Follow Us @literasi_smkn23jkt

Kamis, 27 November 2014

Ir. Soekarno: Berdiri Di Atas Kaki Sendiri



Oleh: Lini Palindri

Ir. Soekarno lahir di Bliatar, Jawa Timur, 6 Juni 1901. Dengan nama asli Kusno Sosrodiharjo, karena sering sakit yang mungkin disebabkan karena namanya tidak sesuai maka kemudian berganti nama menjadi Soekarno. Ayahnya bernama Raden Soekemi Sosrodiharjo, seorang guru di Surabaya. Ibunya bernama Ida Ayu Nyoman Rai berasal dari Buleleng, Bali. Ketika hidup Soekarno pernah menikah 9 orang wanita, mereka adalah Oetari (cerai 1923), Fatmawati (1943), Hartini (1952), Ratna (1962), Haryati (1963), Yurike Sanger (1964), Kartini Manopo dan Heldy Djafar (1966). Dari pernikahannya tersebut Soekarno dikaruniai 11 orang anak.

Pada usia 14 tahun, seorang kawan ayahnya yang bernama Oemar Said Tjokroaminato mengajak Soekarno tinggal di Surabaya dan disekolahkan di Hoogere Burger School (H.B.S), setelah lulus pada tahun 1920, Ia melanjutkan ke Technische Hoge School (Sekarang menjadi ITB) di Bandung. Ia mengenyam pendidikan disana selama 6 tahun kemudian mendapatkan gelar Insinyur pada tanggal 25 Mei 1926.

Pada tahun 1926, ia mendirikan Algemene Studie Club di Bandung. Organisasi ini menjadi cikal bakal Partai Nasional Indonesia. Organisasi ini didirikan pada tanggal 4 Juli 1927, dan kemudian mengamalkan ajaran Marhaenisme. Tujua dari pembentukan Partai Nasional Indonesia adalah agar bangsa Indonesia bisa merdeka dan terlepas dari jajahan Belanda.

Aktivitas Soekarno di PNI menyebab sehinggakannya ditangkap dan kemudian dimasukkannya kepenjara Suka Miskin pada Bulan Desember 1927. Ia dikenal Belanda sebagai seorang tahanan yang mampu menghasut orang lain agar berfikir untuk merdeka sehingga Ia kemudian dianggap cukup bahaya oleh Belanda. Soekarno dibebaskan pada bulan Desember 1931, Soekarno memunculkan pledoinya yang berjudul: “Indonesia Menggugat”, dimana Ia mengungkapkan bahwa bangsa Belanda sebagai bangsa yang serakah yang telah menindas dan merampas kemerdekaan bangsa Indonesia. Dari pledoi itu membuat Belanda semakin marah sehingga PNI bentukan Soekarno dibubarkan pada bulan Juli 1930.

Pada bulan Juli 1932, Soekarno bergabung dengan Partai Indonesia (Partindo), kemudian didaulat sebagai pimpinan Partindo namun Ia kembali ditangkap oleh Belanda dan kemudian diasingkan ke Flores dan empat tahun kemudian dibuang ke Bengkulu. Soekarno baru kembali bebas pada masa penjajahan Jepang pada tahun 1942.

Soekarno bertemu dengan Mohammad Hatta yang akan menjadi teman seperjuangnnya yang kemudian keduanya akan memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia. Pada tanggal 17 Agustus 1945, Soekarna-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Jepang dimana pada tanggal tersebut juga diperingati sebagai Hari Kemerdekaan Indonesia dan Pancasila kemudian dibentuk oleh Soekarno sebagai dasar dari Negara Indonesia. Soekarno bersama dengan Mohammad Hatta diangkat menjadi Presiden dan Wakil Presiden pertama di Indonesia dalam sejarah bangsa Indonesia.

Masa-masa kejatuhan Soekarno dimulai sejak ia berpisah dengan Mohammad Hatta pada tahun 1956, akibat pengunduran diri Hatta dari kancah perpolitikkan Indonesia. Ditambah dengan sejumlah pemberotakan separatis yang terjadi di seluruh pelosok Indonesia dan puncaknya, pemberontakan G 30 S/PKI membuat Soekarno didalam masa jabatannya tidak dapat “memenuhi” cita-cita bangsa Indonesia yang makmur dan sejahtera.


Setelah jabatannya sebagai Presiden berakhir, ia kemudian banyak menghabiskan waktunya di Istana Bogor, lama-kelamaan kesehatannya semakin menurun sehingga Ia mendapatkan perawatan oleh tim dokter kepresidenan hingga tepat tanggal 21 Juni 1970 Soekarno menghembuskan nafas terakhirnya di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta. Jenazahnya kemudian dibawa ke Wisma Yaso, Jakarta. Setelah itu jenazahnya dibawa ke Blitar, Jawa Timur untuk dikebumikan dekat dengan makam Ibunya dan kini menjadi ikon kota tersebut.

Pemikirannya tentang demokrasi dan kebebasn berkebangsaan selain itu namanya juga dikenang dengan salah satu nama lapangan sepak bola, yaitu Gelora Bung Karno. Selain di Indonesia, di Bangkok Soekarno dihormati oleh Mus Madame Tussadus sehingga dibuatkan patung lilin menyerupai sosok Soekarno. Patung ini dibuat sebagai salah satu bentuk penghormatan kepadanya sebagai salah satu proklamator dan sebagai bapak bangsa Indonesia serta peranan Soekarno bagi dunia Internasional selama menjabat sebagai Presiden.

Soekarno mempunyai sifat nasionalisme yang tinggi. Sudah sepantasnya sosok beliau dihormati dan dikenang jasa serta perjuangannya oleh orang Indonesia maupun penjuru dunia. Karena atas berkat perjuangannya Indonesia kini dapat “Berdiri di atas kaki sendiri”.

Sumber :
Wikipedia
Buku Bahasa Indonesia kelas XI hal 132-134 kurikulum 2013
Id.m.wikibooks.org/wiki/Presiden_Soekarno

Tidak ada komentar:

Posting Komentar