Follow Us @literasi_smkn23jkt

Minggu, 22 November 2015

Cut Nyak Dien-Pahlawan Nasional Indonesia





Disusun oleh : Risada G. S. Siregar
 




  1. Cut Nyak Dien lahir pada tahun 1848 di Kerajaan Aceh. Cut Nyak Dien memiliki sebuah garis keturunanyang tercatat memang menomor satukan perintah agama. Ia lahir dari garis keluarga bangsawan. Ayahnya bernama Teuku Nanta Setia, ibunya adalah Putri Uleebalang Lampagar. Suaminya Ibrahim Lamnaga telah meninggal dan dari pernikahannya dengan Ibrahim ia dikarunia seorang anak laki-laki, kemudian ia menikah dengan Teuku Umar dan dikarunia seorang anak yang diberi nama Cut Gambang.
  2. Cut Nyak Dien memperoleh pendidikan bidang agama dan keahlian hidup dengan baik dari orang tua dan gurunya. Ia juga mendapat pengajaran yang mumpuni dari guru ngajinya.
  3.    Belanda pertama kali melancarkan serangan ke Aceh pada tanggal 26 Maret 1873. Belanda langsung membakar Masjid Baiturrahman. Cut Nyak Dien melihatnya dan tidak tinggal diam. Ia langsung membangkitkan rasa perjuangan rakyat Aceh. Pada saat itu, Kesultanan Aceh mampu memukul mundur Penjajah Belanda. Kesultanan Aceh berhasil memenangkan pertempuran pertama, suami Cut Nyak Dien yang bertempur dijajaran terdepan pulang dengan tersenyum.
  4.  Namun berikutnya, Belanda mulai melancarkan serangan kembali pada tahun 1874-1880. Penjajah Belanda juga menguasai Keraton Kesultanan Aceh pada tahun 1874. Ini membuat rakyat Aceh tidak memiliki lagi tempat yang aman untuk di tinggali. Rakyat Aceh akhirnya memilih mengungsi adalah ibu-ibu dan anak-anak, Cut Nyak Dien juga ikut dalam rombongan pengungsi. Sedangkan suaminya dan bersama para lelaki lain berjuang bertempur melawan penjajah Belanda guna mengembalikan Kesultanan Aceh dengan merebut wilayah VI mukim. 
  5.  Dalam pertempuran ini Ibrahim Lamnaga, suami Cut Nyak Dien tewas pada tanggal 29 Juni 1875. Inilal titik dimana Cut Nyak Dien mengambil ikrar untuk tidak akan berhenti memperjuangkan Aceh dan menghancurkan Belanda.
  6. Dalam catatan perjalanan hidup Cut Nyak Dien, ia menikah untuk kedua kali dengan seorang tokoh perjuangan Aceh yang sangat disegani bernama Teuku Umar. Mereka menikah pada tahun 1880. Pernikahan ini disambut baik oleh rakyat Aceh dan menambah gairah semangat perjuangan rakyat Aceh dalam melawan penjajah Belanda. Dari pernikahan dengan Teuku Umar, Cut Nyak Dien dikarunia seorang anak yang diberi nama Cut Gambang.
  7.    Perjuangan berlanjut dengan menggunakan taktik perang Gerilya. Langkah awal diambil oleh Teuku Umar adalah mendekati Belanda dan membangun hubungan yang kuat antara keduanya, semua dilakukan guna mendapat kepercayaan Belanda. Dan semuanya mencapai puncak ketika Teuku Umar bersama 250 pasukannya “menyerahkan diri” kepada Belanda dan mengaku berniat ingin bergabung dengan Belanda. Ini dilakukan pada tanggal 30 September 1893. Belanda yang pastinya sangat menyetujui dengan langkah yang diambil Teuku Umar langsung menganugerahi gelar Teuku Umar Johan Pahlawan. Dan memberikan kekuasaan penuh kepada Teuku Umar untuk menjadi komandan unit pasukan Belanda.
  8.   Namun strategi yang diambil oleh Teuku Umar dan Cut Nyak Dien ini bukan tanpa pertentangan. Banyak rakyat Aceh mengira bahwa meraka telah mengkhianati Aceh. Sambil terus mempelajari taktik perang yang di pakai oleh Belanda, Teuku Umar merencanakan untuk menggempur Aceh. Ketika rencana untuk menggempur basis Aceh telah disetujui oleh Belanda, Teuku Umar dan Cut Nyak Dien bersama dengan pasukan serta peralatan perang berupa senjata berat, lengkap dengan amunisinya pergi berangkat ke Aceh. Namun mereka ternyata tidak pernah kembali lagi ke Belanda. Pengkhianatan Teuku Umar ke pihak Belanda ini di kenal dengan Het Verraad van Teukoe Oemar atau pengkhianatan Teuku Umar.
  9. Belanda sangat marah dengan kejadian ini. Mereka mengamuk dan melancarkan operasi besar-besaran untuk menangkap Teuku Umar dan Cut Nyak Dien. Sementera itu pasukan Belanda sekarang di pimpin oleh Jenderal Jakobus Ludovicius. Dengan bekal peralatan yang lengkap, Teuku Umar berhasil menghancurkan pasukan Belanda. Jenderal Jakobus berhasil dibunuh.
  10. Belanda tetap mencari cara agar dapat melumpuhkan kekuatan Aceh.  Mereka membayar orang untuk terus memata-matai Teuku Umar untuk mendapatkan rencana apa yang nantinya akan diambil oleh Teuku Umar. Maka di ketahui bahwa Teuku Umar akan menyerang Belanda pada tanggal 11 Februari 1899. Karena rencananya sudah di ketahui, Teuku Umar gugur dalam perang tersebut. Meskipun sedih bukan main Cut Nyak Dien tetap tegar dan terus melancarkan serangan kepada Belanda di pedalaman Meulaboh bersama dengan para pasukannya.
  11. Dengan usia yang sudah menua, Cut Nyak Dien terus berjuang melawan Belanda. Namun bagaimanapun pihak Belanda lebih kuat karena di dukung kekuatan yang lengkap. Akhirnya, salah satu pasukannya melaporkan keberadaan Cut Nyak Dien kepada Belanda. Belanda datang berhamburan menyerbu tempat Cut Nyak Dien di Beutong Le Sageu. Mereka bertempur mati-matian meskipun akhirnya Cut Nyak Dien tertangkap oleh pihak Belanda.
  12. Atas semua jasa besarnya dalam perjuangan melawan Belanda, pemerintah Soekarno menganugerahinya sebagai Pahlawan Nasional Indonesia melalui SK Presiden RI No.106 Tahun 1964 tepatnya pada tanggal 2 Mei 1964. Gelar pahlawan ini sendiri atas pengajuan Gubernur Aceh saat itu yaitu Ali Hasan.
  13. Cut Nyak Dien akhirnya di bawa ke Banda Aceh dan dirawat disana. Namun, Belanda khawatir bahwa kehadiran Cut Nyak Dien di Banda Aceh akan membangunkan kembali semangat perlawanan warga Aceh. Belanda akhirnya memutuskan untuk mengirim Cut Nyak Dien dan diasingkan ke Sumedang-Jawa Barat. Karena faktor usia, Cut Nyak Dien meninggal di Sumedang pada tanggal 6 November 1908. Namun pada tahun 1959 makamnya baru ditemukan.
  14. Di dalam` tahanan, Cut Nyak Dien di juluki dengan nama “Ibu Perbu”, karena dia anggap sebagai perempuan yang memiliki pemahaman agama yang mumpuni.

Daftar Pustaka :
Sumber : tanya-biografi.blogspot.co.id/2013/01/biografi-cut-nyak-dien.html.
Di akses pada : 10 November 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar