembali rumah keluarganya yang disita.
9.    Kini diusia 29 tahun, Top Ittipat adalah produsen cemilan rumput laut terlaris di Thailand yang mengekspor produknya ke sekitar 27 negara dengan penghasilan sekitar 450 milyar per tahun dan mempekerjakan sekitar  2.000 karyawan. Keberhasilannya membuatnya memiliki visi hidup “Apapun yang terjadi jangan pernah menyerah, kalau menyerah habislah sudah”
10. Top Ittipat adalah satu bukti nyata bahwa kesuksesan tidak datang secara kebetulan. Kesuksesan adalah impian setiap orang, tapi hanya orang-orang yang mau bekerja keras dan bertekun dalam menghadapi rintangan tanpa kata menyerahlah yang mampu mencapai kesuksesan. Dibutuhkan pengorbanan untuk mencapai kesuksesan. Dan Top Ittipat telah banyak mengorbankan hal yang dimilikinya untuk mencapai kesuksesannya. Seperti pengorbanan jiwa, raga, waktu masa muda, dan cintanya. Tapi Top tidak pernah menyesal karena setiap pengorbanannya telah terbayarkan. Top juga selalu mengingat kata-kata ibunya bahwa “Kamu bisa mendapatkan suatu hal, tetapi kamu akan kehilangan suatu hal lain”. Kisah hidup Top yang inspiratif ini diangkat ke layar lebar pada tahun 2011 dengan judul “The Billionaire”.


Daftar Pustaka :
Diakses pada tanggal 4 November 2015
Diakses pada tanggal 4 November 2015
Diakses pada tanggal 4 November 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar