Oleh
: Nina Febrianni
Dr. Lie Dharmawan (Lie De Mei) dengan nama kecil
Lie Tek Bie dia lahir di kota Padang pada tanggal 16 April 1946. Dia lahir dari
pasangan Lie Goan Hoey dan Pak Leng Kiau (Julita Diana) yang serba kekurangan.
Dr. Lie mempunyai saudara berjumlah enam orang. Ketika ia berumur 10 tahun,
ayahnya meninggal dunia dan hanya ibunyalah seorang diri yang hanya tamatan SD
berjuang keras untuk menyekolahkan ketujuh anakya termasuk dr. Lie Dharmawan
sendiri. Dokter Lie Dharmawan menikah dengan Tan Lie Tjhoen (Listijani Gunawan)
dan dikaruniai 3 anak yang bernama Lie Mei Phing (29 April 1978), Lie Ching
Ming (9 November 1988) dan Lie Mei Sing (16 September 1992)
Dr.Lie Dharmawan pernah
mengenyam pendidikan di SD Ying Shi di Padang, SMP Katolik Pius di Padang, SMA
Don Bosco di Padang, pada tahun 1965 ia kemudian lulus SMA dengan prestasi yang
cemerlang. Berkali-kali ia mendaftar di fakultas kedokteran yang ada di pulau
Jawa namun ia tidak pernah diterima kesempatan kuliah akhirnya ada ketika ia
diterima masuk di fakultas keedokteran di Universitas Res Publika (URECA) namun
baru beberapa hari kuliah kampusya dibakar oleh massa dan Lie memutuskan untuk
menjadi pekerja serabutan mengumpulkan uangnya dan membeli tiket ke Jerman
untuk melajutkan cita citanya.
Pada usia ke 21 Lie
Dharmawan pun melanjutkan cita-citanya ia mendaftarkan diri ke sekolah
kedokteran di Berlin Barat, Jerman. Dan untuk memenuhi biaya kuliah dan
kehidupan sehari-hari ia bekerja sebagai kuli bongkar muat barang ia juga
bekerja disebuah panti jompo yang salah satu tugasnnya membersihkan kotoran
orangtua 80 tahunan. Lie tetap berprestasi walaupun ia sibuk bekerja
Dr. Lie Dharmawan pada tahun
1971 ia membuat organisasi “Pendiri Mahasiswa Kedokteran Indonesia” di Berlin.
Tahun 1974 ia berhasil menyelesaikan pendidikannya dan mendapat gelar M.D.
(Medical Doctor), Empat tahun setelahnya, Lie sukses menyandang gelar Ph.D. Ia
juga aktif di organisasi “Pengurus Perhimpunan Dokter Indonesia” di Jerman pada
tahun 1981 hingga tahun 1984.
Melalui perjuangan tanpa
kenal lelah selama sepuluh tahun, Lie akhirnya lulus dengan empat spesialisasi
yakni ahli bedah umum, ahli bedah toraks, ahli bedah jantung dan ahli bedah
pembuluh darah. Ia juga aktivis gereja katolik di Jakarta pada tahun 1985
hingga sekarang. Selama enam bulan Lie
di Semarang kemudian ke RS Rajawali, Bandung.
Tahun 1988, Lie berkarir di
RS Husada, Jakarta hingga saat ini. Kegiatan sosial pertama Lie sebagai dokter
bedah Indonesia dilakukan saat megoperasi secara cuma-cuma seorang pembantu
rumah tangga tahun 1988. Selanjutnya, ia juga terus mengupayakan bedah jantung
terbuka (bedah dimana jantung dihentikan dari pekerjaannya untuk dibuka dan
diperbaiki) bedah semacam ini melawan arus arus karena butuh peralatan yang
lebih canggih dan mahal, namun harus dilakukan dalam perasi skala besar.
Pada tahun 1992, Lie sukses
melangsungkan bedah jantung terbuka untuk pertama kalinya di rumah sakit swasta
di Jakarta. Dokter Lie menjabat sebagai kepala bagian bedah RS Husada pada
tahun 2000 hingga sekarang, Ia juga sebagai kepala serikat karyawan RS Husada
pada tahun 2000-2006, Ia juga sebagai kepala komite medik RS Husada pada tahun
2006-2009, Ia juga aktivis wakil ketua INTI (Perhimpunan Indonesia-Tionghoa)
DKI Jakarta tahun 2000 hingga sekarang dan tahun 2005 ia dipercaya sebagai
ketua INTI Pusat dibidang kesehatan.
“jangankan
berobat, jika makan sehari-hari pun sulit” kesadaran ini menerpa
batin Lie begitu kuat hingga akhirnya bersama Lisa Suroso (aktivis mei 1998) mendirikan
Yayasan Dokter Peduli atau doctorSHARE sebuah organisasi kemanusian nirlaba
yang memfokuskan diri pada pelayanan kesehatan medis dan bantuan kemanusian.
DoctorSHARE memberikan pelayanan medis secara cuma-Cuma diberbagai wilayah
Indonesia. Program awal doctorSHARE adalah pendiri Panti Rawat Gizi di pulau
Kei, Maluku Tenggara. Bersama doctorSHARE, ia medirikan Rumah Saki Apung (RSA)
swasta, yang diberi nama KM RSA DR. LIE
DHARMAWAN
Dr. Lie Dharmawan dianggap
sebagai dokter gila, karena keberaniannya menggunakan kapal kayu mengarungi
pelosok negeri ini untuk membantu saudara-saudara kita yang kurang mampu tetapi
memerlukan pelayanan kesehatan segera. Perilaku atau sifat dokter Lie ini patut
kita contoh dan kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Sumber referensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar