Oleh: Muhammad Ryiandika
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya.
Berdasarkan sifatnya
- Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable)
2. Berdasarkan bentuknya
Sampah adalah bahan baik padat atau cairan yang tidak dipergunakan lagi dan dibuang. Menurut bentuknya sampah dapat dibagi sebagai:
Sampah padat
Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik Merupakan sampah yang berasal dari barang yang mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari peralatan rumah tangga, potongan-potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan sebagainya.Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat dibagi lagi menjadi:
- Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan perkebunan.
- Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Dapat dibagi lagi menjadi:
- Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.
- Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain.
Sampah cair
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.- Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen yang berbahaya.
- Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.
Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.
Sampah alam
Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang alami, seperti halnya daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah. Di luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan pemukiman.Sampah manusia
Sampah manusia (Inggris: human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit yang disebabkan virus dan bakteri. Salah satu perkembangan utama pada dialektika manusia adalah pengurangan penularan penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup yang higienis dan sanitasi. Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing). Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistem urinoir tanpa air.Sampah konsumsi
Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah sampah yang umum dipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini pun masih jauh lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan dan industri.Limbah radioaktif
Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang menghasilkan uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidupdan juga manusia. Oleh karena itu sampah nuklir disimpan ditempat-tempat yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitas tempat-tempat yang dituju biasanya bekas tambang garam atau dasar laut (walau jarang namun kadang masih dilakukan).Penyebab Terjadinya Sampah?
Sampah itu terjadi karena suatu benda yang sudah tidak dipakai atau benda buangan yang dibuang, menjadi tumpukan barang yang tidak berguna sehingga dapat disebut sebagai sampah atau kata lainnya sampah itu terjadi karena penumpukan benda buangan yang tidak ada nilainya dan sampah itu dapat berupa dari bahan organik (alami) misalnya dari daun-daunan yang berguguran dari pohon dan dari bahan anorganik (buatan) misalnya plastik bekas yang sudah tidak dipakai.
Dampak dari sampah
Dampak bagi kesehatan, lokasi dan
pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang tidak
terkondisi) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan
menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat
menimbulkan penyakit.
Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:
1.
Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang
berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air
minum. Penyakit demam berdarah (dapat juga meningkat dengan cepat di
daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.
2. Penyakit jamur dapat juga menyebar (misal jamur kulit).
3.
Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu
contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita.
Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernakan binatang ternak melalui
makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.
4.
Sampah beracun: Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang
meninggal akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa
(Hg). Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik
yang memproduksi baterai dan akumulator.
Dampak
bagi lingkungan, cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase
atau sungai akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat
mati sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan
berubahnya ekosistem perairan. Penguraian sampah yang dibuang ke dalam
air akan menghasilkan asam organik dan gas-cair organik, seperti metana.
Selain berbau kurang sedap, gas dalam konsentrasi tinggi dapat meledak.
Dampak terhadap keadaan sosial dan ekonomi, pengaruh sampah dalam hal keadaan sosial dan ekonomi adalah sebagi berikut:
1.
Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang
kurang menyenangkan bagi masyarakat: bau yang tidak sedap dan
pemandangan yang buruk.
2. Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan: kurangnya minat wisata ke tempat yang kotor.
3.
Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat
kesehatan masyarakat. Hal ini terkait meningkatnya pembiayaan secara
langsung (untuk mengobati orang sakit) dan pembiayaan secara tidak
langsung (tidak masuk kerja, rendahnya produktivitas).
4.
Pembuangan sampah padat ke air dapat menyebabkan banjir dan akan
memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan,
drainase, dan lain-lain.
Selain
dampak yang telah disebutkan di atas, secara tidak langsung sampah yang
menumpuk akan berpengaruh pada perubahan iklim akibat adanya kenaikan
temperatur bumi atau yang lebih dikenal dengan istilah pemanasan global.
Seperti yang telah kita ketahui, pemanasan global terjadi akibat adanya
peningkatan gas-gas rumah kaca seperti uap air, karbondioksida (CO2),
metana (CH4), dan dinitrooksida (N2O). (web litbang hamit, 2008).
Dari
tumpukan sampah ini akan dihasilkan gas karbondioksida (CO2) dan metana
(CH4) yang sangat banyak. Gas karbondioksida (CO2) yang dihasilkan pun
tidak hanya berasal dari penumpukan sampah-sampah saja, tetapi juga
berasal dari pembakaran-pembakaran sampah plastik yang dilakukan oleh
manusia. Contahnya seorang pemulung membakar sampah plastik untuk lebih
memudahkan memilih sampah-sampah yang tidak bisa dibakar seperti besi.
Padahal dengan pembakaran ini akan sangat merugikan terutama bagi
kesehatan masyarakat disekitar tempat pembakaran. Besarnya gas
karbondioksida (CO2) yang dihasilkan dari pembakaran tentu saja akan
semakin meningkatkan temperatur di permukaan bumi ini. selain itu abu
dari sisa pembakaran sampah akan menimbulkan gangguan pernafasan pada
masyarakat sekitar.
Solusi untuk permasalahan sampah
Alternatif Pengelolaan Sampah
Untuk
menangani permasalahan sampah secara menyeluruh perlu dilakukan
alternatif-alternatif pengelolaan. Landfill bukan merupakan alternatif
yang sesuai, karena landfill tidak berkelanjutan dan menimbulkan masalah
lingkungan. Malahan alternatif-alternatif tersebut harus bisa menangani
semua permasalahan pembuangan sampah dengan cara mendaur-ulang semua
limbah yang dibuang kembali ke ekonomi masyarakat atau ke alam, sehingga
dapat mengurangi tekanan terhadap sumberdaya alam. Untuk mencapai hal
tersebut, ada tiga asumsi dalam pengelolaan sampah yang harus diganti
dengan tiga prinsip–prinsip baru. Daripada mengasumsikan bahwa
masyarakat akan menghasilkan jumlah sampah yang terus meningkat,
minimalisasi sampah harus dijadikan prioritas utama. Sampah yang dibuang
harus dipilah, sehingga tiap bagian dapat dikomposkan atau didaur-ulang
secara optimal, daripada dibuang ke sistem pembuangan limbah yang
tercampur seperti yang ada saat ini. Dan industri-industri harus
mendesain ulang produk-produk mereka untuk memudahkan proses daur-ulang
produk tersebut. Prinsip ini berlaku untuk semua jenis dan alur sampah.
Pembuangan
sampah yang tercampur merusak dan mengurangi nilai dari material yang
mungkin masih bisa dimanfaatkan lagi. Bahan-bahan organik dapat
mengkontaminasi/ mencemari bahan-bahan yang mungkin masih bisa di
daur-ulang dan racun dapat menghancurkan kegunaan dari keduanya. Sebagai
tambahan, suatu porsi peningkatan alur limbah yang berasal dari
produk-produk sintetis dan produk-produk yang tidak dirancang untuk
mudah didaur-ulang; perlu dirancang ulang agar sesuai dengan sistem
daur-ulang.
Tanggung Jawab Produsen dalam Pengelolaan Sampah
Hambatan
terbesar daur-ulang, bagaimanapun, adalah kebanyakan produk tidak
dirancang untuk dapat didaur-ulang jika sudah tidak terpakai lagi. Hal
ini karena selama ini para pengusaha hanya tidak mendapat insentif
ekonomi yang menarik untuk melakukannya. Perluasan Tanggung jawab
Produsen (Extended Producer Responsibility – EPR) adalah suatu
pendekatan kebijakan yang meminta produsen menggunakan kembali
produk-produk dan kemasannya. Kebijakan ini memberikan insentif kepada
mereka untuk mendesain ulang produk mereka agar memungkinkan untuk
didaur-ulang, tanpa material-material yang berbahaya dan beracun.
Sampah Bahan Berbahaya Beracun (B3)
Sampah
atau limbah dari alat-alat pemeliharaan kesehatan merupakan suatu
faktor penting dari sejumlah sampah yang dihasilkan, beberapa
diantaranya mahal biaya penanganannya. Namun demikian tidak semua sampah
medis berpotensi menular dan berbahaya. Sejumlah sampah yang dihasilkan
oleh fasilitas-fasilitas medis hampir serupa dengan sampah domestik
atau sampah kota pada umumnya. Pemilahan sampah di sumber merupakan hal
yang paling tepat dilakukan agar potensi penularan penyakit dan
berbahaya dari sampah yang umum.
Sampah
yang secara potensial menularkan penyakit memerlukan penanganan dan
pembuangan, dan beberapa teknologi non-insinerator mampu mendisinfeksi
sampah medis ini. Teknologi-teknologi ini biasanya lebih murah, secara
teknis tidak rumit dan rendah pencemarannya bila dibandingkan dengan
insinerator. Banyak jenis sampah yang secara kimia berbahaya, termasuk
obat-obatan, yang dihasilkan oleh fasilitas-fasilitas kesehatan.
Sampah-sampah tersebut tidak sesuai diinsinerasi. Beberapa seperti
merkuri harus dihilangkan, dengan cara merubah pembelian bahan-bahan,
bahan lainnya dapat didaur-ulang, selebihnya harus dikumpulkan dengan
hati-hati dan dikembalikan ke pabriknya. Studi kasus menunjukkan
bagaimana prinsip-prinsip ini dapat diterapkan secara luas di berbagai
tempat, seperti di sebuah klinik bersalin kecil di India dan rumah sakit
umum besar di Amerika. Sampah hasil proses industri biasanya tidak
terlalu banyak variasinya seperti sampah domestik atau medis, tetapi
kebanyakan merupakan sampah yang berbahaya secara kimia.
Produksi Bersih dan Prinsip 4R
Produksi
Bersih (Clean Production) merupakan salah satu pendekatan untuk
merancang ulang industri yang bertujuan untuk mencari cara-cara
pengurangan produk-produk samping yang berbahaya, mengurangi polusi
secara keseluruhan, dan menciptakan produk-produk dan limbah-limbahnya
yang aman dalam kerangka siklus ekologis. Prinsip-prinsip Produksi
Bersih adalah prinsip-prinsip yang juga bisa diterapkan dalam keseharian
misalnya dengan menerapkan Prinsip 4R yaitu:
- Reduce (Mengurangi); sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.
- Reuse (Memakai kembali); sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah.
- Recycle (Mendaur ulang); sebisa mungkin, barang-barang yg sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.
- Replace ( Mengganti); teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama. Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah lingkungan, Misalnya, ganti kantong kresek kita dengan keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidak bisa didegradasi secara alami.
Sumber Referensi:
http://id.wikipedia.org/wiki/Sampah
https://answers.yahoo.com/question/index?qid=20111028200206AAWiHUH
http://ayouk91.blogspot.com/2010/04/dampak-negatif-sampah-dan-cara.html
http://www.ruangpublik.com/informasi/topik-hangat/topik-umum/masalah-sampah-di-indonesia-dan-solusinya#.VSnV-_us-9g
Tidak ada komentar:
Posting Komentar