Follow Us @literasi_smkn23jkt

Kamis, 24 Mei 2018

Teks Ulasan Film dan Drama - "Sebuah Lagu Untuk Tuhan"

"Kekurangan Menjadi Pondasi Sosok Kuat"
Disusun oleh : Siti Maesaroh



JUDUL FILM : SEBUAH LAGU UNTUK TUHAN
TAHUN RILIS : 2015
SUTRADARA : Allyandra
PEMAIN : Eriska Rein, Stefan William, Nina Zatulini,  Dewi Yul,  Adilia Fitri


ORIENTASI
Berawal dari kisah nyata film " Sebuah Lagu Untuk Tuhan " yang disutradarai oleh Allyandra dan film ini beradaptasi dari novel karya Agnes Davonar.  Film ini di tulis pada tahun 2015. Film ini merupakan film produksi PT Rumah Satu Film yang dirintangi oleh Eriska Rein, Stefan William, Nina Zatulini,  Dewi Yul,  Adilia Fitri. Film ini bercerita tentang gadis tuna rungu yang bernama Angel, namun dia tetap semangat di sekolah umum dengan keterbatasannya itu membuat beberapa teman membully Angel.
Kisah ini dipadukan dengan novel karya Agnes Davonar dan kisah nyata Dewi Yul.  Sang pangeran adalah tokoh Gilang, seorang penyanyi terkenal yang memutuskan berhenti dari dunia tarik suara karena kasus korupsi yang menimpa ayahnya. Yang membuatnya menyendiri ke suatu daerah sehingga jauh dari pemberitaan publik.  Sementara itu, si tuna tunggu diwakili oleh tokoh Angel,  gadis cantik dan pintar yang sering dijadikan objek pembully-an temannya. Angel tinggal di sebuah rumah yang ditempati Angel bersama bundanya. Kondisi fisik tersebut membuat Angel memiliki keterbatasan dalam melakukan segala hal yang ingin ia lakukan. Angel terobsesi untuk menjadi penulis yang menginspirasi. Sebuah impian yang harus ia bayar mahal di kemudian hari.

TAFSIRAN
Mengikuti tradisi opposite attracks, Gilang dan Angel bertemu secara tidak sengaja dalam sebuah kecelakaan kecil. Sejak saat itu, mereka bersahabat. Persahabatan tersebut bukan hanya pertemanan antarindividu, melainkan pertemuan dua kutub latar belakang yang berbeda. Hal itu tergambar pada kondisi Gilang dan Angel, antara si sempurna dan si tuli. Persahabatan Gilang dan Angel tidak berjalan mulus. Teman Angel yang bernama Agnes menganggap Angel tidak pantas menjadi teman Gilang. Sementara itu, kesempurnaan sosok Gilang membuat Angel semakin terpojok.
Layaknya dongeng remaja, film  Sebuah Lagu Untuk Tuhan  menyampaikan ajaran moral pada orang dewasa maupun remaja untuk menghadapi realita sosial dalam masyarakat yang terfragmentasi dalam perbedaan, baik secara struktur sosial-ekonomi maupun kondisi fisik/mental. Fungsi ideologis yang ditawarkan dalam film ini adalah resolusi dari ketakutan akan perbedaan yang diwakili oposisi biner dalam naratif. Namun, permasalahan dari film ini adalah bahwa ia menawarkan resolusi yang dibayangkan oleh pembuat film agar bisa dipahami oleh remaja. Hal ini hanya dimungkinkan dengan melakukan penyederhanaan. Penyederhanaan posisi berlawanan si sempuran dan si tuli terwakili oleh narasi kondisi fisik Gilang dan Angel. Gilang, si sempurna, memiliki wajah yang tampan dan karir yang baik. Sementara itu, Angel mewakili narasi kekurangan fisik dalam segala keterbatasan fisiknya: tuli dan mengidap penyakit kronis yang membuatnya semakin memiliki keterbatasan. Oleh sebab itu, perbedaan si sempurna dan si tuli dalam film ini adalah ia yang tidak memiliki keterbatasan fisik dan ia yang memiliki keterbatasan fisik.
Dalam film Sebuah Lagu Untuk Tuhan  sikap moral yang disarankan kepada penonton adalah bersyukur. Angel menginginkan hal yang tak mungkin menjadi miliknya, yaitu kesempurnaan fisik. Namun, keinginan Angel hanya akan menjadi mimpi belaka. Logika pemaknaan tersebut bekerja ketika Angel harus menerima kenyataan bahwa dirinya mengidap penyakit kanker yang membuatnya semakin memiliki keterbatasan. Karena penyakit ini Angel memutuskan untuk menjauhi Gilang tanpa alasan. Keinginan Angel untuk memiliki sesuatu, alih-alih dimaknai sebagai hasrat kepemilikan yang lumrah dimiliki semua orang, justru dianggap sebagai sesuatu yang menyalahi/mengingkari takdirnya sebagai orang yang memiliki keterbatasan fisik.
Dalam model utopia (khayalan) yang terdapat di dalam film tersebut, Gioang dan Angel menjadi penanda dari kelahiran atau takdir manusia. Permasalahan yang dimiliki Gilang dan Angel ini diperlihatkan sebagai sesuatu yang alami dengan lebih menekankan cara menghadapi permasalahan alih-alih mempertanyakan penyebabnya. Hal ini paling tampak dalam posisi biner permasalahan Gilang dan Angel. Kekurangan pada diri Gilang yang mewakili aspek natural takdir disandingkan dengan keterbatasan Angel sehingga membuat keterbatasan ternaturalisasikan lewat logika pemahaman yang sama, film ini menggambarkan keterbatasan fisik sebagai bagian dari takdir manusia.
Cerita semacam inilah yang ditawarkan  Sebuah Lagu Untuk Tuhan  pada penonton yang mereka sasar, seorang yang memiliki menengah atas dan memiliki kondisi fisik yang sempurna yang mampu mengakses bioskop sebagai bagian dari leisure activity. Sebuah film untuk membuai mereka dalam mimpi-mimpi borjuis, agar mereka nanti terbangun sebagai manusia-manusia borjuis dewasa yang diharapkan bisa meneruskan tatanan masyarakat, yang keterbatasan dan kesempurnaan ternaturalisasi sebagai takdir dan karenanya tidak perlu dipertanyakan. Karena hanya dalam kondisi itulah, si sempurna permungkinkan ada dan bisa melanjutkan upaya memperkaya diri mereka; dengan membiarkan keterbatasan fisik ada dan tidak tampak di depan mata.

EVALUASI
Film ini memberikan subtitle agar kaum difabel,  khususnya penyandang tuna rungu, bisa ikut menikmati. Jarang sekali ada film seperti ini, film ini memiliki muatan pesan moral di dalamnya untuk kaum dengan kondisi fisik tak sempurna. Perpaduan masalah yang dihadapi tokoh terlihat begitu selaras.

Sayang, sebagai sebuah film yang menceritakan perciptaan lagu untuk tuhan ini, tidak banyak yang disumbangkan oleh lagu-lagu yang dinyanyikan dan ditarikan dalam film ini, kecuali penekanan dramatis dan percintaan belaka. Satu-satunya yang terwakili oleh scene ketika Gilang menyanyi dan memainkan piano. Adegan musikal kebanyakan merupakan penampilan kolektif, jarang ada penampilan tunggal (solo). Penekanan pada kolektivitas ini merupakan salah satunya. Alurnya pun tenang sepanjang durasi.  Terlalu tenang sampai membuat penonton bosan melihat film ini.

Rangkuman
Dari paparan tadi, dapat disimpulkan bahwa film  Sebuah Lagu Untuk Tuhan  memungkinkan kita bicara mengenai keterbatasan fisik. Film ini memberi inspirasi untuk banyak orang. Jika diresapi dan mengambil nilai positifnya ini merupakan film merupakan film dengan niat mulia.



Daftar Pustaka

http://karyakusalsabila.blogspot.co.id/2017/05/teks-ulasan-sebuah-lagu-untuk-tuhan.html?m=1 diakses pada tanggal 03 Mei 2018 pukul 07:58

https://m.liputan6.com/amp/2352145/review-sebuah-lagu-untuk-tuhan-film-dengan-niat-mulia diakses pada tanggal 03 Mei 2018 pukul 08:02

Tidak ada komentar:

Posting Komentar