Oleh: Selvia Dewi
Pengertian kebakaran:
- Kelas A, Mencakup material bahan padat selain logam mudah terbakar /combustibles. Contoh: kertas , kain, kain, material seperti plastik, dsb
- Kelas B, Mencakup zat cair dan gas. Contoh: bensin, oli, tar, cat, dsb
- Kelas C, Mencakup peralatan/aparat bertegangan listrik. Contoh: kabel, trafo, sekring, panel listrik
- Kelas D, Mencakup metal yang mudah terbakar. Contoh: magnesium, titanium, sodium, dsb
Penyebab terjadinya kebakaran antara lain:
1.
Bahan yang mudah terbakar- Barang padat, cair atau gas ( kayu, kertas, textil,
bensin, minyak,acetelin dll).
2.
Panas ( Suhu )- Pada lingkungannya memiliki suhu yang demikian
tingginya,(sumber panas dari Sinar Matahari, Listrik (kortsluiting, panas
energimekanik (gesekan), Reaksi Kimia, Kompresi Udara).
3.
Oksigen ( O2 )- Adanya Zat Asam ( O2 ) yang cukup.Kandungan (kadar) O2ditentukan
dengan persentasi (%), makin besar kadar oksigenmaka api akan menyala makin
hebat, sedangkan pada kadaroksigen kurang dari 12 % tidak akan terjadi
pembakaran api. Dalamkeadaan normal kadar oksigen diudara bebas berkisar 21 %,
makaudara memiliki keaktifan pembakaran yang cukup.
Akibat dari kebakaran yaitu:
- Asap
Asap
adalah kumpulan partikel zat carbon ukuran kurang dari 0,5 micron sebagai hasil
dari pembakaran tak sempurna dan bahan yang mengandung karbon.
Efeknya
iritasi/rangsangan pada mata, selaput lendir pada hidung dan kerongkongan.
- Panas
Panas
adalah suatu bentuk energi yang pada 300oF dapat dikatakan sebagai
temperatur tertinggi di mana manusia dapat bertahan /bernafas hanya dalam waktu
yang singkat.
Efeknya
tubuh kehilangan cairan dan tenaga, luka bakar/terbakar pada kulit dan
pernafasan, mematikan jantung.
- Nyala/Flame
Nyala/Flame
biasa timbul pada proses pembakaran sempurna dan membentuk cahaya berkilauan
- Gas Beracun
Gas
beracun antara lain:
- Karbon Monoksida ridak berasa, tidak berbau, tidak berasa NAB 50ppm
- Sulfur Dioksida (SO2) sangat beracun, menyebabakna gejala lambat diri, kerusakan sistem pernafasan seperti bronchitis
- Hidrogen Sulfida (H2S) >NAB 10ppm
- Ammonia (MH3) >NAB 25ppm
- Hydrogen Sianida (HCN) >NAB 10ppm
- Acrolein (C3H4O) >NAB 0,1ppm
- Gas hasil pembakaran zat sellulosa (kertas, kayu, kain) seperti karbon monoksida, formaldehida, asam formiat, asam karboksitat, metilalkohol, asam asetat, dll
- Gas hasil pembakaran plastik seperti karbon monoksida, asam klorida dan sianida, nitrogen eksida, dll
- Gas hasil pembakaran karet seperti karbon monoksida, sulfur dioksida, dan asap tebal
- Gas hasil pembakaran scilena seperti hidrogen sianida, gas amonia.
- Gas hasil pembakaran wool seperti karbon monoksida, hidrogen sulfida, sulfur dioksida, dan hidrogen sianida
- Gas hasil pembakaran hasil minyak bumi seperti karbon monoksida, karbon dioksida, axcolin, dan asap tebal
Cara mengatasi kebakaran:
- Cara penguraian yaitu cara memadamkan dengan memisahkanatau menjauhkan bahan / benda-benda yang dapat terbakar.
- Cara pendinginan yaitu cara memadamkan kebakaran denganmenurunkan panas atau suhu. Bahan airlah yang paling dominandigunakan dalam menurunkan panas dengan jalanmenyemprotkan atau menyiramkan air ketitik api.
- Cara Isolasi / lokalisasi yaitu cara pemadaman kebakarandengan mengurangi kadar / prosentase O2 pada benda-bendayang terbakar.
Tips dan trik mencegah terjadinya kebakaran:
1.
Waspada Rokok
Tidak
membuang puntung rokok sembarangan. Pastikan rokok telah mati total sebelum
dibuang ke tempat sampah. Rokok 99% memberikan masalah daripada manfaat,
sehingga sebaiknya jangan merokok agar tidak rugi.
2.
Waspada Pada Penerang Api
Ketika
mati lampu dan menggunakan penerangan api seperti lilin dan lampu tempel
semprong / petromak maka jangan pernah lalai untuk mengawasi lampu tersebut dan
tidak menaruh di tempat sembarang yang bisa jatuh atau berpindah tempat
sehingga bisa membakar benda mudah terbakar yang ada di sekitarnya. Awasi pula
penggunaan anti nyamuk bakar.
3.
Waspada Anak-Anak dan Lansia
Jauhkan
benda-benda yang berapi atau yang dapat mengeluarkan api. Paling tidak ada
orang dewasa yang mengawasi seperti bermain korek api, korek gas, kembang api,
petasan, obat nyamuk bakar serta benda-benda yang mengeluarkan api dan panas
seperti kompor gas, kompor minyak, setrikaan, dispenser air, pemasak nasi, dan
lain-lain. Anak-anak sangat berpotensi bertindak ceroboh yang bersifat fatal.
4.
Waspada & Rawat Perangkat Listrik dan Perangkat Api
Rawat
dengan baik dan rutin kompor gas, setrikaan, mejik jar, solder, kabel-kabel
listrik dan perangkat listrik dan api lainnya. Jaringan listrik di rumah,
kantor, dll jika sudah usang sebaiknya dilakukan penggantian total dengan
mengganti seluruh perangkat jaringan listrik diganti dengan yang berkualitas
bagus dan baru demi keamanan dari korsleting listrik (hubungan arus pendek).
Hindari mencuri listrik pln agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
seperti misal kesetrum dan konslet listrik.
5.
Siapkan Perangkat Pemadam Kebakaran Ringan
Jika
bangunan cukup besar gunakan sistem pemadam detektor asap, pemancar air,
perangkat penunjang hidup saat kebakaran, hidran, selang penyemprot air, tabung
pemadam semprot, dan lain sebagainya. Jangan lupa berikan penyuluhan bagi
penghuni bangunan dalam menghadapi bencana kebakaran. Untuk bangunan kecil
minimal ada karung yang dapat dibasahi untuk meredam kebakaran ringan / kecil.
Siapkan selang panjang atau ember untuk memudahkan menyiram kebakaran dengan
air.
6.
Melakukan Pembinaan dan Sosialisasi Kebakaran
Berikan
penyuluhan kepada seluruh anggota keluarga, pegawai/karyawan kantor, siswa guru
sekolah, buruh pabrik, dan sebagainya mengenai penanganan bencana kebakaran yang
bisa saja terjadi kapan saja dan di mana saja agar ketika terjadi kebakaran
mereka mengerti apa yang harus mereka lakukan. Beritahu nomor telepon polisi
dan pemadam kebakaran lokal dan sentral.
7.
Waspada Lingkungan Sekitar
Kebakaran
juga bisa akibat dari bangunan sebelah yang terbakar sehingga bangunan kita
ikut menjadi korban karena api bisa membesar dan merembet ke mana-mana.
Tingkatkan kesadaran bencana kebakaran di lingkungan masyarakat sekitar untuk
meminimalisir terjadinya kebakaran di lingkungan sekitar. Waspada juga dengan
melakukan tindakan-tindakan yang dapat memperkecil resiko kebakaran merembet
dari bangunan sekitar ke bangunan kita.
Sumber
Referensi:
- https://pemadamapi.wordpress.com/definisi-pengertian-kebakaran/
- http://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/2013/10/pengertian-api-dan-kebakaran.html
- https://pemadamapi.wordpress.com/definisi-pengertian-kebakaran/penyebab-kebakaran/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar