Follow Us @literasi_smkn23jkt

Selasa, 25 November 2014

B.J. Habibie : Sang Mr. Crack


Oleh : Indah Fitria Sari

 
Prof. DR (HC). Ing.Dr. Sc. Mult Bacharuddin Jusuf Habibie dilahirkan di Pare-Pare, Sulawesi Selatan, pada tanggal 25 Juni 1936. Beliau adalah anak keempat dari delapan bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie serta RA. Tuti Marini Puspowardoyo. Habibie yang menikah dengan Hasri Ainun Habibie pada tanggal 12 Mei 1962 ini dikaruniai dua orang putra yakni Ilham Akbar serta Thareq Kemal.

Dimasa Kecil, Habibie telah menunjukkan kecerdasan dan semangat tinggi pada ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya fisika. Selama enam bulan, ia kuliah di teknik mesin Institut Teknologi Bandung (ITB) dan dilanjutkan ke Rhenisch Wesfaliche Technische Hochscule – Jerman pada 1955. Dengan dibiayai oleeh ibunya, RA. Tuti Marini Puspowardoyo,Habibie muda menghabiskan 10 tahun untuk menyelesaikan studi S-1 hingga S-3 di Aachen – Jerman
Habibie menggeluti bidang desain dan konstruksi pesawat di Fakultas Teknik Mesin. Selama lima tahun studi di Jerman akhirnya Habibie memperoleh gelar Dilpom-Ingenenieur atau Diploma Teknik dengan predikat Summa Cum Laude

Sebelum memasuki usia 40 tahun, karir Habibie sudah sangat cemerlang, terutama dalam desain dan konstruksi pesawat terbang. Habibie menjadi yang “Permata” di negeri Jerman dan Habibie mendapat “Kedudukan Terhormat”. Selama bekerja di MBB Jerman, Habibie menyumbang berbagai hasil penelitian dan sejumlah teori untuk ilmu pengetahuan dan teknologi. Rumus yang ditemukan oleh habibie dinamai “Faktor Habibie” karena bisa menghitung keretakan atau crack propagation on random sampai ke atom-atom pesawat terbang sehingga ia dijuluki sebagai “Mr. Crack”.

Pada tahun 1968, B.J. Habibie telah mengundang sejumah insinyur untuk bekerja di industri pesawat terbang Jerman. Sekitar 40 insinyur Indonesia akhirnya dapat bekerja di MBB atas rekomendasi B.J. Habibie. Hal ini dilakukan untuk mempersiapkan skill dan pengalaman (SDM) insinyur Indonesia untuk suatu saat bisa kembali ke Indonesia dan membuat produksi industri dirgantara. Dan ketika Presiden Soeharto mengirim Ibnu Sutowo ke Jerman untuk menemui seraya membujuk Habibie pulang ke Indonesia, B.J. Habibie langsung bersedia dan melepaskan jabatan, posisi dan prestasi tinggi di Jerman. Hal ini dilakukan B.J. Habibie demi memberi sumbangsih Ilmu dan Teknologi pada bangsa Indonesia. Pada 1974 di usia 38 tahun, B.J. Habibie pulang ketanah air Habibie diangkat menjadi penasihat pemerintah, Meskipun demikian dari tahun 1974-1978 Habibie masih sering pulang ke Jerman karena masih menjabat sebagai Vice Presiden dan Direktur Teknologi di MBB.

Tanggal 26 April 1976, habibie mendirikan PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio dan menjadi Industri Pesawat Pertama di Kawasan Asia Tenggara. Industri Pesawat Terbang Nurtanio kemudian berganti nama menjadi industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) pada 11 Oktober 1985, kemudian Direkstrurisasi menjadi Dirgantara Indonesia (PT.DI) Pada Agustus 2000.

Di Indonesia, Habibie 20 Tahun menjabat Menteri Negara Ristek atau Kepala BPPT. Memimpin 10 perusahaan BUMN Industri Strategis, dipiih MPR menjadi Wakil Presiden RI, dan disumpah oleh ketua Mahkamah Agung menjadi Presiden Republik Indonesia menggantikan Soeharto. Sampai akhirnya Habibie dipaksa pula lengser akibat Referendum Timur Timor yang memilih merdeka. Habibie pun kembali menjadi warga negara biasa dan kembali hijrah bermukim ke Jerman.

B.J. Habibie mempunyai sifat yang tegas dan percaya diri, ia tak pernah putus asa dalam menggapai cita-citanya. Perjuangan Habibie untuk terus belajar sampai akhirnya Habibie menemukan rumus “Faktor Habibie” sehingga dijuluki sebagai “Mr.Crack”. Habibie pun diangkat menjadi Presiden Republik Indonesia ke-3. Kerja kerasnya itulah yang meninggalkan pelajaran berharga bagi dunia.

Artikel ini diadaptasi dari  :
  1. http://webmuhammadiyah.blogspot.com/2014/01/biografi-prof-dr-bjhabibe-terlengkap.html
  2. http://nusantaranews.wordpress.com/2009/04/02/biografi-bj-habibie-bapak-teknologi-dan-demokrasi-indonesia/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar