Follow Us @literasi_smkn23jkt

Minggu, 15 Maret 2020

BOCAH PEMBERANI

Disusun oleh : Neinsa Christina


Judul Resensi : Bocah Pemberani

Pengarang      : A. Faudi
Penerbit         : PT. Falcon
Tahun Terbit   : 2017
Tempat Terbit : Jakarta
Tebal              : 382 Halaman

            Buku ini berproses selama kurang lebih 4 tahun. Menurut si penulis, novel ini bermula dari saat ia berkesempatan menjadi residen di Bellagio, Italia. Di pinggir Danay Como, terdapat residen sebagai tempat para penulis undangan meramu tulisan baru. Karena keindahan Danau Como inilah, Ahmad Fuadi kemudian memiliki ide untuk menulis tentang keindangan kampung halamannya di Maninjau. Buku ini menceritakan tentang seorang anak laki-laki bernama Hepi yang berasal dari kota kemudian merantau ke kampung halamannya. Di sana dia bersekolah dan menjadi bocah pemberani yang membela kebenaran.
Bermula saat dimana hari pengambilan rapor, Hepi dikabarkan tidak naik kelas. Hepi pikir ayah nya akan marah tetapi malah sebaliknya. Saat liburan semester Hepi diajak ke kampung halaman oleh Martiaz selaku ayah Hepi. Hari-hari Hepi lewati di kampungnya untuk bermain bersama kawan barunya yaitu Attar dan Zen. Saat Martiaz ingin pulang ke Jakarta, Martiaz meminta Hepi untuk tidak usah berkemas karena sudah didaftarkan untuk lanjut SMP di kampung dan ayahnya takut gagal mendidik Hepi.
Hepi sudah memasuki sekolahnya dan mencari uang bersama Attar dan Zen. Kabar Hepi menjadi pembantu di lapau sampai pula ke kuping kakek dan neneknya, kemudian Hepi pun ditegur dan dilarang oleh kakeknya karena menjadi pembantu. Hepi juga dilarang oleh kakeknya bergaul dengan Bang Lenon, Lenon merupakan preman yang memegang kendali di Tanah Abang. Lenon ingin membantu Hepi untuk mendapatkan uang, kemudian Lenon kembali menawarkan pekerjaan kepada Hepi dengan bayaran yang lebih besar yaitu menjadi kurir pengantar dagangan Lenon ke pembeli, Hepi pun tergiur atas tawaran tersebut dengan iming-iming dapat membantu Hepi beli tiket kembali ke Jakarta.
Kejadian pencurian terjadi di kampung Hepi, Hepi, Attar, dan Zen pun berinisiatif untuk mencari tahu siapa dalang pencuri di kampungnya tersebut dan menjadikan markas Hepi yaitu “sarang elang” tempat mereka bertiga rapat, penyelidikan, dan merencanakan sesuatu. Hepi mempunyai ide bahwa maling harus dibuat perangkap dengan umpannya menggunakan tiga ekor kambing punya keluarga Zen. Dalam menjalankan misinya ketiga anak laki-laki itu mulai mengantuk dan setengah tertidur. Zen terbangun ketika ada suara yang muncul, samar-samar dia melihat kambing-kambingnya ditarik paksa oleh tiga sosok. Zen mengejar mereka tetapi Zen tertangkap. Melihat hal itu Hepi dan Atta membantu Zen. Hepi berani melawan dengan jurus silat yang ia pelajari walaupun bisa menghindar. Hampir bersamaan datanglah rombongan ronda Bang Katik, kakeknya yang terbangun, dan serombongan polisi. Maling-maling tersebut tidak berkutik karena dikepung dan ditodong polisi.
Ada hal baru yang terasa tumbuh pelan di hati Hepi, yaitu ingin mengungkap sindikat narkoba untuk menyelamatkan kampungnya dari narkoba. Hepi, Attar, dan Zen mulai beroperasi menyusuri tepi danau dan memulai aksi nya. Tetapi mereka kehilangan jejak dan kebetulan juga hujan mulai turun, akhirnay mereka pulang ke rumah. Saat kakek Hepi memeriksa cucunya di kamar sontak dia terkaget karena cucunya tidak ada di rumah mereka. Saat menuju perjalanan pulang Hepi, Atta dan Zen dijegat oleh tiga orang berbadan besar. Hepi menyerang lawannya tetapi terlalu besar lawannya dan juga pandai bersilat. Mereka bertiga yang melawan orang bertubuh besar tersebut dalam waktu singkat digulung oleh orang-orang bertutup kepala tersebut. Mereka pun tidak dilepas dan dikurung ke dalam sebuah ruangan seperti gedung yang mungkin dulu bekas WC.
Hepi ternganga penjahat tersebut adalah Lenon, Hepi tidak habis pikir. Lenon menjelaskan bahwa yang Hepi kerjakan mengantar barang di dalamnya terdapat paket narkoba,  Hepi benar-benar merasakan hawa benci yang mendidih dari dalam dirinya. Tiba-tiba radio HT di sebelah peta berbunyi serak, Inspektur Saldi dan timnya mendengar pesan HT dari Hepi yang terputus-putus. Inspektur Saldi dan tim mengunjungi Surau Gadang untuk memastikan ada Hepi atau tidak. Begitu mendengar cerita Saldi, Kakek bersikeras untuk ikut sendiri menyelamatkan cucunya dan juga kakek akan membawa satu orang lagi yang rupanya Pandeka Luko, Pandeka Luko ternyata saudara sepupu kakek Hepi. Mereka pun diselamatkan oleh Inspektur Saldi, tim, beserta kakek Hepi dan Pendeka Luko. Para penjahat pun di tangkap.
Buku ini memiliki keunggulan di antaranya yaitu cover nya menarik dari segi warna dan gambar. Serta kertas yang tidak mudah robek. Terdapat amanat atau pesan yang disampaikan di dalam novel tersebut. Terlepas dari keunggulannya novel ini memiliki kekurangan yaitu novel nya rada tebal sehingga ada rasa bosan ketika sedang membacanya.
Buku ini layak dibaca oleh siapapun, dan novel ini mengajarkan kita agar menjadi pribadi yang pemberani, kuat dan melawan hal-hal yang menyimpang di dalam kehidupan sehari-hari.


1 komentar:

  1. Dating for everyone is here: ❤❤❤ Link 1 ❤❤❤


    Direct sexchat: ❤❤❤ Link 2 ❤❤❤

    ye ..

    BalasHapus