Oleh : Clarissa Elvira Widjaya
Sejauh
ini kekerasan masih saja terjadi di lingkungan kita. Tanpa kita sadari
kekerasan tersebut bisa menimpa kita kapan saja dan dimana saja. Seperti hal
nya di sekolah, kita mungkin terkadang tidak sadar apa yang kita lakukan dan
apa yang terjadi dalam hidup kita itu termasuk dalam kekerasan. Kekerasan yang
dengan mudah terjadi di sekolah adalah bullying yaitu tindak kekerasan yang
didasarkan oleh kekuatan atau kekuasaan untuk menyakiti seseorang. Terkadang
kita tak menyadari apa yang kita lakukan masuk dalam golongan bullying. Entah
Anda adalah pelaku bullying atau korban bullying. Maka dari itu sangat perlu
kita mempelajari apa itu bullying dan dampak nya.
Bullying
adalah penggunaan kekuasaan atau kekuatan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok,
sehingga korban merasa tertekan, trauma dan tidak berdaya (kejadiaanya selalu
berulang).Bullying berasal dari kata Bully, yaitu suatu kata yang mengacu pada
pengertian adanya “ancaman” yang dilakukan seseorang terhadap orang lain (yang
umumnya lebih lemah atau “rendah dari pelaku), yang menimbulkan gangguan psikis
bagi korbannya (korban disebut bully boy atau bully girl) berupa stress (yang
muncul dalam bentuk gangguan fisik atau psikis, atau keduanya; misalkan susah
makan, sakit fisik, ketakutan, rendah diri, depresi, cemas, dan lainnya).
Ada
berbagai macam bentuk bullying yaitu secara fisik; secara verbal; dan secara psikologis.Bullying cenderung terjadi
pada anak yang terkesan lemah, berbeda dari yang lain, tidak berdaya untuk
membela diri, tidak punya banyak teman.
Sedikitnya ada tiga faktor
yang menyebabkan terjadinya perilaku bullying, yaitu : Hubungan Keluarga, lingkungan emosional yang
beku dan kaku dengan tidak adanya saling memperhatikan dan memberikan kasih
sayang yang hangat; pola asuh yang permissive dengan pola asuh serba
membolehkan, sedikit sekali memberikan aturan, membatasi untuk berperilaku,
struktur keluarga yang kecil; pengasingan keluarga dari masyarakat, kurangnya
kepedulian terhadap hidup bermasyarakat, serta kurangnya keterlibatan keluarga
dalam aktivitas bermasyarakat; konflik yang terjadi antara orangtua, dan
ketidakharmonisan dalam keluarga; penggunaan disiplin,orang tua gagal untuk
menghukum atau malah memperkuat perilaku agresi dan gagal untuk memberikan
penghargaan; pola asuh orang tua yang otoriter dengan menggunakan kontrol dan
hukuman sebagai bentuk disiplin yang tinggi, orang tua mencoba untuk membuat
rumah tangga dengan aturan yang standar dan kaku.
Pada
usia remaja, anak lebih banyak menghabiskan waktunya di luar rumah. Pada
masanya remaja memiliki keinginan untuk tidak lagi terlalu bergantung pada
keluarganya dan mulai mencari dukungan dan rasa aman dari kelompok sebayanya,
oleh karena itu salah satu faktor yang sangat besar dari perilaku bullying pada
remaja disebabkan oleh teman sebaya yang memberikan pengaruh negatif dengan
cara memberikan ide baik secara aktif maupun pasif bahwa bullying tidak akan
berdampak apa-apa dan merupakan suatu hal yang wajar dilakukan.
Program
televisi yang tidak mendidik akan meninggalkan jejak pada benak pemirsanya.
Akan lebih berbahaya lagi jika tayangan yang mengandung unsur kekerasan
ditonton anak-anak pra-sekolah perilaku agresi yang dilakukan anak usia remaja
sangat berhubungan dengan kebiasaannya dalam menonton tayangan di televisi.
Akibat
bullying ini tidak dapat dikatakan main-main, karena dapat mengganggu
perkembangan sosial dan emosional anak mulai dari yang ringan, sedang, hingga
yang serius, dan mampu berakibat pada kematian, yakni:Prestasi belajar menurun; Phobia sekolah; Gelisah, sulit tidur; Gangguan makan; Menyendiri, mengucilkan diri; Sensitive, lekas marah; Agresif, bersikap kasar pada
orang lain; Depresi; Hasrat bunuh diri
Diadaptasi dari :
https://nsholihat.wordpress.com/tag/definisi-bullying/
kf/v/berbagaisumber/imoku.multiply.com/journal/detiknews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar