Follow Us @literasi_smkn23jkt

Sabtu, 21 Maret 2020

Penyebaran Agama Islam di Pulau Jawa


Disusun oleh Muhamad Krisnanto

Judul                         : Suluk Gunung Jati
Pengarang                : E. Rokajat Asura
Penerbit                    : Imania
Tahun Terbit              : 2016
Tempat Terbit            : Depok
Tebal                         : 332 Halaman
Harga                        : Rp 85.000
No. ISBN                   : 978-602-7926-26-4

Novel ini menceritakan tentang perjalanan ruhani Syarif Hidayatullah atau yang dikenal dengan Sunan Gunung Jati. Sosok Syarif Hudayatullah, lahir dari perpaduan sempurna antara pria Timur Tengah dengan perempuan Sunda trah Pajajaran. Nama ayah dari Syarif Hidayatullah adalah Sayyid Umattuddin Abdullah al-Khan atau Syarif Abdullah dan ibundanya adalah Nyimas Rara Santang atau Syarifah Mudaim. Garis wajahnya tegas, hidungnya mancung seperti mayoritas lelaki Timur Tengah, namun kulitnya kuning langsat mengikuti ibu yang asli sunda. Perawakannya lebih tinggi dibandingkan dengan mayoritas lelaki Sunda waktu itu, tampan, dan gagah. Pendidikan agama sejak usia dini, menjadikan Ia sangat menonjol dibanding anak muda pada umumnya waktu itu.

Syarif Hidayatullah sangat menonjol dalam pengetahuan agama, kecerdasan, dan luasnya wawasan. Dan dia juga memiliki akhlak yang baik. Dia belajar ilmu di Makkah, Baghdad, Gujarat, dan Palestina. Selain itu dia juga belajar pada Sunan Ampel di Pesantren Ampel Denta dan di Pesantren Amparanjati berguru kepada Syaikh datuk Kahfi atau yang lebih dikenal dengan Syeikh Nurjati. Sebenarnya sebelum memutuskan menyiarkan agama Islam di pulau Jawa, Syaikh Syarif Hidayatullah ini telah ditunjuk sebagai penerus ayahnya di Mesir. Namun jiwa pembelajar dan keinginan kuat untuk menyampaikan ajaran agama sejauh yang bisa dijangkau, membuatnya menyerahkan jabatan itu kepada Syarif Nurullah adiknya. Sedangkan dirinya sendiri memulai memulai perjalanan untuk menuju pulau Jawa sekaligus tempat kelahiran ibundanya.

Maka di tahun 1470 Syarif Hidayatullah memulai perjalanannya. Dalam perjuangannya ini tantangan terbesar yang harus Sunan Gunung Jati tanggung adalah kenyataan kalau eyangnya sendiri belum memeluk Islam. Sebagaimana diketahui, munculnya Islam belum sepenuhnya diterima oleh masyarakat. Khususnya bagi orang-orang pedalaman dan kerajaan-kerjaan yang masih memegang teguh budaya Hindu-Budha. Oleh karena itu saat akan memulai dakwahnya dengan kerendahan hati, Sunan Gunung Jati menemui eyangnya—Prabu Siliwangi untuk meminta izin.

“Kau boleh menyebarkan ajaran baru di sini, tetapi jangan dengan paksaan. Jangan sampai karena beda bahasa dalam sesembahan, darah tumpah ke bumi. Bumi dan langit tak akan merestui kepada siapa saja yang datang untuk saling menghinakan.” Pesan itu-lah yang Sunan Gunung Jati pegang dengan erat. Dalam menyebarkan agama Islam, dia memilih metode lemah lembut dan kekeluargaan. Kearifan budi dan akhlak itu-lah yang pada akhirnya membuat banyak masyarakat mulai mengikuti ajaran Sunan Gunung Jati. Apalagi sejak Sunan Gunung Jati diamanahi untuk melanjutkan kepemimpinan di Pesantren Amparanjati, setelah Syaikh Nurjati meninggal.

Hanya saja berjalannya hari, Sunan Gunung Jati menyadari dalam memperjuangkan Islam, ternyata tidak hanya bisa memakai cara lemah lembut. Karena banyak orang-orang dari kerajaan Hindu-Budha yang mulai merasa terganggung dengan Islam yang mulai berkembang pesat. Baik itu dari pihak Majapahit juga kerajan di Pajajaran. Apalagi sejak Sunan Gunung Jati membangun hubungan baik dengan kesultanan Demak. Mereka berusaha menjatuhkan pengaruh Islam dengan berbagai cara.

Buku ini banyak sekali mengajarkan tentang sejarah Islam di Tanah Jawa. Karakteristik tokoh didalam novel ini cukup menarik sehingga pembaca bisa menyelami kehidupan tokoh tersebut. Didalamnya terdapat indeks untuk kata-kata yang sulit dimengerti. Sebaiknya buku ini kalau bisa diangkat menjadi sebuah adegan film sejarah. Untuk mengingat kembali perjalanan Islam di pulau Jawa. Karena ceritanya begitu menarik sehingga membuat pembaca terkesan dengan novel ini. Dan kalau bisa kata-kata yang tidak dapat dimengerti sebaiknya dibuat terjemahannya. Hanya saja di buku ini terdapat bahasa daerah yang beberapa tidak dapat dimengerti sehingga pembaca kesulitan untuk membacanya. Hal ini menjadikan novel tersebut terkesan hanya di khususkan untuk masyarakat yang bisa berbahasa Sunda.

Sebuah novel tentang perjalanan ruhani Syaikh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. Novel ini juga dapat dikatakan sebagai novel sejarah, sebab didalamnya menuturkan juga beberapa anggota Wali Songo yang menjadi pelaku sejarah dalam menyiarkan dan membina Umat Islam di Nusantara, khususnya di Jawa. E. Rokajat Asura mengajak pembaca untuk memahami jejak-jejak perkembangan agama Islam di Tatar Sunda. Syarif Hidayatullah mengajarkan agama Islam kepada masyarakat Sunda yang pada waktu itu berpegang teguh pada kepercayaannya. Beliau mengajarkan agama Islam berdasarkan Al-Quran dan Sunah Rasul, yaitu tak ada paksaan dalam memeluk agama.



1 komentar:

  1. Dating for everyone is here: ❤❤❤ Link 1 ❤❤❤


    Direct sexchat: ❤❤❤ Link 2 ❤❤❤

    dA

    BalasHapus