Follow Us @literasi_smkn23jkt

Jumat, 20 Maret 2020

Keteguhan Hati Seorang Ratu di Negeri Mesir

Penulis                   : Sibel Eraslan
Tahun Terbit           : I Jakarta 2014
Penerjemah            : Ahmad Saefudin, 
                             Hyunisa Rahmanadia, 
Penerbit                 : Keysa Media (Grub Puspa Swara) Anggota Ikapi
Jumlah halaman     : 444 halaman
Tebal              
Novel Asiyah sang mawar gurun fir’aun adalah buku yang menceritakan kisah seoang perempuan yang sangat memegang teguh akidahnya dan tidak haus akan kekuasaan seperti 3 sahabat kecilnya yang tumbuh dengan kegelapan dunia. Buku ini ditulis oleh Sibel Eraslan. Sibel Eraslan merupakan penulis asal Turki yang pandai menuliskan sejarah dalam kemasan yang asik untuk dibaca. Series novelnya yang terkenal dan menjadi best seller adalah mengenai 4 wanita penghuni Surga yaitu Fatimah, Khadijah, Asiyah dan Maryam.
Sibel Eraslan lahir di Uskudar, Istanbul, 1967. Lulusan Fakultas Hukum Universitas Istanbul ini giat beraktivitas dalam bidang hak asasi manusia, pendidikan, pemberian jaminan kerja, dan hak-hak kaum hawa. Aktif menulis dalam majalah Teklif, Imza, Dergah, Mostar dan Haje. Sampai sekarang tercatat sebagai kolumnis dikoran Star. Novel-novelnya ditulis dengan riset mendalam. Karena itu, tidak heran jika karyanya mendapat sambutan positif di negerinya. Novel tentang Khadijah terjual lebih dari 50.000 eksemplar di negaranya. Novel itu pun telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa, termasuk bahasa Indonesia.
Dikisahkan seorang perempuan di negeri Mesir yang tumbuh di akademi kerajaan. Perempuan mulia ini, Asiyah seorang ratu mesir, yang menanamkan dengan kuat didalam hatinya ajaran tuhan yang satu . Perempuan yang tak pernah egois akan kebahagiaanya sendiri dan tidak pernah haus akan tahtanya
Asiyah yang juga dikenal sebagai yes atau yes’a, besar dalam didikan Apa guru yang sangat dihormatinya, serta kedua pengiring setianya Tahnem dan Sare. Bersama mereka menjaga keamanan terhadap Tuhan yang Satu seraya menyusun langkah menghadapi kelicikan dan pandangan haus kekuasaan kepala pendeta Haman dan Karonim. Mereka adalah empat sekawan dari masa kecil dan sama-sama belajar dalam akademi kerajaan. Hingga suatu saat mereka saling menjadi lawan karena gelap akan tahta.
Asiyah ditakdirkan menjadi permaisuri Raja Ra. Suatu hari Raja kelak bermimpi ada seorang anak laki-laki yang akan meruntuhkan kerajaanya dan menghancurkan berhala-berhala yang ada. Dari situlah sang Raja merencanakan pembunuhan kepada seluruh anak laki-laki yang baru lahir. Tanpa disadari ada satu bayi yang hanyut dalam sungai Nil, meninggalkan ibu kandungnya dan bertemu dengan ibu lainnya yaitu Asiyah. 
Dalam buku Asiyah terdapat banyak pelajaran dan akidah-akidah yang dapat dipetik. Amanat buku ini sangat mendalam. Dalam cerita ini pun sangat objektif terhadap tokoh-tokohnya sehingga tidak membuat pembaca bingung akan banyaknya tokoh yang dihadirkan. Novel Asiyah ini pun memberikan gambaran utama sebelum masuk kedalam alur ceritanya, sehingga pembaca merasa puas karena mengetahui asal-usul para penduduk mengalami perjalanan jauh dan berkahir mempertemukan Asiyah, Ka, Ha dan Ra. 
Sayangnya, ada beberapa kalimat yang sukar dimengerti maknanya, hingga membuat pembaca akan merasa bingung dan berpikir sebelum melanjutkan membaca. Ada beberapa konflik pula yang tidak ada penyelesainya. Contoh saat komandan Horamheb yang memimpin penyerang dan tanpa dijelaskan secara rinci komandan Horamheb mengizinkan para anak-anak untuk memasuki akademi kerajaan.
Buku ini layak dibaca oleh remaja dan orang dewasa. Buku Asiyah tidak cocok untuk anak-anak sebab konfliknya yang terlalu berat dan juga ada penggalan cerita yang mengarah pada kekerasan. Tapi, jika orang dewasa ingin menyampaikan garis besar cerita keanak-anak bisa di ceritakan dengan bahasa sendiri. Agar anak-anak hanya akan menyerap akidah dan amanat yang ada dalam buku.

1 komentar:

  1. Dating for everyone is here: ❤❤❤ Link 1 ❤❤❤


    Direct sexchat: ❤❤❤ Link 2 ❤❤❤

    rv

    BalasHapus