Follow Us @literasi_smkn23jkt

Kamis, 27 November 2014

IBNU SINA : Bapak Pengobatan Modern


Oleh: Setiawan 

nama lengkap Abu Ali Husain Ibn Abdullah Ibn Sina atau dikenal di dunia barat dengan nama  Avicenna. Ia lahir pada tahun 980 M di Di Afsyahnah  suatu daerah dekat Bukhara sekarang wilayah uzbekistan ( sekarang Persia ). Orang tuanya adalah pegawai tinggi pada pemerintahan Dinasti saman. Di Bukhara ia di besarkan serta belajar falsafah kedokteran dan ilmu-ilmu Agama Islam.
            Ketika usia 10 tahun ia telah banyak mempelajari ilmu Agama Islam dan mampu menghafal Al-Qur’an seluruhnya. Dari mutafalsir Abu Abdellah Natili , Ibnu Sina mendapat bimbingan  mengenai ilmu logika untuk mempelajari buku Isagoge, Porphyry, Euclid,dan Al-magest-ptolemus. Dan sesudah gurunya pindah ia mendalami ilmu Agama dan Metafisika,
            Ia pernah mempelajari ilmu kedokteran pada Isa bin Yahya, seorang Masehi. Di usianya yang belum enam belas tahun, kemahirannya dalam ilmu kedokteran sudah dikenal orang, bahkan banyak orang yang berdatangan untuk  berguru kepadanya. Ia tidak cukup dengan teori-teori kedokteran, tetapi juga melakukan praktek dan mengobati orang-orang sakit . Ia tidak pernah bosan dalam membaca buku-buku filsafat dan setiap kali ia menghadapi kesulitan ia memohon petunjuk kepada ALLAH SWT, dan ternyata permohonan itu tidak pernah di kecewakan. Sering ia tertidur karena kelelahan membaca, dan didalam mimpinya ia melihat pemecahan terhadap kesulitan-kesulitan yang di hadapinya.
            Saat berumur 17 tahun ia telah dikenal sebagai dokter dan atas panggilan istana ia pernah mengobati pangeran Nuh Ibn Mansur sehingga pulih kesehatannya. Sejak itu, ibnu sina mendapat sambutan baik sekali, dan dapat pula mengunjungi perpustakaan yang penuh dengan buku-buku yang sulit didapat. Karena sesuatu hal, perpustakaan tersebut terbakar, maka tuduhan pun di timpakan  kepada Ibnu Sina, bahwa ia sengaja membakarnya , agar orang lain tidak bisa lagi mengambil manfaat dari perpustakaan itu.
            Dalam bidang kedokteran ia mempersembahkan Al-Qanun fit-Thibbnya-nya, dimana ilmu kedoktran modern mendapat pelajaran, sebab kitab ini selain lengkap, juga disusunnya secara sistematis. Dalam bidang material medeica, Ibnu Sina telah banyak menemukan bahan nabati baru Zanthoxyllum budrunga dimana tumbuh-tumbuhan banyak membantu terhadap beberapa penyakit tertentu seperti radang selaput otak ( meningitis ). Ibnu sina pula sebagai orang pertama yangmenemukan peredaran manusia yang menemukan peredaran daarah manusia ,dimana enam ratus tahun kemudian disempurnakan oleh William Harvey. Dia pulalah yang pertama kali mengatakan bahwa bayi selama dalam kandungan mengambil makanannya  lewat tali pusar. Dia jugalah yang mula-mula mempraktekkan pembedahan penyakit-penyakit bengkak yang ganas, dan menjahitnya. Dan dia juga terkenal sebagai dokter ahli jiwa dengan cara-cara modern yang kini disebut psikoterapi.
Meskipun ia hidup dalam waktu kegoncangan dan sering sibuk dengan persoalan Negara, ia dapat menulis sekitar dua ratus lima puluh karya. Diantaranya karya yang paling terkenal adalah Qanun  Fi Thib  ( canon of medicine  / aturan pengobatan ) yang merupakan ikhtisar pengobatan islam dan diajarkan hingga kini di timur. Buku ini diterjemahkan ke bahasa Latin dan diajarkan berabad-abad lamanya di universitas barat. Karya keduanya adalah esiklopedia yang monumental yaitu kitab ( berbagai macam ilmu pengetahuan ), Karya ini merupakan puncak filsafat paripatetik dalam islam. Dan masih ada buku-buku yang telah ia buat seperti An Najat, Mantiq Al Masyirikin  ( logika timur ), Dsb.
Roger bacon, filosof ternama dari Eropa Barat pada abad pertengahan menyatakan dalam Regacy of islam-nya Alfred Gullaume : “ sebagian besar filsafat Aristoteles sedikitpun tak dapat memberi pengaruh di Barat, karena kitabnya tersembunyi entah dimana, dan sekiranya ada, sangat sulit didapatkan dan sangat sulit dan sangat susah dipahami. Sampai saatnya Ibnu Sina dan Ibnu Rusyd dan juga punjangga Timur lain membuktikan kembali falsafah Aristoteles disertai dengan penerangan dan keterangan yang luas.”
Meskipun ia di akui  sebagai seorang tokoh dalam keimanan , Ibadah dan Keilmuan, tetapi baginya minum-minuman keras itu boleh, selama tidak untuk memuaskan hawa nafsu. Minum-minuman keras dilarang karena dapat menimbulkan permusahan dan pertikaian, sedangkan apabila ia minum tidak demikian, tetapi untuk menajamkan pikiran. Didalam Al-Muniqdz min Al-dhalal, Al-Ghazali bahwa Ibnu sina pernah berjanji kepada ALLAH SWT dalam salah satu wasiatnya, antara lain bahwa ia akan menghormati syari’at islam tidak melalaikan ibadah rohani maupun jasmani dan tidak akan minum-minuman keras unutuk memuaskan nafsu, melainkan demi kesehatan dan obat.
Kehidupan Ibnnu Sina penuh dengan aktifitas-aktifitas kerja keras. Waktunya dihabiskan untuk urusan Negara dan menulis, sehingga ia mempunyai sakit maag yang tidak dapat terobati. Ibnu sina meninggal di usia 58 tahun pada 1037 M / 428 H dan dimakamkan di hamazan.
Sebagai bapak pengobatan modern yang di kenal oleh seluruh dunia, Ibnu Sina telah menyumbangkan banyak hal bagi dunia. Banyak hal pula yang patut kita contoh darinya,mulai dari kesenangannya pada membaca buku dan menulis, dan keimanannya terhadap ALLAH SWT.  Semoga apa yang telah di lakukan oleh Ibnu Sina mampu memotivasi kita agar lebih giat belajar agar berguna bagi dunia.

Diadaptasi dari:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar