Follow Us @literasi_smkn23jkt

Kamis, 27 November 2014

Dr. Lie Dharmawan Dokter “GILA” Peduli Kaum Miskin



Oleh : Nina Febrianni


Dr. Lie Dharmawan (Lie De Mei) dengan nama kecil Lie Tek Bie dia lahir di kota Padang pada tanggal 16 April 1946. Dia lahir dari pasangan Lie Goan Hoey dan Pak Leng Kiau (Julita Diana) yang serba kekurangan. Dr. Lie mempunyai saudara berjumlah enam orang. Ketika ia berumur 10 tahun, ayahnya meninggal dunia dan hanya ibunyalah seorang diri yang hanya tamatan SD berjuang keras untuk menyekolahkan ketujuh anakya termasuk dr. Lie Dharmawan sendiri. Dokter Lie Dharmawan menikah dengan Tan Lie Tjhoen (Listijani Gunawan) dan dikaruniai 3 anak yang bernama Lie Mei Phing (29 April 1978), Lie Ching Ming (9 November 1988) dan Lie Mei Sing (16 September 1992)

Dr.Lie Dharmawan pernah mengenyam pendidikan di SD Ying Shi di Padang, SMP Katolik Pius di Padang, SMA Don Bosco di Padang, pada tahun 1965 ia kemudian lulus SMA dengan prestasi yang cemerlang. Berkali-kali ia mendaftar di fakultas kedokteran yang ada di pulau Jawa namun ia tidak pernah diterima kesempatan kuliah akhirnya ada ketika ia diterima masuk di fakultas keedokteran di Universitas Res Publika (URECA) namun baru beberapa hari kuliah kampusya dibakar oleh massa dan Lie memutuskan untuk menjadi pekerja serabutan mengumpulkan uangnya dan membeli tiket ke Jerman untuk melajutkan cita citanya.

Pada usia ke 21 Lie Dharmawan pun melanjutkan cita-citanya ia mendaftarkan diri ke sekolah kedokteran di Berlin Barat, Jerman. Dan untuk memenuhi biaya kuliah dan kehidupan sehari-hari ia bekerja sebagai kuli bongkar muat barang ia juga bekerja disebuah panti jompo yang salah satu tugasnnya membersihkan kotoran orangtua 80 tahunan. Lie tetap berprestasi walaupun ia sibuk bekerja

Dr. Lie Dharmawan pada tahun 1971 ia membuat organisasi “Pendiri Mahasiswa Kedokteran Indonesia” di Berlin. Tahun 1974 ia berhasil menyelesaikan pendidikannya dan mendapat gelar M.D. (Medical Doctor), Empat tahun setelahnya, Lie sukses menyandang gelar Ph.D. Ia juga aktif di organisasi “Pengurus Perhimpunan Dokter Indonesia” di Jerman pada tahun 1981 hingga tahun 1984.

Melalui perjuangan tanpa kenal lelah selama sepuluh tahun, Lie akhirnya lulus dengan empat spesialisasi yakni ahli bedah umum, ahli bedah toraks, ahli bedah jantung dan ahli bedah pembuluh darah. Ia juga aktivis gereja katolik di Jakarta pada tahun 1985 hingga  sekarang. Selama enam bulan Lie di Semarang kemudian ke RS Rajawali, Bandung.

Tahun 1988, Lie berkarir di RS Husada, Jakarta hingga saat ini. Kegiatan sosial pertama Lie sebagai dokter bedah Indonesia dilakukan saat megoperasi secara cuma-cuma seorang pembantu rumah tangga tahun 1988. Selanjutnya, ia juga terus mengupayakan bedah jantung terbuka (bedah dimana jantung dihentikan dari pekerjaannya untuk dibuka dan diperbaiki) bedah semacam ini melawan arus arus karena butuh peralatan yang lebih canggih dan mahal, namun harus dilakukan dalam perasi skala besar.

Pada tahun 1992, Lie sukses melangsungkan bedah jantung terbuka untuk pertama kalinya di rumah sakit swasta di Jakarta. Dokter Lie menjabat sebagai kepala bagian bedah RS Husada pada tahun 2000 hingga sekarang, Ia juga sebagai kepala serikat karyawan RS Husada pada tahun 2000-2006, Ia juga sebagai kepala komite medik RS Husada pada tahun 2006-2009, Ia juga aktivis wakil ketua INTI (Perhimpunan Indonesia-Tionghoa) DKI Jakarta tahun 2000 hingga sekarang dan tahun 2005 ia dipercaya sebagai ketua INTI Pusat dibidang kesehatan.

“jangankan berobat, jika makan sehari-hari pun sulit” kesadaran ini menerpa batin Lie begitu kuat hingga akhirnya bersama Lisa Suroso (aktivis mei 1998) mendirikan Yayasan Dokter Peduli atau doctorSHARE sebuah organisasi kemanusian nirlaba yang memfokuskan diri pada pelayanan kesehatan medis dan bantuan kemanusian. DoctorSHARE memberikan pelayanan medis secara cuma-Cuma diberbagai wilayah Indonesia. Program awal doctorSHARE adalah pendiri Panti Rawat Gizi di pulau Kei, Maluku Tenggara. Bersama doctorSHARE, ia medirikan Rumah Saki Apung (RSA) swasta, yang diberi nama KM RSA DR. LIE DHARMAWAN

Dr. Lie Dharmawan dianggap sebagai dokter gila, karena keberaniannya menggunakan kapal kayu mengarungi pelosok negeri ini untuk membantu saudara-saudara kita yang kurang mampu tetapi memerlukan pelayanan kesehatan segera. Perilaku atau sifat dokter Lie ini patut kita contoh dan kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sumber referensi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar