3600 Detik : Perjuangan Seorang
Pelajar Untuk Menjadi Yang Terbaik
Disusun oleh : DWI
CHAIRUN NISA
Judul :
3600 Detik
Tahun :
2014
Sutradara : Nayato Fio Nuala
Pemain
: 1. Shae (sandra)
2. Steven William (Leon)
3. Wulan Guritno (mama sandra)
4. Indra Birowo (pak doni)
5. Febi Febiola (mama leon)
6. Ponco Buwono (papa sandra)
7. Joshua Suherman (teman leon)
Orientasi
3600
detik merupakan salah satu novel populer karya Charon. Novel jenis teenlit ini pertama kali diterbitkan melalui Gramedia
Pustaka Utama pada Mei 2008. Novel ini menceritakan
kisah hidupnya sandra yang berubah drastis
setelah ayahnya dan ibunya becerai.
Namun pada akhirnya ada leon yang mampu merubahnya menjadi lebih baik.
Tafsiran
Kehidupan Sandra tiba-tiba berubah
ketika kedua orang tuanya bercerai. Karena ingin memperlihatkan kemarahannya,
ia menunjukkan dengan mengecat merah rambutnya. Namun akhirnya justru
teman-teman sandra tidak mau lagi beteman dengannya. Sang mamah kemudian
mencoba memperbaiki keadaan tersebu dengan mengajak sandra untuk pergi dan pindah
diluar kota. Di sekolah barunya Sandra bertemu dengan seorang laki-laki juara
kelas bernama Leon. Juka sebelumnya teman-temannya takut karena Sandra bertingkah
urakan serta rambut merahnya yang terlihat aneh. Leon justru menawarkan sebuah
pertemanan.
Atas perintah pak Doni, Leon membawa sandra
pada kehidupan baru. Leon ditugaska untuk mengawasi Sandra serta membuat jadwal
untuk belajar bersama. Seiring berjalannya waktu Leon dan Sandra semakin dekat.
Kehidupan Leon sebelumnya terasa datar kini terisi dengan warna baru dengan
kehadiran Sandra. Begitu pula sebaliknya, Sandra yang dikenal urakan kini bisa
lebih baik akibat bantuan Leon. Ketika hubungan keduanya semakin erat,justru
Leon menghilang dan tidak dapat dihubungi. Ternyata Leon memiliki sebuah
rahasia besar yang tidak diketahui
Sandra. Sandra beusaha menghibur Leon,meski hanya punya waktu 3600 detik,sandra
mengajak Leon bersenang-senang.
Film ini sangat inspiratif,
sutradara Nayato Fio Nuala cukup mampu membuat film yang diadaptasi dari novel
best seller berjudul sama karya Charon ini dengan sangat baik. Berbeda dengan
film-film Nayato sebelumnya, film ini tampak digarap lebih serius dari
biasanya. Adegan demi adegan mengalir tetap menjadi ciri khas gaya
penyutradaraan Nayato. Penonton seperti tidak diberi ruang untuk menghela nafas
dan merenungkan adegan-adegan yang mengharukan. Boleh saja Nayato tak mau basa-basi,tapi
film sebagai media audio visual tentu harus membuat gambar adegan tidak sekedar
adegan tapi lebih dari iu,gambar yang mampu bicara.
Padahal penulis skenario Haqi Ahmad cukup
bagus dalam mengadaptasi film ini dengan baik dan komunikatif. Ada yang sesuatu
yang seperti hendak disampaikan Haqi dengan pesan-pesan yang tersirat. Dari
cerita yang sebenarnya bukan hal baru perihal hubungan anak dan orang tua,serta
arti tulus persahabatan tapi Haqi berusaha keras untuk mengaktualkan cerita biasa
menjadi luar biasa.
Evaluasi
Keunggulan
film ini yaitu,mempunyai tema yang bagus sehingga dapat membuat pembaca masuk
dalam cerita. Jalan ceritanya juga tersusun rapih mulai dari awal sampai
akhir. Gaya bahasa yang mudah dipahami. Serta yang paling penting film ini
mempunyi pesan moral tinggi.
Kelemahan film ini seperti
kebanyakan novel-novel “Teenlit” yaitu jalan ceritanya mudah sekali ditebak leh
pembaca. Serta sedikitnya permasalahan dalam cerita yang ada di film
tesebut,sehingga terdapat kesan yang kurang seru.
Rangkuman
Setelah menonton dan mengulas teks
3600 detik menurut saya ini layak untuk dibaca dan ditonton oleh anak-anak yang
mengalami broken home karena dari
film ini dapat dipetik pelajaran yang sangat penting dan berharga.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar