Oleh: Setiawan
nama
lengkap Abu Ali Husain Ibn Abdullah Ibn Sina atau dikenal di dunia barat dengan
nama Avicenna. Ia lahir pada tahun 980 M
di Di Afsyahnah suatu daerah dekat
Bukhara sekarang wilayah uzbekistan ( sekarang Persia ). Orang tuanya adalah
pegawai tinggi pada pemerintahan Dinasti saman. Di Bukhara ia di besarkan serta
belajar falsafah kedokteran dan ilmu-ilmu Agama Islam.
Ketika usia 10 tahun ia telah banyak
mempelajari ilmu Agama Islam dan mampu menghafal Al-Qur’an seluruhnya. Dari
mutafalsir Abu Abdellah Natili , Ibnu Sina mendapat bimbingan mengenai ilmu logika untuk mempelajari buku
Isagoge, Porphyry, Euclid,dan Al-magest-ptolemus. Dan sesudah gurunya pindah ia
mendalami ilmu Agama dan Metafisika,
Ia pernah mempelajari ilmu
kedokteran pada Isa bin Yahya, seorang Masehi. Di usianya yang belum enam belas
tahun, kemahirannya dalam ilmu kedokteran sudah dikenal orang, bahkan banyak
orang yang berdatangan untuk berguru kepadanya.
Ia tidak cukup dengan teori-teori kedokteran, tetapi juga melakukan praktek dan
mengobati orang-orang sakit . Ia tidak pernah bosan dalam membaca buku-buku
filsafat dan setiap kali ia menghadapi kesulitan ia memohon petunjuk kepada
ALLAH SWT, dan ternyata permohonan itu tidak pernah di kecewakan. Sering ia
tertidur karena kelelahan membaca, dan didalam mimpinya ia melihat pemecahan
terhadap kesulitan-kesulitan yang di hadapinya.
Saat berumur 17 tahun ia telah
dikenal sebagai dokter dan atas panggilan istana ia pernah mengobati pangeran
Nuh Ibn Mansur sehingga pulih kesehatannya. Sejak itu, ibnu sina mendapat
sambutan baik sekali, dan dapat pula mengunjungi perpustakaan yang penuh dengan
buku-buku yang sulit didapat. Karena sesuatu hal, perpustakaan tersebut
terbakar, maka tuduhan pun di timpakan
kepada Ibnu Sina, bahwa ia sengaja membakarnya , agar orang lain tidak
bisa lagi mengambil manfaat dari perpustakaan itu.
Dalam bidang kedokteran ia
mempersembahkan Al-Qanun fit-Thibbnya-nya, dimana ilmu kedoktran modern
mendapat pelajaran, sebab kitab ini selain lengkap, juga disusunnya secara
sistematis. Dalam bidang material medeica, Ibnu Sina telah banyak menemukan
bahan nabati baru Zanthoxyllum budrunga dimana tumbuh-tumbuhan banyak membantu
terhadap beberapa penyakit tertentu seperti radang selaput otak ( meningitis ).
Ibnu sina pula sebagai orang pertama yangmenemukan peredaran manusia yang
menemukan peredaran daarah manusia ,dimana enam ratus tahun kemudian
disempurnakan oleh William Harvey. Dia pulalah yang pertama kali mengatakan bahwa
bayi selama dalam kandungan mengambil makanannya lewat tali pusar. Dia jugalah yang mula-mula
mempraktekkan pembedahan penyakit-penyakit bengkak yang ganas, dan menjahitnya.
Dan dia juga terkenal sebagai dokter ahli jiwa dengan cara-cara modern yang
kini disebut psikoterapi.
Meskipun
ia hidup dalam waktu kegoncangan dan sering sibuk dengan persoalan Negara, ia
dapat menulis sekitar dua ratus lima puluh karya. Diantaranya karya yang paling
terkenal adalah Qanun Fi Thib ( canon of medicine / aturan pengobatan ) yang merupakan ikhtisar
pengobatan islam dan diajarkan hingga kini di timur. Buku ini diterjemahkan ke
bahasa Latin dan diajarkan berabad-abad lamanya di universitas barat. Karya
keduanya adalah esiklopedia yang monumental yaitu kitab ( berbagai macam ilmu
pengetahuan ), Karya ini merupakan puncak filsafat paripatetik dalam islam. Dan
masih ada buku-buku yang telah ia buat seperti An Najat, Mantiq Al
Masyirikin ( logika timur ), Dsb.
Roger bacon, filosof ternama dari
Eropa Barat pada abad pertengahan menyatakan dalam Regacy of islam-nya Alfred
Gullaume : “ sebagian besar filsafat Aristoteles sedikitpun tak dapat memberi
pengaruh di Barat, karena kitabnya tersembunyi entah dimana, dan sekiranya ada,
sangat sulit didapatkan dan sangat sulit dan sangat susah dipahami. Sampai
saatnya Ibnu Sina dan Ibnu Rusyd dan juga punjangga Timur lain membuktikan
kembali falsafah Aristoteles disertai dengan penerangan dan keterangan yang
luas.”
Meskipun ia di akui sebagai seorang tokoh dalam keimanan , Ibadah
dan Keilmuan, tetapi baginya minum-minuman keras itu boleh, selama tidak untuk
memuaskan hawa nafsu. Minum-minuman keras dilarang karena dapat menimbulkan
permusahan dan pertikaian, sedangkan apabila ia minum tidak demikian, tetapi
untuk menajamkan pikiran. Didalam Al-Muniqdz min Al-dhalal, Al-Ghazali bahwa
Ibnu sina pernah berjanji kepada ALLAH SWT dalam salah satu wasiatnya, antara
lain bahwa ia akan menghormati syari’at islam tidak melalaikan ibadah rohani
maupun jasmani dan tidak akan minum-minuman keras unutuk memuaskan nafsu,
melainkan demi kesehatan dan obat.
Kehidupan Ibnnu Sina penuh dengan
aktifitas-aktifitas kerja keras. Waktunya dihabiskan untuk urusan Negara dan
menulis, sehingga ia mempunyai sakit maag yang tidak dapat terobati. Ibnu sina
meninggal di usia 58 tahun pada 1037 M / 428 H dan dimakamkan di hamazan.
Sebagai bapak pengobatan modern yang
di kenal oleh seluruh dunia, Ibnu Sina telah menyumbangkan banyak hal bagi
dunia. Banyak hal pula yang patut kita contoh darinya,mulai dari kesenangannya
pada membaca buku dan menulis, dan keimanannya terhadap ALLAH SWT. Semoga apa yang telah di lakukan oleh Ibnu
Sina mampu memotivasi kita agar lebih giat belajar agar berguna bagi dunia.
Diadaptasi dari:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar