Oleh : Stefany
Aurora merupakan gejala alam dimana terlihat cahaya yang menari-nari indah dilangit dengan berbagai warna. Aurora adalah fenomena alam yang menyerupai pancaran cahaya yang menyala-nyala pada lapisan ionosfer dari sebuah planet sebagai akibat adanya interaksi antara medan magnetik yang dimiliki planet tersebut dengan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh Matahari ( angin surya ). Aurora sendiri hanya terdiri dari dua macam, yaitu :
1. Aurora Borealis
Aurora
Borealis adalah aurora yang terjadi di kutub utara. Borealis sendiri merupakan
bahasa yunani dari angin utara. Aurora berealis dapat dilihat didaerah arktik
dimana meliputi negara Utara Kanada, Alaska, Rusia, dan Skandinavia.
2. Aurora Australialis
Seperti
namanya, aurora ini sering terjadi di belahan bumi selatan. Maka tak heran
namanya seperti negara didekat kutub selatan yaitu Australia. Selain itu,
aurora jenis ini juga pernah terjadi digunung tertinggi di Indonesia.Pada
aurora Australis mendapatkan namanya yang disesuaikan dengan dewa fajar Romawi,
Aurora, yang juga merupakan kata Latin untuk fajar. Kemudian Australis berasal
dari bahasa Latin yang berarti Selatan, sedangkan Aurora Australis secara
harfiah berarti fajar, atau cahaya selatan.
Aurora merupakan pancaran cahaya pada langit daerah lintang
tinggi, sebagai akibat atas pembelokan partikel angin matahari oleh magnetosfer
ke arah kutub, serta adanya reaksi dengan molekul-molekul atmosfer. Fenomena
Aurora terjadi karena tumbukan atom-atom yang mengenai partikel-partikel yang
memiliki muatan, terutama elektron dan proton yang berasal dari Matahari.
Partikel-partikel ini, kemudian terlempar dengan kecepatan tinggi yang lebih
dari 500 mil per detik, kemudian terhisap oleh medan magnet Bumi yang berada di
sekitar kutub utara dan selatan.
Matahari,
atau Bintang merah yang menjadi pusat orbit planet-planet wilayah tatasurya
ternyata hanyalah satu diantara milyaran bintang lainnya di galaksi bimasakti.
Pada inti pusatnya, ia memiliki suhu 14 juta kelvin dengan tekanan 100 milyar
kali lipat tekanan atmosfer di bumi. Cahaya yang dipancarkan matahari berasal
dari reaksi fusi termonuklir yang terjadi pada inti bintang. Secara konveksi,
energi hasil reaksi fusi tersebut dialirkan ke permukaan. Dari aliran konveksi
tersebut, tercipta medan magnet yang sangat kuat di permukaan matahari.
Daerah-daerah medan magnet tersebut relatif gelap (lebih dingin) dari pada
sekitarnya, sehingga ia dinamakan bintik matahari atau sunspot.
Pada bagian penting mengenai proses terbentuknya aurora
yakni karena “Angin Matahari” yaitu sebuah aliran partikel yang berasal dari
Matahari. Proses terjadinya angin matahari. Dimulai dengan terbentuk nya
sunspot yang menciptakan medan magnet. Sunspot ini dianggap sebagai bendungan
pasir pada arus air yang liar, nah ketika kekuatannya sudah tak sanggup lagi
menahan tekanan arus, maka ia akan ‘jebol’. ‘Jebol’nya sunspot ini akan
memuntahkan kandungan energi yang disalurkan sebagai arus proton atau elektron.
Energi yang dilontaran keluar matahari tersebutlah yang disebut sebagai
angin matahari. Jika dengan intensitas yang besar maka dinamakan badai
matahari.
Perjalanan
angin matahari menuju bumi, dapat ditempuh selama 18jam hingga 2 hari
perjalanan antariksa. Ketika melewati Merkurius dan Venus, angin matahari akan
langsung begitu saja menerpa atmosfernya, sehingga planet tersebut mengalami
peningkatan suhu yang luar biasa akibat dari terpaan aliran proton dan elektron
yang dibawanya. Namun demikian, lain halnya ketika angin matahari itu
menghantam bumi.
Bumi ini bagaikan magnet yang berukuran sangat besar, dengan
kutub-kutub magnetnya hampir berdekatan dengan kutub geografis bumi. Sehingga
bumi ini dilapisi oleh medan magnet (magnetosfer) yang berbentuk sebuah perisai
yang mirip dengan buah apel, dimana bumi berada pada inti buahnya dan
magnetosfer berada pada kulit buah apel.magnetosfer ini terdiri dari beberapa
lapisan, dengan lapisan terbawahnya, sabuk radiasi van allen yang berada di sekitar ekuator (khatulistuwa). Layaknya
sebuah perisai, magnetosfer dan sabuk van
allen melindungi bumi dari terpaan partikel angin matahari.
Ketika angin matahari menerpa magnetosfer, partikel-partikel
angin matahari dibelokkan dan tertarik menuju kutub medan magnet bumi. Semakin
tinggi energi partikel, maka semakin dalam lapisan magnetosfer yang berhasil
ditembus olehnya. Aliran partikel yang tertarik ke kutub medan magnet bumi akan
bertumbukan dengan atom-atom yang ada di atmosfer. Energi yang dilepaskan
akibat reaksi dari proton dan elektron yang bersinggungan dengan atom-atom di
atmosfer, dapat dilihat secara visual melalui pendar cahaya yang berwarna-warni
di langit, atau yang kita kenal sebagai Aurora. Di kutub utara bumi, aurora ini
disebut sebagai aurora borealis, dan di kutub selatan, disebut sebagai aurora
australis.
Interaksi
antara angin matahari dengan medan magnet bumi. Sebagian partikel-partikel
matahari tertarik menuju kutub. Reaksi
antara partikel angin matahari dengan atmosfer bumi, menghasilkan berbagai
macam warna pada aurora. Perbedaan warna ini dipengaruhi oleh jenis atom yang
berinteraksi dengan proton dan elektron, mengingat pada ketinggian-ketinggian
tertentu, jenis atom penyusun atmosfer tidaklah sama. Pada ketinggian di atas
300 km, partikel angin matahari akan bertumbukan dengan atom-atom hidrogen
sehingga terbentuk warna aurora kemerah-merahan. Semakin turun, yakni pada
ketinggian 140 km, partikel angin matahari bereaksi dengan atom oksigen yang
membentuk cahaya aurora berwarna biru atau ungu. Sementara itu, pada ketinggian
100 km proton dan elektron bersinggungan dengan atom oksigen dan nitrogen
sehingga aurora tervisualisasikan dengan warna hijau dan merah muda.
Cahaya
Aurora yang berwarna warni mengandung arti ketinggian. Untuk melihat keelokan
aurora secara langsung, kita dapat berkunjung ke daerah-daerah lintang tinggi,
seperti Kanada, New Zeland, Antartika, dll. Ketika aktivitas matahari dalam
keadaan stabil, maka frekuensi terbentuknya aurora lebih sering pada
bulan-bulan ekuinoks. (ekuinoks musim semi jatuh pada tanggal 23 Maret, dan ekuinoks
musim gugur adalah tanggal 21 September). Namun demikian ketika aktivitas
matahari sedang meningkat, atau dengan kata lain intensitas angin matahari
tinggi, maka cahaya aurora pun akan terbentuk semakin terang.
Diadaptasi dari :
1.
http://www.tempo.co/read/news/2012/01/26/061379713/Usai-Badai-Matahari-Bisa-Lihat-Aurora-di-Langit
2. http://id.wikipedia.org/wiki/Aurora
Tidak ada komentar:
Posting Komentar