Disusun oleh : Nur Indah Syafitri
Hujan
asam adalah hujan yang mempunyai kadar keasaman (pH) yang rendah pada setiap
tetes airnya. Hujan asam diartikan sebagai macam hujan dengan pH dibawah 5,6
karena karbon dioksida (co2) diudara yang larut dengan air hujan memiliki
bentuk sebagai asam lemah. Jenis asam dalam hujan ini sangat bermanfaat karena
membantu melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan
binatang.
Secara
alami hujan asam dapat terjadi akibat semburan dari gunung berapi dan dari
proses biologis di tanah, rawa, dan laut. Akan tetapi, mayoritas hujan asam
disebabkan oleh aktivitas manusia seperti industri, pembangkit tenaga listrik,
kendaraan bermotir, dan pabrik pengolahan pertanian (terutama amonia). Gas –
gas yang dihasilkan oleh proses ini dapat terbawa angin hingga ratusan
kilometer di atas atmosfer sebelum menjadi asam dan terdeposit ke tanah.
Terjadi
hubungan erat diantara rendahnya pH dengan berkurangnya ikan – ikan di danau –
danau. pH dibawah 4,5 tidak memungkinkan ikan untuk hidup, sedangkan pH diatas
6 atau lebih dapat membantu pertumbuhan populasi ikan. Asam juga mengikat logam
seperti alumunium di danau. Alumunium akan menyebabkan beberapa ikan
mengeluarkan lendir sehingga ikan akan sulit bernapas.
Ion
– ion beracun yang terlepas akibat hujan asam menjadi ancaman yang besar bagi
manusia. Tembaga di air berdampak pada timbulnya wabah diare pada anak dan air
tercemar alumunium dapat menyebabkan penyakit Alzheimer. Hujan asam juga dapat
menyebabkan peningkatan konsentrasi logam pada air. Selain itu, dapat
menyebabkan bangunan rusak karena berkarat.
Di
Amerika Serikat, banyak pembangkit tenaga listrik tenaga batu bara menggunakan Flue Gas Desulkurisation (FGD) untuk
menghilangkan gas yang mengandung belerang dari cerobong mereka. Sebagai conton
FGD adalah wet scrubber yang
merupakan sebuah tower yang dilengkapi dengan kipas yang mengambil gas asap
dari cerobong ke tower tersebut. Kapur atau batu kapur dalam bentuk bubur juga
diinjeksikan ke dalam tower sehingga bercampur dengan gas cerobong beserta
dengan sulfur dioksida yang disana, kalsium karbonat dalam batu kapur
menghasilkan kalsium sulfam ber pH netral yang secara fisik dapat dikeluarkan
dari scrubber. Oleh karena itu, scrubber mengubah polusi menjadi sulfat
industri.
Mengingat
dampak hujan asam yang luas, perlu adanya pencegahan seperti menggunakan bahan
bakar yang mengandung belerang rendah seperti methanol, etanol dan
hidrogen. Namun perlu diperhatikan juga bahwa pemakaian bakar ini berdampak
juga bagi lingkungan. Ada juga cara yang lain yaitu mengaplikasikan prinsip 3R
(Reduce, Reuse, Recycle). Reduce yang berarti mengurangi
penggunaan sumber daya alam, Reuse
yaitu dengan memanfaatkan kembali barang bekas, sementara itu Reduce merupakan mengurangi penggunaan
dengan mendaur ulang barang tersebut.
Sumber
:
https://prodiipa.wordpress.com/kelas-vii/hujan-asam/e-upaya-pencegahan-dampak-hujan-asam/
http://www.beritasatu.com/kesra/229428-hujan-asam-berpotensi-terjadi-di-jakarta-dan-bandung.html
http://www.pengertianku.net/2015/05/pengertian-hujan-asam-dan-dampaknya-yang-ditibulkan.html
https://prodiipa.wordpress.com/kelas-vii/hujan-asam/e-upaya-pencegahan-dampak-hujan-asam/
http://www.beritasatu.com/kesra/229428-hujan-asam-berpotensi-terjadi-di-jakarta-dan-bandung.html
http://www.pengertianku.net/2015/05/pengertian-hujan-asam-dan-dampaknya-yang-ditibulkan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar