Disusun oleh : M. Ihza Farhan
Judul :
Sang Kiai
Produser :
Gope T Samtani
Sutradara :
Rako Prijanto
Penulis :
Anggoro Saronto
Pemain :
Ikranagara sebagai KH Hasyim Asy’ari
Christine Hakim sebagai Masrurah
Adipati dolken sebagai Harun
Miriza Febriyani sebagai Sari
Agus Kuncoro Adi sebagai K.H Wahid Hasyim
Dimas Aditya sebagai Hamzah
Royham Hidayat sebagai Khamid
Ernetsan Samudera sebagai Abdi
Christine Hakim sebagai Masrurah
Adipati dolken sebagai Harun
Miriza Febriyani sebagai Sari
Agus Kuncoro Adi sebagai K.H Wahid Hasyim
Dimas Aditya sebagai Hamzah
Royham Hidayat sebagai Khamid
Ernetsan Samudera sebagai Abdi
Tanggal edar : 30 Mei 2013
Tayang Kembali : 9 Januari 2014
Waktu :
2 jam 16 menit 27 detik
Orientasi
Sang Kiai
merupakan sebuah film produksi “Rapi film” yang berceritaka tentang seorang
pejuang kemerdekaan sekaligus salah satu Nahdatul Ulama dari Jombang, Jawa
TImur yakni KH. Hasyim Asyari. Film ini dibintangi oleh Ikranagara, Christine
Hakim, Adipati Dolken, Miriza Febriyani, Agus Kuncoro Adi, Dimas Aditya, Royham
Hidayat, Ernestsan Samudera diproduseri oleh Gope T Samtani dan disutradarai
oleh Rako Prijanto serta ditulis oleh Anggoro Saronto
Tafsiran 1
Sang Kiai
bercerita tentang pejuang kemerdekaan menghadapi pendudukan Jepang di Indonesia
sekaligus pendiri Nadhatul Ulama(NU). Pendudukan Jepand di Indonesia tidak
lebih baik dari Belanda. Jepang mulai menunjukkan kejahatannya dengan melarang
pengibaran bendera merah putih, melarang menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia,
dan memaksa masyarakat Indonesia untuk menghormati matahari. Sebagai tokoh
besar agamis, KH. Hasyim Asyari menolak menghormati matahari karena menyimpang
dari aqidah Islam. Penolakan tersebut menyebabkan KH. Hasyim Asyari ditangkap
oleh Jepang.
Tafsiran 2
Adalah KH.
Wahid Hasyim, putra KH. Hastyim Asyari yang berusaha berdiplomasi agar KH.
Hasyim Asyari dapat bebas. Sangat berbeda dengan Harun, santri KH; Hasyim
Asyari, ia percaya bahwa dengan kekerasan yang mampu membebaskan KH. Hasyim Asyari. Harun Menghimpun kekuatan
santri untuk berdemo. Teteapi harus salah, justru caranya malah menambah
korban. Akhirnya dengan cara damai, KH. Hasyim Asyari berhasil dibebaskan oleh
Jepang. Namun perjuangan melawan Jepang belum berakhir sampai disini. Jepang
memaksa masyarakat Indonesia untuk memberikan hasil bumi. Jepang sendiri
menggunakan organisasi Islam, Masyumi yag diketuai oleh KH. Hastim Asyari untuk
menggalakkan kegiatan bercocok tanam, bahkan seruan tersebut terselip dalam
ceramah shalat Jumat. Dan ternyata hasil tanam tersebut malah disetor ke
Jepang. Padahal rakyat sedang krisis. Melihat masalah ini, Harun merasa bahwa
KH. Hasyim Asyari adalah pendukung Jepang sehingga ia pun memutuskan keluar
dari pesantren.
Tafsiran 3
Jepang
mulai kalah dalam perang saat sekutu kembali datang. Sebagai presiden, Soekarno
mengirimkan utusannya untuk meminta KH. Hastim Asyari agar membatnu
mempertahankan kemerdekaan Indonesia. KH. Hastim Asyari menerima permintaan
tersebut dengan membentuk barisan santri untuk melawan sekutu di Surabaya yang
dikenal dengan sebutan resolusi jihad. Gema resolusi jihad ini didukung
semangat spiritual yang membuat Indonesia berani mati demi mempertahankan
kemerdekaan Indonesia. Resolusi jihad yang terjadi di Surabaya membuat mata
Harun terbuka. Disinilah awal [erang dahsyat dimulai dengan melibatkan rakyat,
barisan pemuda dan laskar Hizbullah yang dibentuk KH. Hasyim Asyari
Tafsiran 4
Film
bergenre drama religi ini mengajarkan kita tentang perjuangan dalam merebutkan
kemerdekaan Indonesia yang dilakukan KH. Hasyim Asyari. Meskipun banyak
rintangan dan hambatan yang dilaluinya, di tetap berusaha dalam memperjuangkan
kemerdekaan. Meski film ini sangat bagus, akan tetapi ada juga tokoh yang
bernama Harun yang egois dan angkuh disaat ia tidak mengerti keputusan sang
Kiai. Namum adanya action dalam film ini menambah kesan menarik pada film ini
Evaluasi
Film yang
dirilis pada tanggal 30 Mei 2013 ini terjenal dengan audio dan visualnya yang
menggambarkan zama dahulu yang membawa kita serasa pada waktu kemerdekaan
Indonesia yang mana pada saat penjajahan Jepang dan dilanjutkan lagi Belanda
yang pada akhirnya Indonesia merdeka . Sebagai Sutradara, Rako Prijanto
cukup berani dalam menampulkan film yang
ada sangkut pautnya dengan sejarah kemerdekaan Indonesia. Dengan nuansa zaman
dahulu yang diberikan film ini, menambah kesan yang menarin dan semakin
mengajak kita sebagai penonton untuk merasakan apa yang terjadi dalam film ini.
Rangkuman
Film ini
menjelaskan kepada kita tentang betapa pentingnya kemerdekaan bagi rakyat
Indonesia dan memberitahukan kita bahwa hukum Islam membela bangsa dan
negaranya yaitu hukumnya fardhu kifayah yang maana wajib bagi umat Islam dalam
membela bangsa negaranya. Kata-kata yang tak terlupakan dari seorang Kiai yaitu
“Semua orang yang melawan penjajah itu adalah pahlawan. Tidak ada yang lebih
berjasa dari pada yang lain, kalaupun ada yang melupakan jasa mereka juga tidak
mengapa karena Allah menjanjikan tempat yang sebaik-baiknya bagi para
Syuhadak”. Jadi film ini sangat layak ditonton untuk semua orang karena banyak
nilai-nilai yang terkandung dalam film ini.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar