Follow Us @literasi_smkn23jkt

Selasa, 15 Mei 2018

PETUALANGAN PERDAMAIAN DUNIA DALAM FILM "BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA"

Disusun Oleh : Annisa Dwi Ayuningrum



Judul Film     : Bulan Terbelah Di Langit Amerika
Tahun rililis   : 2015
Sutradara      : Rizal Mantovani
Pemain          :
a.    Abimana Aryasatya sebagai Rangga
b.    Acha Septriasa sebagai Hanum
c.    Nino Fernandez sebagai Stefan
d.    Rianti Cartwright sebagai Azima Hussein
e.    Hailey Franco sebagai Sarah Hussein
f.     Ira Wibowo sebagai Ibu dari Azima Hussein
g.    Boy William sebagai Peter Chang
h.    Hannah Al Rashid sebagai Jasmine

Orientasi
            Film Bulan Terbelah di Langit Amerika (2015) merupakan film bergenre drama petualangan Film “Bulan Terbelah di Langit Amerika” diadaptasi dari novel best seller dengan judul yang sama yang ditulis oleh Hanum Salsabiela Rais. Film ini terinspirasi dari prngalaman nyata yang diproduksi oleh Maxima Pictures di tahun 2015 ini yang disutradarai Rizal Mantovani.
Film “Bulan Terbelah di Langit Amerika” ini menceritakan tentang seorang jurnalis wanita yang sangat cantik bernama Hanum (Acha Septriasa). Namun, Hanum juga harus menemani suaminya bernama Rangga (Abimana Aryasatya) untuk sekolah di Wina. Selain itu, dia juga mendapat tugas dari atasannya yang bernama Gertrude Robinson untuk membuat artikel yang bertem “Would teh world be better without Islam (Apakag dunia lebih baik tanpa Islam) ?”.
Artikel tersebut nantinya akan dimuat dalam sebuah koran. Gertrude juga meminta Hanum supaya mewawancarai dua narasumber dari pihak muslim dan non muslim di Amerika Serikat. Narasumber tersebut merupakanpara keluarga korban serangan World Trade Center (WTC) pada 11 September 2001 di Washington DC, New York yakni Azima Hussein (Rianti Cartwright), seorang mualaf yang bekerja di sebuah museum, dan anaknya Sarah Hussein.
Disaat yang sama, Rangga juga dituasi oleh profesornya untuk mewawancara seorang milyuner dan philantropi Amerika bernama Phillipus Brown, demi melengkapi persyaratan S3nya. Brown sendiri dikenal eksentrik, misterius, dan tidak mudak berbicara dengan media. Rangga diminta untuk bertemu dengan Stefan (Nino Fernandez) dan kekasihnya Jasmine (Hannah Al Rasyid) yang berada di New York yang telah mengatur pertemuan eksklusif dengan Brown.
Film “Bulan Terbelah di Langit Amerika” berdurasi 100 menit. Yang dibintangi oleh Abimana Aryasatya sebagai Rangga, Acha Septriasa sebagai Hanum, Nino Fernandez sebagai Stefan, Rianti Cartwright sebagai Azima Hussein, Hailey Franco sebagai Sarah Hussein, Ira Wibowo sebagai Ibu dari Azima Hussein, Boy William sebagai Peter Chang, Hannah Al Rashid sebagai Jasmine.

 Tafsiran:
            “Bulan Terbelah di Langit Amerika”: Ketika Kebanggaan Sebagai Muslim Hilang di Negeri yang Terbelah Adegan dalam Bulan terbelah di Langit Amerika “Aku cinta Islam. Tetapi aku kehilangan kebanggaan terhadap Islam!” seru Azima Hussein/JuliaCollins (Rianti Cartwright) sambil melepas wignya dan ternyata masih ada bagian hijab di baliknya melindungi rambut aslinya. Hanum (Acha Septrias) tersentak itu cara Azima survival, selain berganti nama dari tekanan masyarakat New York yang sinis terhadap muslim karena peristiwa 9/11. Anaknya Sarah Hussein melansir videonya di Youtube: “Ayah Dituduh Terlibat dalam Tragedi 9/11. Agama yang diyakininya dianggap sebagai penyebab kekacauan dunia” .

Tafsiran Isi 2 :
Ceritanya Hanum ditugaskan bosnya membuat reportase yang provokatif yang membawanya ke kota Big Apple itu: “Apakah Dunia Lebih Baik Tanpa Islam?” Yang lebih menghentak Hanum,ialah pernyataan Sarah berhenti bersekolah karena teman-temannya mengejak ayahnya teroris. Padahal ayahnya tewas dalam peristiwa 9/11. Hanum berada di negeri yang masyarakatnya terbelah sejak peristiwa mengerikan memakan korban ribuan orang dan meninggalkan jejak bernama ground zero tempat runtuhnya menara kembar akibat ditabrak sebuah pesawat terbang pada 11 September 2001.

 Tafsiran Isi 3 :
Pertemuan Hanum dengan Azima merupakan salah satu adegan yang begitu menusuk.Adegan ini diperkuat bagaimana seorang laki-laki tua tetangga Azima (Ray Renolds) kehilangan keluarganya dalam tragedi World Trade Center itu dan laki-laki itu membalas sakit hatinya dengan memusuhi Azima dan anaknya. Dia mengembalikan kue tart yang dibuatkan Azima dan Sarah untuk dia, tetapi Hanum memberikannya lagi: Ini cara Al Qur’an menunjukkan untuk berbuat baik pada tetangganya.

Tafsiran Isi 4 :
Peliputan Hanum ke New York, ditemani Rangga (Abimana Aryasatya) suaminya.Rupanya Sang suami mendapat tugas Profesornya untuk mewawancarai seorang milyuner dan philantropi Amerika bernama Phillipus Brown, demi melengkapi persyaratan S3 nya. Brown dikenal eksentrik, misterius, dan tidak mudah berbicara dengan media. Rangga dan Hanum menemui Stefan (Nino Fernandez) dan kekasihnya Jasmine (Hannah Al Rasyid) yang berada di New York.Stefan banyak membantu Rangga dan Jasmine membantu Hanum untuk bisa menembus narasumber kunci Sarah Collins dan ibunya.

Tafsiran isi 5 :
            Film bulan terbelah di amerika memiliki makna dalam memperjuangkan islam di masa kini dari prasangka-prasangka islamophobia di Amerika pasca kejadian 9 November 2001.

Evaluasi 1 :
Film yang dirilis pada 5 Desember 2015 ini menawarkan banyak cerita yang dari pasangan-pasangan di film ini.Pasangan kekasih, suami istri, ibu anak, dan ayah anak.Untuk mendiskripsikan kisah masing-masing pasangan tentu dibutuhkan waktu cukup banyak.Setidaknya dibutuhkan separuh durasi film ini untuk memperkenalkan karakter dan kisahnya masing-masing.

Akting Acha dan Abimana kembali menyakinkan dengan alur yang berbeda dari prekuelnya, 99 Cahaya di Langit Eropa.Jika sebelumnya mereka menjadi pasangan yang kompak dan saling membantu, kali ini perselisihan demi perselisihan membuat mereka terbelah.Tapi konflik utama film ini bukanlah cinta Rangga dan Hanum.Cerita 9/11 melibatkan banyak orang yang menjadi korban, keluarga korban, dan simpati dari masyarakat di Amerika.Kisah film ini merangkum kemarahan pada Islam dengan berbagai sudut pandang. Sebagai negara yang berpenduduk muslim terbanyak di dunia, Maxima Pictures secara cerdas menyentil perasaan muslim di Amerika yang mungkin akan menjadi emosional jika Anda menonton film ini.
Musik juga diperhatikan dengan baik untuk menggiring emosi penonton.Menjelang akhir, film ini menampilkan puncak emosi yang bisa membuat penonton ikut merasakan perasaan masing-masing pemain.Sayangnya semua kebaikan film ini diletakan hampir di akhir film, jadi Anda harus menahan kebosanan untuk mencapai akhir cerita film ini.

Evaluasi 2 :
Adegan lain ketika wajah Sarah Husein/ Sarah Collins (Hailey Franco) bersama ibunya Azima Hussein/Julia Collins tertengun melihat begitu beraninya Hanum Rais (Acha Septriasa) mendebat pimpinan demo anti pendirian masjid di dekat lokasi Ground Zero, New York, Michael Jones (Yaron Urbas).“Muslim menjadi pembunuh dan membuat kehancuran seluruh dunia!” teriak Jones. Tetapi Hanum dengan lantang kira-kira berkata: Mengapa Patung Muhammad ada di Gedung Mahkamah AS kalau bukan Islam membawa keadilan?” Demonstrasi berakhir ricuh dan petualangan Hanum dan Rangga menjadi begitu menegangkan.

Evaluasi 3 :
Bulan Terbelah di Langit Amerika bukan film religi, tetapi film kemanusiaan.Sepertiga terakhir film yang disutradarai Rizal Mantovani ini begitu menyentuh hati, hingga saya meneteskan air mata. Adegan-adegan bagian ini menghubungkan apa yang terjadi pada ayah Sarah, isteri dari Michael Jones dan membuat Phillipus Brown memberikan jawaban atas pertanyaan Rangga (sekaligus pertanyaan dari atasan isterinya): “Apakah Dunia Lebih Baik Tanpa Islam?” Hubungan antara Stefan dan kekasihnya Jasmine juga diberi sentuhan kemanusiaan yang tak terduga oleh saya.

Evaluasi 4 :
Memang ada sejumlah “kebetulan” dalam film ini justru di bagian penting sepertiga terakhir, walau pun itu masuk akal dan kerap ada di banyak film, termasuk juga film-film Hollywood.Tetapi jadi pertanyaan besar apakah Bulan Terbelah di Langit Amerika itu menggambarkan akibat peristiwa 9/11 dari sudut pandang Hanum ini kisah nyata, fiksi atau sebagian nyata dan sebagian fiksi? Dialog jalanan penuh kehangatan antara Hanum dan seorang biarawati , antara Rangga, Stefan dengan seorang pedagang hotdog halal memberikan warna. Tentunya juga sentuhan humor, terutama interaksi Rangga dan Stefan sebangun dalam film sebelumnya.

Evaluasi 5 :
Ada berapa adegan menimbulkan tanda tanya. Seperti Hanum terjatuh dalam peristiwa demonstran berakhir ricuh kok polisi Amerika diam saja? Lalu buat apa seorang Michael Jones membawa map milik Hanum ke tempat demo? Mengapa tidak diserahkan ke supir taksi?Sekalipun dia seorang Islamphobia, saya kira Michael Jones terdidik dan warga negara yang baik.Film ini banyak didominasi dalam ruangan, alangkah lebih baiknya outdoor tergarap baik seperti dalam 99 Cahaya di Langit Eropa.

            Ceritanya yang sedikit berbeda dari bukunya, dari sisi plotnya, dan juga twistnya, sangat bagus. Bravo untuk penulis skenarionya yang sudah membuat penceritaan yang baik, dalam waktu 98 menit. Tidak mudah memasukkan seluruh fantasi ke dalam film pendek itu, dan ternyata ceritanya padat, tidak seperti 99 Cahaya Di Eropa.Menurut saya ini berbeda dengan 99 Cahaya di Eropa.

            Pesan islam yang berbeda. Saya sering disuguhi beberapa film religi islam di bioskop, namun terlihat bahwa pelaku filmnya, sineas, produsernya hanya ingin ‘tapping’ Muslim market saja, dengan kendaraan ‘islam’ tapi sebenarnya pesan tetap saja ‘romance’, tentang cinta. Nah film ini, pusarannya memang di islam yang mengajarkan kebaikan. Saya langsung tahu spiritnya, sejak pertama kali Abe memberikan Al Quran ke anaknya yang masih kecil.Sekarang sudah sedikit orang tua yang memberi hadiah anaknya Al Quran.Mereka lebih memilih memberi baju, boneka, mobil-mobilan. Namun demikian, kita tetap bisa melihat jalinan asmara suami istri antara Hanum-rangga yang lebih dekat, tanpa harus dibumbui WIL atau PIL. Apalagi saat adegan marahan dan jutek-jutekan, chemistry nya sangat baik.
            Meskipun tidaka da gambar ‘wow’ yang menunjukkan seperti adzan di Eiffel, atau lukisan Bunda Maria di Louvre, film ini sarat makna tentang banyak hal, terutama ketika jawaban-jawaban Hanum menjawab pertanyaan sinis Jones, tentang masih adakah Muslim yang baik di dunia, dan meminta buktinya.
            Membuat penonton menangis, tertawa, dan terharu. Film ini lengkap.Saya suka komedi-komedi dan joke yang dibawakan Stefan dan Rangga.Dan juga, Chris si supir taksi yang ngowongnya cerewet.Menurut saya, joke nya itu ‘smart’ tidak kacangan atau sangat mainstream, ya intinya itu tidak garing atau lebay. Saya paling suka Stefan saat ditonjok sama Rangga: ya belum tentu masuk surga! Itu sangat menyentuh hati kita semua yang sudah syahadat tetapi tidak memahami arti menjadi muslim. Nah harunya pun puas, sangat naik turun emosi yang nonton.

            Lagu tema merusak. Ada beberapa titik dimana lagu tema yang dibawakan perempuan, intinya saat di tengah-tengah kurang pas.Padahal scoringnya bagus. Cuma karena tidak pas maka emosi saya  yang sudah bagus akhirnya diredam dengan lagu.yang berakibat, saya tidak merasakan sedih.
            Kurang detail, dan silogisme yang kurang. Kalau di buku, silogisme nya tertata rapi, entah di film ini mungkin karena sangat padat, ada 1-2 plot holes menurut saya. Misalnya,  Jones kok bisa tahu ya itu si Hanum adalah wartawati yang ingin menulis Would the World be better Without Islam?  Ya semestinya karena di map kuning Hanum ada sesuatu. Tapi sesuatu apa? Tidak diperlihatkan. Kemudian saat penggambaran Hanum-Rangga cari-carian di belantara New York juga tidak tergarap rapi, karena tidak ada adegan Rangga melapor perihal hilangnya sang istri ke kantor polisi.
            Direkting dari Rizal kurang bisa menggali emosi penonton nya, menurut saya. Untungnya pemain-pemainnya sudah kece badai.Kecuali, menurut saya pemeran Philipus Brown, terlihat canggung saat membaca dialog. Dan ketengangan ketika turun dari tangga itu tidak ada sama sekali, tidak seperti di buku.

Rangkuman
Secara keseluruhan film ini adalah salah satu penutup yang manis untuk film Indonesia 2015, layak ditonton. Bagi penonton muslim film ini memberikan inspirasi bahwa Islam sebagai “rahmatan alamin”, membawa kedamaian harus dibuktikan dengan perbuatan oleh muslim itu sendiri dan bukan hanya slogan.



Daftar Pustaka :



Tidak ada komentar:

Posting Komentar