Follow Us @literasi_smkn23jkt

Selasa, 15 Mei 2018

GELOMBANG PANAS

Disusun Oleh : Annisa Dwi Ayuningrum


Pernyataan Umum :

            Gelombang panas atau yang biasa disebut heatwave adalah periode lanjutan dari cuaca yang sangat panas, yang diikuti oleh kelembaban tinggi. Sebutan ini relatif bagi cuaca umum di suatu daerah. Temperatur yang dianggap normal oleh orang-orang dari daerah beriklim panas dapat dianggap sebuah gelombang panas di daerah dingin bila mereka berada di luar pola iklim normal untuk daerah tersebut. Sebutan ini diaplikasikan kepada variasi cuaca rutin dan penyebaran panas yang berlebihan yang mungkin hanya terjadi sekali seabad. Beberapa gelombang panas telah menyebabkan kegagalan panen yang merugikan, ribuan kematian karena hipertermia, dan matilistrik tersebar karena penggunaan pendingin udara yang terlalu meningkat. Gelombang panas dapat menyebabkan kekeringan. Gelombang udara panas di India sejak sepekan lalu hingga rabu (27/5/2015) menewaskan lebih dari 1.000 orang.  Cuaca ekstrem itu masih akan mengancam hingga akhir Mei 2015. Namun, gangguan cuaca di Asia Selatan itu tak berpengaruh bagi Indonesia. BBC pada rabu melaporkan bahwa gelombang panas tersebut menewaskan 1.118 korban jiwa di India.Tercatat suhu udara di beberapa wilayah di negeri itu sudah mendekati 50 derajat celcius.

Urutan Sebab-Akibat :

      Gelombang panas mencapai 50 derajat celcius terjadi di India beberapa hari belakangan. Akibatnya, lebih dari 1.100 orang tewas bahkan aspal pun sampai meleleh.

            Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memiliki analisis ilmiah terkait kejadian ini. Fenomena gelombang panas di India terjadi karena perluasan pola musim panas.

            Penyebab utama fenomena ini adalah terjadinya perluasan pola musim panas di India. Suhu udara naik sekitar 5 derajat celcius dari suhu yang seharusnya. Ketika melewati permukaan, suhu menyebar dan bertambah panas.

            Data paling terbaru, korban akibat gelombang panas di India sudah menembus angka 1.118  jiwa. Pemerintah memberlakukan peraturan agar penduduk tak keluar rumah, namun tetap saja masih ada masyarakat yang keluar dari rumahnya, hingga akhirnya terkena gelombang panas.

            Sebagian besar korban meninggal tercatat di Negara bagian Telangana dan Andhra Pradesh, di Selatan India. Di kota-kota yang dilanda gelombang panas, warga memborong buah-buahan seperti semangka atau memadati pusat-pusat perbelanjaan berpendingin udara. Sumber air dan pancuran air dipadati pengunjung. Bahkan, ada foto yang menampilkan garis penyeberang jalan (zebra cross) meleleh di aspal. Kondisi gelombang panas mulai dirasakan di dua Negara bagian India tersebut sejak pertengahan April lalu.  Namun, kematian penduduk terbanyak terjadi pekan lalu karena peningkatan suhu yang berlebihan. Temperatur di Andhra Pradesh bahkan mencapai 47derajat celcius.

            Pada senin (25/5), hingga menelan 852 korban jiwa. Peningkatan suhu itu akan menyebabkan kram, kelelahan, dehidrasi, dan tersengat panas, hingga korban meninggal dunia. Gelombang panas, biasanya terjadi antara bulan Maret dan Juni. Bulan Mei merupakan bulan terpanas di India. Suhu rata-rata maksimum di New Delhi bisa mencapai 41 derajat celcius.

            Akibat gelombang panas pada tahun 2002 dan 2003, ribuan orang dilaporkan tewas. Pada tahun 2010, sekitar 300 orang meninggal karena suhu panas yang intens. Dalam dua tahun terakhir di ibukota India, New Delhi, terik panas matahari mencapai suhu maksimum 45,5 derajat celcius.

            Gelombang panas itu, menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Edvin Adrian, dipicu oleh angin panas dari padang pasir Iran dan Afganistan melalui laut arab. Angin panas tersebut tertahan di Pegunungan Himalaya sehingga



Daftar Pustaka :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar