Disusun
Oleh : Putri Parwati
Judul : Assalamualaikum Beijing
Sutradara : Guntur Soeharjanto
Pemain
: Revalina S. Temat sebagai Asmara
Morgan Oey sebagai Zhongwen
Laudya Chyntia B sebagai Sekar
Ibnu Jamil sebagai Dewa
Deddy
Mehendra sebagai Ridwan
Orientasi
:
Assalamu’alaikum Beijing
adalah sebuah film produksi Maxima
Pictures yang bercerita tentang kisah kehidupan seorang muslimah di Beijing
dan cinta dua insan yang beda agama dan negara. Film ini dibintangi Revalina
S.Temat, Morgan Oey, Laudya Chyntia Bella, Deddy Mahendra, Ibnu Jamil, dan
lain-lain. Diproduseri oleh Yoen K, Ody Mulya dan disutradarai oleh Guntur
Soeharjanto. Film ini juga merupakan adaptasi dari sebuah novel dengan judul
yang sama dari penulis bernama Asma Nadia. Yang menarik, kisahnya merupakan
kisah nyata.
Tafsiran 1
Dikisahkan,
sehari sebelum pernikahan dilangsungkan, Asmara mendapat kenyataan pahit bahwa
kekasihnya Dewa ternyata sempat berselingkuh dengan teman sekantornya, Anita.
Walau Dewa memohon agar pernikahan tetap dilanjutkan, Asma terlanjur patah
hati. Terlebih hubungan sekali yang dilakukan ternyata membuahkan janin, Anita
hamil.
Tafsiran
2
Dengan
membawa kesedihan, Asma pun menerima tawaran pekerjaan di Beijing, peluang yang
didapatkan lewat bantuan Sekar dan Ridwan, suaminya. Di Beijing dalam salah
satu perjalanan Asma bertemu Zhongwen, lelaki tampan yang memperkenalkannya
akan legenda cinta Ashima, putri cantik dari Yunan.
Tafsiran
3
Kebaikan
dan perhatian Zhongwen, membuat Asma perlahan membuka hati. Walaupun sempat
gamang ketika Dewa menyusulnya ke Beijing. Sayang, sebelum hubungan berlanjut,
Asma terkena APS, sebuah sindrom yang membuat nyawanya terancam dan bisa
menemui kematian setiap waktu.
Tafsiran
4
Kelebihan
film ini mengajarkan bahwa cinta tidak perlu dicari, karena cinta akan datang
sendiri sesuai dengan kata-kata dari film ini bahwa “Jika tak kau temukan
cinta, biar cinta yang menemukanmu”.
Tafsiran
5
Kekurangan
film ini yaitu terdapat beberapa adegan-adegan yang tidak ditayangkan di film
ini. Dan ketika Sekar membahas mengenai pengharapannya agar Zhongwen menjadi
mualaf, Ridwan mengatakan bahwa tidak semudah itu. Karena pasti nantinya
terjadi pertentangan dalam keluarga. Disini seharusnya menggambarkan bagaimana
perjuangan Zhongwen untuk meraih hidayah, dan menjadi seorang mualaf.
Evaluasi
:
Film ini dirilis pada
30 Desember 2014, terutama saat bagian Asmara menjalani kehidupan barunya di
Beijing. Mulai dari gaya narasi hingga gaya travelling dengan membawa kamera
yang sangat identik dengan Film 99
Cahaya di Langit Eropa. Yang tak kalah menarik adalah begitu rapinya tata
kota Beijing, mulai dari gedung, tempat umum, hingga transportasinya.
Perjuangan seorang wanita yang menderita sakit serius dan
divonis tidak bisa hidup lama lagi. Akan tetapi dengan semangat dan keteguhan
hatinya ia bisa sembuh dari penyakitnya. Dan menunjukan bahwa ternyata ada
namanya penyakit APS (Antiphospolipid Antibody Syndrome). Sehingga kita
mendapatkan pengetahuan baru.
Rangkuman
:
Film yang diadaptasi
dari novel Assalamu’alaikum Beijing karya Asma Nadia ini merupakan film akhir
tahun dan sekaligus juga film menyambut awal tahun 2015. Dan film ini membuat
kita menjadi Optimisme untuk selalu bersyukur dan selalu bersabar.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar