oleh :GABRIELA MARTINA
Agnes
Gonxha Bojazhiuc sangat dikenal dengan panggilan akrabnya Bunda Teresa. Lahir
di Uskup, kerajaan Ottonoman, pada tanggal 26 Agustus 1910. Bunda Teresa adalah
Biarawati Katolik Roma berdarah Albina. Ia anak bungsu dari pasangan Nikole dan
Drana Bojaxhiuc, ia memiliki dua saudara perempuan dan seorang saudara
laki-laki. Ayahnya adalah seorang politikus.
Pada usia 12 tahun, ia merasa yakin dan berkomitmen untuk kehidupan beragama. Pada tanggal 28 November 1928, ia bergabung dengan Institute Of The Blessed Virgin Marry, yang dikenal juga dengan nama Sisters Of Laretto, komunitas yang terkenal dengan pelayanannya di India.
Pada usia 12 tahun, ia merasa yakin dan berkomitmen untuk kehidupan beragama. Pada tanggal 28 November 1928, ia bergabung dengan Institute Of The Blessed Virgin Marry, yang dikenal juga dengan nama Sisters Of Laretto, komunitas yang terkenal dengan pelayanannya di India.
Ia
memilih nama Teresa dari Santa Theresa Lisiuex. Ia meninggalkan rumah pada usia
18 tahun untuk bergabung dengan kesusteran Laretto
sebagai misionaris. Ia tiba di India pada tahun 1929 dan memuai novisiatnya
(pelatihan) di Derjeeling, ia belajar
bahasa Bengali dan mengajar di sekolah St.Teresa,
sekolah yang dekat dengan biaranya.
Tanggal
14 Mei 1934 ia mengambil sumpah sucinya saat sedang pelayanan sebagai guru di sekolah biara Loretto, Entally sebelah timur Kalkuta. Ia mengajarkan georafi dan katekisasi.
Dan
pada tahun 1944, ia menjadi kepala sekolah St.
Marry
Pada
tahun 1948, pihak Vatikan mengizinkan Suster Teresa untuk meninggalkan ordonya
dan memulai perjalanan dibawah keuskupan Kalkuta pada 17 Agustus 1948
Dalam
ketaatan kepada Uskup Agung Kalkuta, ia memulai hidup ditengah orang-orang
miskin. Ia mendirikan sekolah di daerah kumuh pada 21 Desember 1948. Ia juga
menerima pelatihan dasar medis di Rumah Sakit Keluarga Kudus dari para suster
BKK dan mulai mengunjungi rumah-rumah orang sakit dan merawat mereka.
Pada awal tahun 1949, ia bergabung dalam
usahanya dengan sekelompok perempuan muda dan meletakan dasar untuk menciptakan
sebuah komunitas religius baru untuk membantu orang-orang “termiskin
diantara kaum miskin”.
Tergerak
oleh belas kasihan, Bunda Teresa dan
rekan barunya itu pun menyewa sebuah ruangan untuk merawat mereka yang sekarat.
Usahanya dengan cepat menarik perhatian para pejabat India.
Teresa
mendapat izin Vatikan pada 7 Oktober 1950 untuk memulai Kongregasi keuskupan,
yang kemudian menjadi Misionaris Cinta Kasih.
Bunda
Teresa kemudian memeperluas ordo di seluruh dunia. Setelah mengabdikan dirinya
selama bertahun-tahun di India, tentu saja permerintah India tidak menutup mata
akan pelayanannya. Maka pada tahun 1972,
Bunda Teresa menerima Pandit Nehru
Prize.
Memasuki
tahun1990-an, kondisi Bunda Teresa tidak
mengizinkannya melakukan aktivitas yang berlebihan, khususnya setelah serangan
jantung pada 1989. Teresa akhirnya meninggal dunia pada tanggal 5 September
1997 dalam usia 87 tahun.
Bunda
Teresa dibaringkan dalam ketenangan di Gereja St.Thomas, Kalkuta. Pada September 1997 ia diberi pemakaman
penghargaan oleh pemerintah India.
Atas
pelayanannya yang tulus, Paus Yohanes Paulus II menganugrahkan gelar “Beate Teresa dari Kalkuta”, setelah
kepergiannya.
Mantan
Sekretaris Jendral PBB, Javier Perez de Cuellar mengatakan : “Ia adalah Pemersatu Bangsa, Ia adalah
Perdamaian di dunia ini.”
Referensi : Buku 100 tokoh berpengaruh
abad 20
Tidak ada komentar:
Posting Komentar