Follow Us @literasi_smkn23jkt

Selasa, 22 Mei 2018

Teks Ulasan Film "Dibawah Lindungan Ka'bah" Atiatul Karomah XI AP 1


“Perjuangan Cinta dan Impian”
Disusun Oleh :
Atiatul Karomah



Judul Film           : Di Bawah Lindungan Ka'bah
Tahun Rilis          : 16 Agustus 2011
Sutradara            : Hanny R
Pemain                : 1. Herjunot Ali sebagi Hamid
                               2. Laudya Cyhntia sebagai Zainab
                               3. Niken Anjani sebagai Anjani
                               4. Tarra Budiman sebagai Saleh
                            
Orientasi
Film ini berjudul “Di Bawah Lindungan Ka'bah” yang bergenre religius dan romantis, diadaptasi dari novel yang ditulis oleh Buya Hamka dan terinspirasi dari kisah nyata sang penulis lalu di produksi oleh MD Pictures. Menceritakan tentang Hamid dan Zainab berasal dari dua keluarga dengan tingkat sosial yang berbeda. Hamid berasal dari keluarga miskin dan Zainab berasal dari keluarga kaya. Hamid mendapat dukungan dana sekolah dari ayah Zainab dan ibunya bekerja di rumah keluarga Zainab. Pertemuan demi pertemuan membuat keduanya saling jatuh cinta. Namun karena perbedaan ekonomi dan dibayangi utang budi, Ibu Hamid melarang anaknya untuk berharap memiliki Zainab.
Mereka berbagi impian yang sama yaitu tiap manusia bebas untuk mencintai dan dicintai. Cobaan demi cobaan pun mendera keduanya. Mulai dari diusirnya Hamid dari kampung karena dituduh secara tidak sopan menyentuh Zainab hingga akan dijodohkannya Zainab dengan anak seorang saudagar kaya. Sampai akhirnya Hamid dan Zainab merasa harapannya untuk bisa saling memiliki pupus. Namun Hamid dan Zainab tetap setia dengan janji untuk mempertahankan cinta mereka.
Hamid yang terusir dari kampungnya akhirnya berkelana hingga sampai ke Mekkah dan menunaikan ibadah haji seperti yang diimpikannya. Sementara Zainab tetap menjaga setia janjinya untuk menikah hanya dengan orang yang ia cintai. Di Mekkah, Hamid terus beribadah hingga akhirnya meninggal di hadapan Ka'bah setelah mengetahui Zainab meninggal. Film ini berdurasi 121 menit. Pemeran utama di film ini adalah Herjunot Ali, Laudya Cyhntia, Niken Anjani sebagai Anjani, Tarra Budiman

Tafsiran Isi
Konflik ini dimulai dengan Musibah pun datang, dengan tiba-tiba saja Haji Ja’far meninggal sedangkan dalam film terdapat pada menit 01.04.40 kabar Engku Ja’far meninggal karena kapal yang ia tumpangi untuk menunaikan Haji terbakar dan tenggelam.
Dalam novel Di Bawah Lindungan Ka’bah. Hamid pun harus kembali ke kampung dan tidak bisa kembali ke Padang Panjang karena harus mengurus ibunya yang sedang sakit. Dengan kondisi yang sakit ibu Hamid ingin berbicara dengan Hamid mengenai perasaan anaknya itu kepada Zaenab, Ibu Hamid mengetahui bahwa anaknya sudah jatuh cinta pada Zaenab. Ibunya pun berpesan agar Hamid membuang jauh perasaannya itu, jangan pernah di ungkapkan karena mereka berbeda status sosial.
“ orang sebagai kita ini telah di cap dengan ‘derajat bawah’ atau ‘orang kebanyakan’, sedang mereka diberi nama ‘cabang atas’, cabang atas adakalanya karena pangkat dan adakalanya karena harta benda.” (HAMKA, 2010:28)
Ibu Hamid pun meninggal. Setelah kehilang dua orang yang amat sangat disayangi, Hamid merasa sebatang kara, dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan untuk hidupnya setelah ini. Suatu hari Hamid bertemu dengan Mak Asiah, Mak Asiah pun meminta Hamid untuk datang kerumah karena ada yang ingin Mak Asiah bicarakan kepada Hamid. Keesokannya Hamid pun datang kerumah Mak Asiah, ternyata Mak Asiah meminta Hamid membujuk Zaenab agar mau bertunangan dengan kemenakan Almarhum Haji Ja’far. Mendengar itu Hamid sangat terkejut karena dalam Hatinya, Hamid sangat mencintai Zaenab dia tidak mungkin melakukan hal yang tidak dikehendaki oleh hatinya, namun di sisi lain dia harus menuruti permintaan Mak Asiah sebagai bentuk rasa hormatnya kepada orang yang telah membantu banyak dalam hidupnya. Hamid pun langsung membujuk Zaenab agar menuruti apa yang ibunya katakana,film terdapat pada menit 01.17.50 sampai 01.23.40.
Setelah kejadian pada pada hari itu, Hamid memutuskan untuk meninggalkan kota Padang tanpa sepengetahuan Zainab. Hamid menuju kota Medan, ketika di Medan Hamid mengirimkan surat kepada Zainab, dengan meberanikan diri mencurahkan segala perasaan yang selama ini dipendamnya. Setelah dari Medan Hamid menuju ke Singapura, mengembara ke Bangkok, berlayar terus memasuki tanah Hindustan menuju ke Basrah, masuk ke Irak melalui Sahara Nejd dan sampailah ke Tanah Suci. Sedangkan dalam film pada menit 01.27.50 Hamid pergi dan berpamitan kepada Mak Asiah karena melanjutkan hukumannya.
Penyelesaian dari masalah adalah Tetapi sebelum keduanya bertemu di tanah air, Tuhan telah berkehendak lain. Surat Rosna membawa kabar bahwa Zainab telah meninggal, karena begitu berat ia menahan rindu kepada Hamid lelaki yang ia cintai, mereka tidak dapat bersama karena status sosial mereka yang berbeda, disusul pula oleh Hamid yang setelah berdoa di antara pintu ka’bah dengan Batu Hitam (Hajar Aswad), ia meninggal.
“Di bibirnya terbayang suatu senyuman dan…sampailah waktunya. Lepas ia dari tanggapan dunia yang mahaberat ini, dengan keizinan Tuhannya. Di Bawah Lindungan Ka’bah!” (HAMKA, 2010:62)
Hamid dan Zaenab meninggal diwaktu yang sama dengan tempat yang berbeda. Hamid meninggal setelah berdo’a, dekat dengan Ka’bah. Terdapat pada menit 01.48.26 sampai 01.52.25
Pesan moral dari film ini adalah semua masalah dapat diselesaikan dengan cara berdamai pada masa lalu, karena keluarga adalah segalanya tidak ada mantan orang tua atau mantan anak dan dan persahabatan itu saling mengisi, memberi, menerima, mengingatkan dan diingatkan. Film ini kebanyakan ditonton oleh para remaja, dewasa dan orang tua karena berceritakan tentang keagamaan dan percintaan yang romantis.


Evaluasi
1)    Kelebihan dari Novel Di Bawah Lindungan Ka’bah : Terletak pada alurnya yang dapat membawa pembaca merasakan apa yang dirasakan Hamid dan Zainab, bagus dan kental akan keagamaanya meskipun bercerita mengenai percintaan dan dapat memberitahukan bahwa kita harus bersikap dermawan dan dapat peduli kepada orang lain yang membutuhkan pertolongan kita meskipun itu dari kalangan bawah.

2)    Kekurangan dari Novel Di Bawah Lindungan Ka’bah : Terletak pada bahasa yang digunakan. Karena bahasa yang digunakan yaitu antara bahasa minang-indonesia dan bahasa melayu.

Rangkuman
Film ini layak ditonton, di produksi oleh MD Pictures  di bioskop 16 Angustus 2011. Jika ingin menyaksikan antara Kau, Aku dan Ka’bah. Film ini mampu menyadarkan kita bahwa cinta sejati itu benar-benar ada.
Dengan demikian banyak amanat dan pesan moral yang terdapat dalam film ini, jangan dilihat dari sisi negatifnya lihatlah dari sisi positifnya. Film ini juga dapat menghibur penonton dan memberi banyak manfaat lain.

1 komentar: