Follow Us @literasi_smkn23jkt

Selasa, 25 November 2014

BADEN POWELL : SERIGALA YANG TIDAK PERNAH TIDUR

Oleh : Juliawati

Baden-Powell dilahirkan dengan nama Robert Stephenson Smyth Powell, atau lebih akrab dengan panggilan Stephe Powell, di Jalan Stanhope nomor 6 (sekarang Stanhope Terrace nomor 11) Paddington, London pada 22 Februari 1857 . Smyth adalah nama dari ibunya (Henrietta Grace Smyth). Ayahnya seorang Pendeta bernama Baden Powell, seorang dosen yang mengajar geometri di Universitas Oxford dan telah memiliki empat anak dari kedua pernikahan sebelumnya. Pendeta Powell meninggal ketika Stephe (Baden-Powell) berusia tiga tahun, dan sebagai penghormatan kepada ayahnya serta untuk mengatur anak-anak yang terpisah dari saudara dan sepupu, ibunya (Henrietta Grace Smyth) mengubah nama keluarga menjadi Baden-Powell. Selanjutnya, Stephe (Baden Powell) dibesarkan oleh ibunya, seorang wanita yang berketatapan bahwa anak-anaknya harus berhasil. Baden-Powell berkata tentang ibunya pada tahun 1933 "Rahasia keberhasilan saya adalah ibu saya.

Pada Januari 1912 Baden-Powell bertemu calon isterinya Olave di atas kapal penumpang (Arcadia) dalam perjalanan ke New York untuk memulai Lawatan Pramuka Dunia. Olave berusia 23, Baden-Powell 55, dan mereka memiliki tanggal lahir yang sama. Dan mereka melangsungkan pernikahan secara rahasia pada 30 Oktober 1912 . Dikatakan bahwa Baden-Powell hanya memiliki satu petualangan lain dengan wanita (pertunganannya yang gagal dengan Juliette Magill Kinzie Gordon). Pramuka Inggris membelikan Baden-Powel hadiah pernikahan, yaitu sebuah mobil Rolls Royce. Setelah pernikahannya Baden Powell beserta istrinya tinggal di Hampshire, Inggris dan dianugerahi 3 orang anak (satu laki-laki dan dua perempuan), yaitu: Arthur Robert Peter (Baron Baden-Powell II), Heather Grace (Heather Baden-Powell), dan Betty Clay (Betty Baden-Powell).

Baden Powell bersekolah di Rose Hil School, Tunbridge Wells dan dianugerahi beasiswa untuk sekolah di Charterhouse. Perkenalan pertamanya pada kecakapan kepanduan yakni memburu dan memasak hewan. Baden Powell menamatkan pendidikan di Charterhouse School pada usia sembilan belas tahun. Beberapa waktu setelah sekolahnya selesai. Baden Powell berangkat ke India sebagai pembantu letnan dalam resimennya yang terkenal dengan perang Krim Charge of The Light Brigade.

Prestasi Baden Powell sudah terlihat pada usianya yang ke 26 tahun yaitu dengan menjadi Kapten. Ia juga dikenal sebagai pemburu babi hutan di India dan memeperoleh piala “pigstiking". Olahraga ini sangat dihargai di India karena babi hutan dianggap satu-satunya binatang yang berani minum bersama harimau. Pada tahun 1887, Baden Powell berangkat ke Afrika , untuk ikut serta berperang melawan suku Zulu , kemudian Suku Anshati dan Suku Matabele. Karena keberanian dan kepandaiannya penduduk Afrika menjulukinya dengan “impeesa” – srigala yang tidak pernah tidur. Karena kecakapannya itu, tahun 1899 pangkatnya telah dinaikkan menjadi kolonel.

Pada tahun yang sama yaitu 1899 di Afrika Selatan Perang Boer II. Baden Powell ditempatkan di kota kecil bernama Mafeking dengan jumlah pasukan Boer yang jauh lebih banyak. The Mafeking Cadet Corps adalah sekelompok anak muda yang bertugas membawakan pesan untuk pasukan lain. Meskipun mereka tidak berpengalaman menghadapi musuh, mereka berhasil melawan musuh mempertahankan kota. Dan kejadian inilah yang juga menjadi salah satu faktor yang mengilhami Baden Powell dalam membuat materi kepanduan. Pada tahun yang sama yaitu 1899. Baden Powell menulis buku berjudul ‘Aids to Scouting’ yang berisikan tentang pengalaman Baden Powell menjadi tentara seperti mengadakan latihan bersama serta bertukar bakat.

Di Inggris Raya, orang-orang membaca berita prestasi Baden-Powell dalam memimpin Pasukan Mafeking sehingga di negara asalnya itu, ia menjadi “Pahlawan Nasional”. Hal ini memberikan keuntungan, karena buku kecil yang ditulisnya “Aids to Scouting” menjadi terjual laris. Sekembalinya ke Inggris pada tahun 1901, Ia melihat bukunya telah populer dan banyak digunakan para guru untuk mendidik muridnya, dan juga para pemuda yang aktif dalam organisasi. Karena itulah, Ia diminta untuk menulis ulang bukunya tersebut agar mudah dipahami oleh anak muda, terutama untuk anggota Boys’ Brigade, sebuah orgaisasi kepemudaan yang besar dan bernuansa militer.

Tahun  1907, Baden Powell menulis draft buku berjudul Boy Patrols. Pada tahun yang sama tepatnya 25 Juli 1907 untuk menguji idenya. Ia mengumpulkan 21 pemuda dengan latar belakang bermacam-macam (yang diundang dari beberapa sekolah khusus laki-laki di London) di Brownsea Island selama delapan hari. Perkemahan tersebut dipraktekan cara-cara memasak, berenang, menyelidik, mengembara serta api unggun dan lain-lain. Perkemahan tersebut terselenggara dengan baik dan kemudian dijadikan sebagai perkemahan pertama.

Sesudah perkemahan tersebut, dua minggu sekali diterbitkan buletin “A Handbook for Instruction In Good Citinzenship Trough Woodcraft”. Isi buletin ini diambil dari buku “Aids to Scoting” dan pengalaman saat berkemah di Brownsea Island. Setelah enam kali terbit buletin ini kemudian dibukukan menjadi buku “Scouting for Boys” Beberapa saat setelah buku ini diterbitkan dan dijual di toko-toko buku. Maka terbentuklah regu-regu dan pasukan dari berbagai lapisan masyarakat. Kemudian menyebar ke seluruh Inggris, Eropa kemudian benua lain.

Setahun kemudian Baden Powell menyelenggarakan perkemahan kepramukaan yang kedua di tempat yang sama dengan jumlah Pramuka sebanyak 1.500 anak. Dua tahun kemudian menjadi 109.000 anak dan diikuti oleh negara-negara Eropa yang akhirnya menyebar ke seluruh dunia. Akhirnya Baden Powell memutuskan untuk mengundurkan diri dari ketentaraan pada tahun 1910 dengan pangkat Letnan Jendral dan mengabdikan dirinya untuk menumbuh kembangkan kepramukaan .

Pada tahun 1912 , Baden Powell mengadakan perjalanan keliling dunia untuk meninjau perkembangan kepramukaan di berbagai negara. Pada tahun inilah permulaan kepramukaan dinyatakan sebagai persaudaraan sedunia . Tahun 1920 di London berkumpul Pramuka dari seluruh dunia untuk mengadakan Jambore pertama di dunia . pada malam terakhir yaitu pada tanggal 6 Agustus 1920 , Baden Powell diangkat sebagai Chief Scout of the world .Bapak Pramuka sedunia. Pada tahun 1929, Baden Powell dianugerahi Raja George V dengan julukan bangsawan Lord Baden Powell of Gilwell.

Pada tahun 1936 anak ketiganya menikah yaitu Betty Baden Powell dengan Gervase Charles. Tak lama selepas pernikahan anaknya. Baden-Powell berhadapan dengan masalah kesehatan, dan mengalami beberapa serangan penyakit. Ia menderita sakit kepala terus menerus, yang dianggap dokternya berasal dari gangguan psikosomatis dan dirawat dengan analisis mimpi. Sakit kepala ini berhenti setelah ia tidak lagi tidur dengan Olave dan pindah ke kamar tidur baru di balkon rumahnya. Pada tahun 1934 prostatenya dibuang, dan pada tahun 1939 dia pindah ke sebuah rumah yang dibangunnya di Kenya, negara yang pernah dilawatinya untuk berehat. Dia meninggal dan dimakamkan di Kenya, di Nyeri, dekat Gunung Kenya, pada 8 Januari 1941.

Pada 1938 Royal Academy of Sweden menganugerahkan Lord Baden Powell dan semua gerakan Pramuka hadiah Nobel Perdamaian untuk tahun 1939. Tapi pada 1939 Royal Academy memutuskan untuk tidak menganugerahkan hadiah untuk tahun itu, karena pecahnya Perang Dunia II. Pergerakan Pramuka dan Pandu Puteri merayakan 22 Februari sebagai hari B-P, tanggal lahir bersama Robert dan Olave Baden-Powell, untuk memperingati dan meraikan jasa Ketua Pramuka.

Pesan Terakhir Baden Powell
Pramuka-pramuka yang kucinta :
Jika kamu pernah melihat sandiwara Peter Pan, maka kamu akan melihat mengapa pemimpin bajak laut selalu membuat pesan-pesannya sebelum meninggal, karena ia takut, kalau-kalau tidak akan sempat lagi mengeluarkan isi hatinya, jika saat ia menutup matanya telah tiba.
Demikian halnya dengan diriku. Meskipun waktu ini aku belum meninggal, namun saat itu akan tiba juga bagiku. Oleh karena itu aku ingin menyampaikan kepadamu sekedar kata perpisahan untuk minta diri……………
Ingatlah, ini adalah pesanku yang terakhir bagimu. Oleh karena itu, renungkanlah !
Hidupku adalah sangat bahagia dan harapanku mudah-mudahan kamu sekalian masing-masing juga mengenyam kebahagiaan dalam hidupmu sepeti aku. Saya yakin bahwa Tuhan menciptakan kita dalam dunia yang bahagia ini untuk hidup berbahagia dan bergembira. Kebahagiaan tidak timbul dari kekayaan, juga tidak dari jabatan yang menguntungkan, ataupun kesenangan bagi diri sendiri. Jalan menuju kebahagiaan adalah membuat dirimu lahir dan batin sehat dan kuat pada waktu kamu masih anak-anak, sehingga kamu dapat berguna bagi sesamamu dan dapat menikmati hidup, jika kamu kelak telah dewasa. Usaha menyelidiki alam akan menimbulkan kesadaran dalam hatimu, betapa banyaknya keindahan dan keajaiban yang diciptakan Tuhan di dunia ini supaya kamu dapat menikmatinya.
Lebih baik melihat kebagusan-kebagusan suatu hal daripada mencari kejelekan-kejelekan. Jalan nyata yang menuju kebahagiaan ialah membahagiakan orang lain. Berusahalah agar kamu dapat meninggalkan dunia ini dalam keadaan yang lebih baik daripada tatkala kamu tiba didalamnya. Dan bila giliranmu tiba untuk meninggal, maka kamu akan meninggal dengan puas, karena kamu tidak menyia-nyiakan waktumu, akan tetapi kamu telah mempergunakannya sebaik-baiknya. Sedialah untuk hidup dan meninggal dengan bahagia. Masukkanlah paham itu senantiasa dalam Janji Pramukamu, meskipun kamu sudah bukan kanak-kanak lagi dan Tuhan akan berkenan memberikan karunia pertolongan padamu dalam usahamu.

Di bawah usaha gigihnya pergerakan pramuka dunia berkembang. Sikapnya yang jujur, semangat dan giat. Membawanya menjadi sosok yang berguna dan bermanfaat bagi dunia. Pada tahun 1922 terdapat lebih dari sejuta pramuka di 32 negara. Pada tahun 1939 jumlah pramuka melebihi 3,3 juta orang. Kisah hidup Baden Powell dapat mengambil banyak pelajaran berharga. Tidak salah jika Baden Powell dianggap sebagai tokoh universal atau milik semua bangsa. Gerakan kepanduan yang Baden Powell dirikan sekarang telah menjadi satu organisasi besar yang mempunyai jumlah anggota yang tersebar di seluruh dunia.

Sudah sepatutnya kita mengetahui Sejarah Baden Powell yang menjadi Bapak Pramuka Sedunia (Chief Scout of the World) yang tidak bisa dipisahkan dari sejarah kepramukaan di dunia dan di Indonesia. Selain sebagai pendiri gerakan kepramukaan sedunia, pengalaman Lord Robert Baden Powell lah yang mendasari pembinaan remaja di Inggris yang kemudian berkembang dan diadaptasi sebagai sistem pendidikan kepramukaan di seluruh dunia.

Diadaptasi dari :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar