Disusun
Oleh : Nur Rizky Amelia
Judul Film : 99 Cahaya di Langit Eropa I
Tahun :
5 Desember 2013
Sutradara : Guntur Soeharjanto
Pemain :1. Acha Septriasa sebagai Hanum
Salsabiela Rais
2. Abimana Aryasatya sebagai Rangga
Almahendra
3. Raline Shah sebagai Fatma Pasha
4. Dewi Sandra sebagai Marion Latimer
5. Alex Abbad sebagai Khan
6. Nino Fernandez sebagai Stefan
7. Marissa Nasution sebagai Maarja
8. Geccha Tavvara sebagai Ayse
Orientasi :
“99 Cahaya di Langit Eropa “ adalah
sebuah film religi pada tahun 2013 dari Indonesia. Film ini merupakan film yang
ke-40 yang dirilis oleh Maxima Pictures. Film ini diadaptasi dari novel yang
berjudul “99 Cahaya di Langit Eropa” merupakan karya dari Hanum Salsabiela Rais
dan Rangga Almahendra. Film ini mendapat pujian dari presiden Indonesia, Bapak
Susilo Bambang Yudhoyono saat pemutaran film perdana di Djakarta Theatre pada
tanggal 29 November 2013. Film ini menghabiskan anggaran yang cukup besar yaitu
Rp 15 Miliar.
Film ini mengisahkan pengalaman
seorang jurnalis asal Indonesia yang sedang menemani suaminya menjalani kuliah
Dektorat di Vienna, Austria. Film ini mengisahkan bagaimana mereka beradaptasi,
bertemu dengan berbagai sahabat hingga akhirnya menuntun mereka kepada
jejak-jejak agama islam di benua Eropa yang dibawa oleh bangsa Turki di era
Merzifonlu Kara Mustafa Pasha dari Kesultanan Utsmaniyah. Film “99 Cahaya di
Langit Eropa” serupa dengan film Haji Backpacker dan dari film inilah islam di
Eropa terungkap.
Tafsiran Isi :
Berawal dari Vienna (Austria), Hanum
dan Rangga memulai kisahnya Rangga yang saat itu menempuh kuliah Doktor di WU
Vienna dan Hanum yang bekerja di bidang jurnalistik mendampingi sang suami selama
di Eropa. Mereka sangat sulit hidup di Eropa apalagi dengan status mereka
sebagai seorang muslim. Rangga kesulitan mencari makanan yang halal dan
kesulitan mencari tempat shalat di kampusnya sedangkan Hanum kesulitan mencari
pekerjaan karena kurang fasih berbahasa Jerman.
Namun dalam film tersebut Hanum
tidak putus asa ia berusaha mencari tempat kursus Bahasa Jerman, hingga ia menemukan
sebuah poster kursus Berbahasa Jerman gratis. Saat mengikuti kursus tersebut
Hanum bertemu dengan Fatma, Fatma adalah seorang muslimah Turki yang
berkerudung. Fatma memiliki perangai yang sangat luhur. Hal ini dibuktikan
ketika ia membayarkan belanjaan orang yang telah menghina agamnya. Pada waktu
itu Hanum sangat marah kepada orang tersebut, akan tetapi Fatma dengan tindakannya
yang sangat bijak tanpa menimbulkan sebuah kekerasan.
Pada akhirnya orang-orang tersebut
mengakui dan menyesali atas perkataan dan perbuatan yang telah dilakukan.
Selain Fatma ada seorang gadis kecil yang sangat ceria, penuh semangat dalam
hidupnya yang membuat Hanum merasa nyaman dan bahagia bersamanya. Dia bernama
Ayse. Ayse adalah putri dari Fatma Pasha. Pertemuan Hanum dengan Fatma dan Ayse
menimbulkan kesan yang mendalam karena sejak mereka bersama-sama berjalan
mengelilingi bagian-bagian dari kota-kota yang ada di Eropa, Hanum diajarkan
dan diberikan segala informasi tentang negara tersebut.
Salah satunya yang paling berkesan
adalah tentang sejarah Islam di Eropa. Mendengar penjelasan dari Fatma tentang
perkembangan islam di benua Eropa, Hanum merasa sangat bangga dan semakin
menumbuhkan kecintaan yang terus berkobar menjadi seorang muslimah. Karena
selain mendengar dari semua penjelasan Fatma. Hanum juga secara langsung
menyaksikan dan merasakan keaslian dari tempat-tempat bersejarah dari perkembangan
islam di benua Eropa sampai dengan puncak kejayaannya. Di samping aktivitas
yang dilakukan oleh Hanum, tiba-tiba Fatma dan Ayse menghilang entah kemana.
Teman Ayse yaitu Leon pernah bertanya kepada Hanum dimana Ayse, tetapi Hanum
tidak tahu keberadaan Fatma dan Ayse. Leon adalah teman Ayse yang dahulu tidak
suka terhadap Ayse namun lama-kelamaan Leon merasa bersalah dan ingin berteman
dengan Ayse dan meminta maaf namun Leon tidak dapat menemukan keberadaannya.
Pada adegan Rangga, penonton ditunjukkan
tentang lika-liku kehidupan dengan mahasiswa muslim minoritas. Rangga memiliki
teman bernama Stefan seorang penganut atheis yang memiliki rasa ingin tahu yang
tinggi terhadap islam. Stefan sering bertanya keapa Rangga tentang
Tuhan,shalat,puasa. Rangga juga mempunyai seorang teman muslim asal Pakistan
yang bernama Khan. Bersama Khan, Rangga merasa tidak sendiri sebagai seorang
muslim, Khan pernah memberi bekal makanan yang halal kepada Rangga, Rangga
sangat senang menerimanya Namun kehidupan kampus Rangga dan Khan sangatlah
sulit kampus mereka tidak memiliki sebuah mushallah yang layak. Merekapun
shalat diruangan ibadah yang bercampur dengan agama lain.
Perjalanan pasangan suami istri
Rangga dan Hanum di benua Eropa masih terus berlanjut. Diceritakan sebelumnya
Hanum kehilangan sahabat karibnya Fatma yang tiba-tiba menghilang dari Vienna,
tanpa memberi penjelasan apapun. Hanum sangat ingin bertemu Fatma. Hanum juga
sering menceritakan perjalanan spiritualnya kepada Fatma melalui e-mail. Namun Fatma tidak pernah
membalasnya. Ketika harapannya untuk bertemu Fatma mulai pupus, ternyata Fatma
mulai membalas e-mail dan mengajaknya
untuk berkunjung ke Istanbul sekaligus bertemu dengan Fatma dan Ayse. Disaat
Hanum dan Rangga bertemu dengan Fatma, Fatma hanya sendiri Ayse tidak ada.
Hanum sempat bertanya kepada Fatma dimana Ayse. Dan Fatma mengajak Hanum untuk
pergi kesebuah pemakaman umum di Istanbul dan menunjukkan kepada salah satu
nisan yang bertuliskan Ayse Pasha. Ternyata Ayse telah meninggal 3 bulan yang
lalu akibat sakit yang di deritanya.
Film “99 Cahaya di Langit Eropa” ini
membuat para penontonnya terkesan melihat perjalanan sepasang tokoh yang selalu
berjuang untuk memperoleh kesuksesan, kesuksesan yang dimaksudkan adalah
kesuksesan meraih prestasi dalam pendidikan, pengetahuan, dan sejarah islam di
Eropa. Selain dari pada itu, yang membuat kesan mendalam dari film tersebut
adalah kecerdasan film ini diatur sedemikian rupa sehingga
kekurangan-kekurangan yang ada menjadi tidak terlihat dan membuat setiap orang
yang menonton film ini terpukau.
Film “99 Cahaya di Langit Eropa”
mempunyai pesan moral yang dapat dipetik oleh masyarakat antara lain
nilai-nilai ajaran agama khususnya islam, hubungan sosial dan budaya. Dimana islam
menjadi merupakan minoritas di negara Eropa. Selain itu secara tidak langsung
penonton bisa mengetahui dan belajar
banyak hal tentang segala informasi dari negara-negara yang ada di Eropa. Mulai
dari pemerintahannya, wisatanya, tempat-tempat bersejarah islam dan
kebudayaannya.
Film ini lebih seperti melihat ensiklopedia
kemegahan Eropa dan sejarah islamnya, kurang mengajak penonton untuk turut
serta merasakan apa yang Hanum rasakan, sehingga cerita menjadi bias dan
kosong. Konflik-konflik dalam cerita memang terlihat sengaja diangkat dan
ditonjolkan kemudian dibahas melalui sejumlah monolog Hanum, sehingga kurang
memancing emosi penonton.
Evaluasi :
Namun pada beberapa adegan film ini
juga terlihat dipaksakan. Yang paling menggelikan adalah adegan adzan di Menara
Eifel adegan tersebut merupakan sesuatu yang aneh dan tidak perlu ditampilkan. Hal
ini juga menjadi lebih aneh dengan tata suara dan muslik yang kurang sesuai
dengan sebenarnya. Untungnya kekurangan ini berhasil ditutupi oleh detil
suguhan visual artistik suasana Eropa yang sangat indah.
Di samping itu hal yang mengganggu
adalah dialog Hanum dengan Fatma dan Marion yang disajikan dalam Bahasa
Indonesia bukan dengan Bahasa Jerman atau Bahasa Inggris. Penyajian dengan
Bahasa Indonesia memang bertujuan agar penonton awam lebih mudah memahami. Namun
ini dapat menjadi bumerang karena penonton akan mengira Fatma dan Marion juga
Berkewarganegaraan Indonesia sama seperti Hanum. Masalah yang sama juga terjadi
pada cara dialog Rangga dengan Stefan, Khan, maupun Maarja.
Rangkuman :
Dari paparan tadi dapat disimpulkan
bahwa film “99 Cahaya di Langit Eropa” yang diadaptasi dari novel best seller
tersebut sangat memotivasi dari segala sisi. Baik dari sisi keyakinan,
pendidikan, kasih sayang, dan lain sebagainya. Film ini sangat layak ditonton
semua kalangan. Di samping itu, untuk umat muslim kita dapat mengetahui
berbagai macam sejarah islam di benua Eropa dan hidup bertoleransi antar umat
beragama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar