Follow Us @literasi_smkn23jkt

Jumat, 28 November 2014

Jenderal Sudirman: Pahlawan Kusuma bangsa

Oleh Darmah

Jenderal Sudirman
Jenderal Sudirman merupakan sosok Pahlawan Nasional. Beliau lahir pada tanggal 24 Januari tahun 1916 di kota Purbalingga, tepatnya di dukuh rembang. Beliau dibesarkan dalam lingkungan keluarga sederhana dan beliau lahir dari ayah yang bernama Karsid Kartowirodji dan seorang ibu yang bernama Syem. Ayah beliau merupakan seorang pekerja pabrik gula Kalibogor, Banyumas dan ibunya merupakan keturunan Wedang Remban. Jenderal Sudirman sejak umur 8 bulan diangkat sebagai anak oleh R.Tjokrosoenaryo seorang asesten Wedang Rembang yang masi merupakan saudari Syem.  

Jenderal Sudirman memperoleh pendidikan normal di sekolah taman siswa dan mengenyam pendidikan keguruan yang bernama HIK. Beliau belajar di tempat tersebut selama setahun. Hal ini beliau lakukan setelah selesai melaksanakan belajarnya di Wirotomo. Beliau diangkat menjadi seorang Jenderal pada umur yang menginjak 31 tahun. Beliau merupakan orang termuda dan sekaligus pertama di Indonesia. Sejak kecil beliau merupakan anak yang pandai dan juga sangat menyukai organisasi. Dimulai dari organisasi yang terdapat di sekolahnya dahulu, beliau sudah menunjukan kriteria pemimpin, yang disukai masyarakat. Keaktifan beliau pada pramuka menjadikan beliau seorang guru sekolah dasar Muhammadiyah di Kabupaten Cilacap. Lalu beliau berlanjut menjadi seorang kepala sekolah.
Jenderal Sudirman juga pernah masuk ke dalam belajar militer di PETA (pembela tanah air) yang bertempatan di daerah Bogor. Pendidikan PETA dilakukan oleh tentara Jepang pada saat itu. Setelah menyelesaikan pendidikan di PETA, ia menjadi komandan Battalion di Kroya, Jawa Tengah. Kemudian beliau menjadi Divisi V/ Banyumas sesudah TKR terbentuk, dan akhirnya terpilih menjadi Angkatan Perang Republic Indonesia (Panglima TKR). 

Pada masa penduduk Jepang ini, Beliau pernah menjadi anggota Badan Pengurus Makanan Rakyat dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kepresidenan Banyumas. Dalam saat ini beliau mendirikan koperasi untuk menolong rakyat dari bahaya kelaparan.setelah berakhirnya Perang Dunia II, pasukan Jepang menyerah tanpa syarat kepada pasukan sekutu dan Soekarno mendeklarasikan Kemerdekaan Indonesia. Beliau mendapatkan prestasi pertamanya sebagai tentara setelah keberhasilannya merebut senjata pasukan Jepang dalam pertempuran di Banyumas, Jawa Tengah.


Kemudian Jenderal Sudirman diangkat menjadi Panglima Divisi V/ Banyumas dengan pangkat Colonel. Dan melalui Konferensi TKR 12 November1945, beliau terpilih menjadi Panglima Besar TKR/Panglima Angkatan Perang RI. Beliau mulai menderita penyakit Tuberkulosis, walaupun begitu beliau tetap terjun langsung dalam beberapa kampanye Perang Gerilya melawan pasukan NICA Belanda.

Perang pertama yang dipimpin oleh Jenderal Sudirman adalah Perang Pelagah Ambarawa melawan pasukan Inggris dan NICA Belanda yang berlangsung dari bulan November sampai Desember 1945. Pasukan TKR yang dipimpin oleh Jenderal Sudirman terlibat pertempuran melawan Tentara Inggris di Abarawa. Pertempuran yang terkenal ini berlangsung selama lima hari tersebut di akhir dengan mudurnya pasukan Inggris ke Semarang. Perang tersebut berakhir tanggal 16 Desember 1945.

Setelah kemenangan Jenderal Sudirman dalam Pelagah Ambarawa, pada tanggal 18 Desember 1945 beliau di lantik sebagai Jenderal oleh Presiden Soekarno. Beliau memperoleh pangkat Jenderal tersebut tidak melalui system Akademik Militer atau pendidikan tinggi lainnya, kerena prestasinya.

Jenderal Sudirman memimpin pasukannya untuk membela Yogyakarta dari serangan Belanda  II tanggal 19 Desember 1948 tersebut. Dalam perlawanan tersebut beliau sudah dalam keadaan sangat lemah karena penyakit Tuberkulosis yang dideritanya sejak lama. Walaupun begitu beliau tetap terjun langsung ke medan perang, bersama pasukannya dalam keadaan diandu, memimpin para tentaranya untuk tetap mencakukan perlawanan terhadap pasukan Belanda secara gerilya. Bersama pasukannya dan kembali melakukan perang gerilya, beliau berpindah-pindah selama tujuh bulan dari hutan kehutan, dari gunung ke gunung dalam keadaan sakit dan lemah kondisinya hampir tanpa pengobatan medis. Walaupun masih ingin memimpin perlawanan tersebut, akhirnya beliau pulang dari kampanye gerilya tersebut karena keadaan kesehatan tidak memungkinkan untuk memimpin langsung angkatanya perangnya. Setelah itu beliau hanya menjadi tokoh perencana dibalik layar kampanye gerilya melawan Belanda.

Setelah pasukan Belanda menyerahkan Kepulauan Nusantara Republik Indonesia Serikat dalam Konferensi Meja Bundar tahun 1949  Den Haag, Jenderal Sudirman kembali ke Jakarta bersama Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohamad hatta.

Pada tanggal 29 Januari 1950 Jenderal Sudirman meninggal dunia di Magelang, Jawa Tengah kerena sakit Tuberkulosis parah dideritanya. Beliau dimakamkan   di taman makam Pahlawan Kusuma Negara di Semaki, Yogyakarta. Beliau dinobatkan sebagai Pahlawan  Pembela Kemerdekaan. Pada tahun 1997 Beliau mendapatkan gelar sebagai Jenderal Besar Anumarta dengan bintang lima, pangkat yang hanya dimiliki oleh beberapa Jenderal di RI sampai sekarang.

Jenderal Sudirman sudah sepantasnya menjadi tokoh dunia dan dikenali oleh seluruh dunia karena perjuanganya untuk Kemerdekaan Bangsa Indonesia. Beliau adalah pembela bangsa yang kuat dean tidak mudah putus menyerah.Beliau sosok pejuang yang bersahaja dan akan selalu dihormati dan dikenang oleh dunia terutama anak Bangsa Indonesia.


Ref:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar