Disusun oleh, Jessica Andika Fahira
Judul : A Long Visit (My Mom)
Tahun : 22 April 2010
Sutradara : Yup Sung Yoo
Pemain : 1. Kim Hae-Suk sebagai Ibu
2. Park Jin-Hee sebagai Ji Suk
Film
yang berjudul A Long Visit yang disutradarai oleh Yup Sung Yoo adalah sebuah
film yang menceritakan dimana penggambaran seorang anak “Ji Suk” (Park Jin-Hee)
yang sangat menyanyangi ibunya (Kim Hae-Suk) begitu pun sebaliknya ibu yang
selalu rela mengorbankan apapun asalkan anaknya bahagia. Ji Suk menyesal karena
tidak sempat membahagiakan orang tuannya dan terkadang suka bersikap tidak baik
kepada orang tuannya terutama ibunya. Film ini menghadirkan kehangatan
tersendiri yang mudah dicerna penonton, sebuah inspirasi dan perasaan yang
kemudian direproduksi dalam pengulangan cerita yang penuh dengan makna
kehidupan serupa. Hal yang kerap ditemukan dalam cerita film ini adalah kasih
sayang dan pengorbanan. Perkenalan lewat film ini yang ditampilkan secara
dramastis dan penuh keharuan mendorong ketertarikan tersendiri bagi
komunitasnya dalam menyaksikan filmnya.
Cerita
diawali dari Ji Suk yang berpergian ke kampung halamannya mengunjungi ibunya. Dalam
kereta ia mengenang masa kecilnya yang sangat dimanja dan menjadi kebanggaan
orang tuannya. Jisuk memiliki seorang adik laki laki. Sang ibu selalu
mengutamakannya dibandingkan adiknya. Semuanya akan diserahkan ibunya asalkan
Ji suk bahagia. Namun, hal itu tidak setimpal dengan apa yang dilakukan oleh Ji
Suk. Ji Suk juga mempunyai seorang ayah yang bekerja sebagai supir bus dan ia
juga mengalami cacat pada kakinya. Namun, ayahnya merasa bahwa karena ia cacat
semua jadi tidak bisa menghargainya. Hal itu membuat ayahnya selalu
melampiaskan kemarahannya dengan mabuk-mabukkan dan memukul ibunya.
Ji
Suk yang dulu masih kecil kini telah tumbuh menjadi remaja. Ibunya tetap selalu
memperhatikan Ji Suk dan rela melakukan apapun untuknya, meski terkadang Ji Suk suka mengeluh dan tidak memperdulikan
ibunya. Ketika ada pertemuan orang tua di sekolah Ji Suk tidak memperbolehkan
ibunya datang. Hal itu dilakukannya karena ia mempunyai ibu miskin. Dengan
derai air mata ibunya pun kembali pulang. Saat menginjak bangku SMA, pada suatu
ketika Ji Suk pulang dari sekolah dan ia mendapati ibunnya sedang dipukuli oleh
ayahnya. Ji Suk marah, dan ia pun lari dari rumah. Ibunya dengan sabar
mencarinya dan akhirnya berhasil menemukannya. Ibunnya memberikan penjelasan
padanya, dari penjelasan itu yang membuat Ji Suk semakin sayang pada ibunnya.
Saat lulus SMA, Ji Suk mendapat beasiswa sekolah di Universitas Seol. Meskipu
tidak bisa berpisah dengan Ji Suk ibunnya tetap melepas kepergiannya. Ji Suk
mulai beradaptasi tinggal di Seol. Jika ia rindu ibunnya maka ia akan menelpon
atau ibunnya yang akan berkunjung kesana.
Setelah
lulus kuliah, Ji Suk mendapatkan pekerjaan sebagai seorang penulis. Pernah
suatu ketika ibunnya menelpon dan Ji Suk sedang tidak ada inspirasi menulis,
membuatnya kesal terhadap ibunya karena dianggap mengganggu pekerjaanya. Namun,
rekannya berkata, “Berbaiklah pada ibumu selagi masih bisa atau kau akan
menyesal suatu saat nanti”. Tak lama kemudian Ji Suk bertemu pujaan hatinya.
Seorang pria kaya, namun hubungan mereka ditentang oleh orang tua si pria.
Melihat putrinya menderita ibunya pergi ditengah hujan deras kerumah keluarga
si pria untuk menerima putrinya sebagai menantu, meski harga dirinya terluka
namun ia lakukan asalkan putrinya bahagia. Akhirnya Jisuk menikah dan memiliki
seorang putri yang cantik. Tak lama kemudian ayahnya meninggal dunia. Ji Suk dan
ibunya sedih mengenang sang ayah. Meski ayahnya suka memukul ibunya namun ayah
juga menyayanginya. Dulu setiap pulang kerja ayahnya selalu membelikan makanan
kesukaan Ji Suk. Dan saat kepergian Ji Suk ke Seoul ayahnya juga merasa sedih.
(Ayah menyayangi keluargannya dengan cara yang berbeda dengan ibu).
Lamunan
Ji Suk terhenti, ketika kereta yang ditumpanginya sampai di kampung halamannya.
Ibunya kaget melihat Ji Suk yang tiba-tiba pulang tanpa ditemani suami dan
anaknya. Namun, hal itu dibantah Ji Suk dengan alasan bahwa ia rindu ibunya.
Ternyata itu adalah pertemuan terakhir Ji Suk dengan ibunya. Jisuk divonis
penyakit kanker prangkreas dan hidupnya tidak akan lama lagi. Oleh sebab itu,
sebelum meninggal ia ingin berkunjung menemui ibunya tanpa memberitahu, karena ia
ingin meninggalkan kenangan yang indah dengan ibunya disaat-saat terakhirnya.
Ji Suk mengajak ibunya makan bersama, jalan-jalan, belanja, dan berfoto
bersama, dibalik foto mereka Ji Suk menuliskan kata ‘Maaf karena tidak pernah
bersikap baik pada ibunya’ serta Ji Suk tidak lupa menitipkan ibunya pada
sahabat kecilnya. Ternyata Ji Suk sangat menyanyangi ibunya. Setelah
meninggalnya Ji Suk, ibunya terus melanjutkan hidupnya. Walaupun ibunya selalu
merasa sedih dan rindu terhadap putri kesayangannya hingga ajal memanggilanya
dan mempertemukan mereka kembali.
Film
ini mempunyai makna yang sangat dalam mengenai seorang ibu yang sangat menyayangi
anak perempuannya tanpa pamrih, rela melakukan apa saja demi membuat anaknya
bahagia dan selalu menerima dengan hati tulus juga sabar walaupun anaknya
mempunyai banyak kesalahan. Dan juga seorang ayah yang terlihat kasar namun
sebenarnya ia menyayangi keluargannya meski tanpa menunjukkannya secara
terang-terangan. Tidak ada kesan berlebih dalam film ini dan, film ini
disajikan apa adanya serta tidak membosankan. Film ini menggambarkan sebuah
kasih sayang terhadap keluarga meski menunjukannya dengan cara yang
berbeda-beda.
Namun
sayangnya, konflik kecil dalam film ini tidak ditampilkan secara lengkap
misalnya pada saat bagian Ji Suk divonis bahwa ia menderita penyakit kanker
oleh dokter. Latar penggambaran film ini juga masih dalam pengaruh modern dan
pengaruh tradisionalnya kurang menonjol. Dan pengaruh seorang adik laki-laki Ji
Suk yang kurang berpengaruh dan ditonjolkan dalam setiap adegan penting seperti
saat ayahnya yang meninggal dan juga kasih sayang ibu juga ayah yang kurang
berkesan bagi adik laki-laki Ji Suk karena terlalu dominan pada Ji Suk sendiri.
Dari
penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa film ini “A Long Visit”
mengajarkan tentang kehidupan dimana kita harus bersikap baik terhadap kedua
orang tua terutama ibu kita selagi masih bisa atau suatu saat akan menyesal
nanti. Film ini juga menggambarkan tentang kasih sayang pada ibunya sekaligus penyesalan
seorang anak atas sikap tidak baiknya terhadap orang tuannya selama masih
hidup, serta penggambaran perjuangan seorang ibu demi membahagiakan anaknya.
sumber : Jakarta, 13 Mei 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar