Follow Us @literasi_smkn23jkt

Selasa, 17 Maret 2020

CINTA MEMBAWA LUKA


Disusun oleh Ahmad Hudori

Judul Buku               : Februari Ecstasy
Pengarang               : Ari Keling
Penerbit                   : Gramedia Widiasarana Indonesia
Tahun Terbit             : Februari, 2015
Tempat Terbit           : Jakarta
Tebal  Buku              :  200 Halaman

            Novel ini menceritakan tiga tokoh yang bernama Nugie, Joya, dan Mayang. Joya dan Mayang merupakan saudara kembar yang merupakan anak dari musuh Sukoco ayah Nugie, yang merupakan ketua Geng pengedar Narkoba di wilayahnya.  Kisah kelam yang dialami oleh Joya dan Mayang terjadi pada tanggal 14 Februari, ketika orang tua mereka terbunuh pada saat peperangan antar Geng Sukoco dengan Geng yang dipimpin oleh ayah dari kedua anak kembar  tersebut.
            14 Februari merupakan hari dimana manusia merasakan kasih sayang yang begitu dalam, namun tidak dialami oleh Joya dan Mayang, kedua orang tua mereka terbunuh pada saat peperangan antar Geng pengedar Narkoba, orang tua mereka dibunuh oleh salah satu anak buah Geng Sukoco, Sukoco yang mengetahui hal tersebut langsung membunuh anak buahnya tersebut, karena telah melanggar aturan bahwa dalam peperangan tersebut tidak boleh terdapat korban. Joya dan Mayang yang melihat dihadapan mereka kedua orang tuanya terbunuh seketika menangis dengan histeris, tetapi Sukoco tidak membunuh mereka melainkan menjadikan putri angkatnya dan tinggal bersamanya di Rusun, dimana rusun tersebut penuh dengan anak buahnya (Pengedar narkoba)..
            Nugie yang  merupakan anak dari Sukoco, namun ia sangat membenci ayahnya dan meinginkan ayahnya terbunuh. Perasaan yang sangat kesal Nugie terhadap Sukoco dikarenakan kegilaan Sukoco terhadap istrinya. Sukoco  yang memulai menyelingkuhkan istrinya sembunyi-sembunyi, akhirnya ketahuan, Istri Sukoco yang mengetahui kebenaran tersebut sangat terpukul hatinya, sehingga menginginkan untuk cerai dengan Sukoco. Kegilaan Sukoco terjadi pada saat Ibu Nugie atau Istri Sukoco akan menceraikan Sukoco, peraduan mulut antara Sukoco dengan Istrinya membuat Sukoco kesal hingga pada akhirnya sukoco membunuh istrinya tersebut dengan sangat sadis.
            Kematian Sukoco tepat pada tanggal 13 Februari  membuat fitnah diantara mereka bertiga, Nugie yang selalu menuduh mayang, dan Mayang yang selalu menuduh Joya, tetapi Joya tidak memihak kedua belah pihak. Kecintaan Nugie terhadap Joya selalu membela Joya ketika di tuduh oleh Mayang. Situasi mulai memanas ketika anak buah masing-masing mulai mengeluarkan senjata tajamnya untuk saling membunuh antar ketiga pihak. Penguasa yang telah mati akan digantikan dengan pengusa yang baru, tanggal 14 Februari mayat Sukoco di kuburkan di dekat pemakaman istrinya, pastilah di rusun tersebut terciptanya hukum rimba dimana seseorang yang terkuat akan menjadi penguasanya. Nugie dan Mayang selalu betentangan, hal ini dikarenakan Nugie cinta terhadap Joya, pasalnya Nugie tidak mau terjadi apa-apa terhadap Joya , akhirnya Nugie dan Joya bergabung untuk mengalahkan Mayang. Nugie dan Joya bermarkas di lanti 4 dan 3 sedangkan Mayang bermarkas di lantai 1 dan 2. Ketika perang telah berlansgung Mayang lengah, ia tertidur beberapa menit tanpa ia sadari Nugie dan Joya telah banyak membunuh anak buahnya dan  melemparkan mayat-mayat anak buah Mayang di hadapannya. Mayang memberi siasat kepada Nugie untuk menyerah saja karena Mayang tidak mau terjadinya pertumpahan darah, sebab Mayang sebenarnya jatuh cinta terhadap Nugie namun Nugie tidak sebaliknya, dia lebih memilih Joya. Siasat Mayang sia-sia, Nugie justru  meledek Mayang, hal ini membuat Mayang semakin marah dan memustuskan untuk melakukan penyerangan. Bunyi adu pedang, bunyi tembakan sudah terdengar dari lantai 3, anak buah Nugie dan Joya bergabung untuk mengalahkan anak buah dari Mayang, karena anak buah Mayang terlalu banyak anak buah Nugie dan Joya kewalahan menangani dan akhirnya banyak terjadi pertumpahan darah  di rusun tersebut.
            Nugie sempat berhadapan dengan Mayang dan saling menyerang , Mayang terpental ke sudut tembok sehingga kepalanya berdarah. Nugie yang selalu perduli terhadap Joya, mengikuti Joya yang sedang ingin dibunuh oleh Narto anak buah dari Mayang, Joya berlari bersama Bong anak buah setianya ke atas rooftop yang di kejar Narto, namun sayangnya Bong terbunuh dengan tertembak di dahinya oleh Narto, ketika Narto ingin membunuh Joya Nugie datang dan bertarung dengan Narto. Pertarungan sengit ini akhirnya dimenangkan oleh Nugie. Joya tidak dapat membantu Nugie saat itu, dikarenakan ia stres berat karena sahabat setianya mati dihadapannya. Joya memang seseorang yang selalu terbawa perasaan ketimbang keadaan dirinya. Setelah itu, datang lah Mayang, Mayang  yang melihat Narto anak buahnya terbunuh dia sangat kesal dan seketika itu juga Mayang bertarung dengan Nugie. Pertempuran ini hampir dimenangi oleh Nugie namun, Nugie kehilangan keseimbangan ketika menginjak botol pecah ia pun tersungkur kesakitan, Mayang yang sangat mencintai Nugie dia tidak tega membunuh Nugie, Sehingga Mayang mengeluarkan revolvernya itu  sambil memejamkann mata menembak Nugie,  dan yang terkena adalah bagian bahu, darah mengucur  deras di badan Nugie, Mayang yang khawatir atas kematian Nugie ia mengahmapiri Nugie, ternyata Nugie belum mati, ia langsung mencekik Mayang sekeras mungkin, napas Mayang sudah tersedak serta wajahnya sudah memerah,  yang akan mati, namun tidak terjadi Joya langsung menusuk leher Nugie dengan belati, Nugie lemas dan melepaskan cekikannya, Mayang yang melihat kejadian ini nangis tersedak, karena lelaki yang dicintainya mati, dan Mayang pun tidak menyangka bahwa Joya yang menbunuh Nugie. Terdapat perasaaan kecewa Nugie terhadap Joya dan Mayang, Mayang yang mencintai dirinya dengan tulus akan tetapi Nugie ingin membunhnya, tetapi Joya yang dicintainya justru yang membunuh dirinya. Joya yang stres berat tekah membunh Nugie ia memutuskan bunuh diri, dan tersisa hanyalah Mayang. Tiga hari Mayang dirawat karena tidak sadarkan diri, dan dihadapannya terdapat Sukoco dan Dokter Simo, ternyata kematian Sukoco hanya siasat belaka untuk menentukan siapa yang akan menjadi penguasa seterusnya. Mayang yang mendengar tersbut kesal lalu mencekik dan membenturkan kepala Sukoco hingga mati.
            Buku ini memiliki keunggulan dimana cover yang menarik dan penggunaan kertas yang tidak mudah robek. Alur cerita yang meneganggakan membuat pembaca tidak bosan dengan cerita yang disajikan, namun terlepas dari keunggulan buku ini menyajikan cerita dengan sudut pandang masing-masing tokoh sehingga pembaca akan mudah bosan dengan pengulangan cerita, Penggunaan bahasa remaja membuat novel ini tidak cocok untuk kalangan usia kanak-kanak.
            Buku ini di fokuskan untuk remaja hingga dewasa, dan di novel ini mengajarkan kita untuk tidak menggunakan  obat-obatan terlarang , serta mengajarkan untuk tidak terlalu memaksakan diri agar dicintai seseorang.


1 komentar:

  1. Dating for everyone is here: ❤❤❤ Link 1 ❤❤❤


    Direct sexchat: ❤❤❤ Link 2 ❤❤❤

    UU .

    BalasHapus