Oleh: Gabriela Martina Mbabalu
Phobia,
adalah ketakutan yang berlebihan yang dialami seseorang sehingga mengakibatkan
ketidak nyamanan yang mengganggu aktifitas seseorang.Kata “phobia” sendiri
berasal dari istilah Yunani “phobos” yang berarti lari
(fight), takut dan panik (panic-fear), takut hebat (terror). Istilah ini memang
dipakai sejak zaman Hippocrates.
Pobia bisa dikatakan dapat menghambat kehidupan orang yang mengidapnya. Bagi
sebagian orang, perasaan takut seorang pengidap fobia sulit dimengerti. Itu
sebabnya, pengidap tersebut sering dijadikan bulan bulanan oleh teman
sekitarnya. Ada perbedaan "bahasa" antara pengamat fobia dengan
seorang pengidap fobia
Pengamat fobia menggunakan bahasa logika sementara seorang pengidap fobia
biasanya menggunakan bahasa rasa. Bagi pengamat dirasa lucu jika seseorang
berbadan besar, takut dengan hewan kecil seperti kecoak atau tikus. Sementara di
bayangan mental seorang pengidap fobia, subjek tersebut menjadi benda yang
sangat besar, berwarna, sangat menjijikkan ataupun menakutkan.
Phobia
terjadi karena adanya faktor biologis di dalam tubuh, seperti meningkatnya
aliran darah dan metabolisme di otak. Bisa juga karena ada sesuatu yang nggak
normal di struktur otak. Tapi kebanyakan psikolog setuju, phobia lebih sering
disebabkan oleh kejadian traumatis.
JENIS-JENIS
PHOBIA
Walaupun ada ratusan macam phobia tetapi pada dasarnya phobia-phobia
tersebut merupakan bagian dari 3 jenis
phobia, yang menurut buku DSM-IV (Diagnostic and Statistical Manual for
Mental Disorder IV) adalah:
1. Phobia
sederhana atau spesifik (Phobia terhadap suatu obyek/keadaan tertentu)
seperti pada binatang, tempat tertutup, ketinggian, dan lain lain.
2. Phobia
sosial (Phobia terhadap pemaparan situasi sosial) seperti takut jadi
pusat perhatian, orang seperti ini senang menghindari tempat-tempat ramai.
3. Phobia
kompleks (Phobia terhadap tempat atau situasi ramai dan terbuka
misalnya di kendaraan umum/mall) orang seperti ini bisa saja takut keluar rumah
PENYEBAB PHOBIA
Phobia dapat disebabkan oleh berbagai macam hal. Pada umumnya phobia
disebabkan karena pernah mengalami ketakutan yang hebat atau pengalaman
pribadi yang disertai perasaan malu atau bersalah yang semuanya kemudian
ditekan kedalam alam bawah sadar. Peristiwa traumatis di masa kecil
dianggap sebagai salah satu kemungkinan penyebab terjadinya phobia.
Perlu kita ketahui bahwa phobia sering disebabkan oleh faktor keturunan,
lingkungan dan budaya. Sampai dalam tahap ini, phobia yang menentukan. Meski
berada di wilayah ketidaksadaran, rasa trauma ini sangat dominan mempengaruhi
perilaku dan berfikir. Karena dominannya, kesadaran seseorang tak akan mampu
untuk mengontrol trauma. Jadilah, trauma tersebut menjadi phobia yang
menjangkit terhadap seumur hidunya.
Berikut
berdasarkan info yang ku dapat ada beberapa perawatan utama untuk mengatasi
fobia, yaitu:
a. Terapi berbicara.
Perawatan ini seringkali efektif untuk mengatasi berbagai fobia. Jenis terapi bicara yang bisa digunakan adalah:
1. Konseling: konselor biasanya akan mendengarkan permasalahan seseorang, seperti ketakutannya saat berhadapan dengan barang atau situasi yang membuatnya fobia. Setelah itu konselor akan memberikan cara untuk mengatasinya.
2. Psikoterapi: seorang psikoterapis akan menggunakan pendekatan secara mendalam untuk menemukan penyebabnya dan memberi saran bagaimana cara-cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya.
3. Terapi perilaku kognitif (Cognitive Behavioural Therapy/CBT): yaitu suatu konseling yang akan menggali pikiran, perasaan dan perilaku seseorang dalam rangka mengembangkan cara-cara praktif yang efektif untuk melawan fobia.
b. Terapi pemaparan diri (Desensitisation).
Orang yang mengalami fobia sederhana bisa diobati dengan menggunakan bentuk terapi perilaku yang dikenal dengan terapi pemaparan diri. Terapi ini dilakukan secara bertahap selama periode waktu tertentu dengan melibatkan objek atau situasi yang membuatnya takut. Secara perlahan-lahan seseorang akan mulai merasa tidak cemas atau takut lagi terhadap hal tersebut. Kadang-kadang dikombinasikan dengan pengobatan dan terapi perilaku.
c. Menggunakan obat-obatan.
Penggunaan obat sebenarnya tidak dianjurkan untuk mengatasi fobia, karena biasanya dengan terapi bicara saja sudah cukup berhasil. Namun, obat-obatan ini dipergunakan untuk mengatasi efek dari fobia seperti cemas yang berlebihan.
Terdapat 3 jenis obat yang direkomendasikan untuk mengatasi kecemasan, yaitu:
1. Antidepresan:
obat ini sering diresepkan untuk mengurangi rasa cemas, penggunaannya dizinkan
untuk mengatasi fobia yang berhubungan dengan sosial (social phobia).
2. Obat penenang: biasanya menggunakan obat yang mengandung turunan benzodiazepines. Obat ini bisa digunakan untuk mengatasi kecemasan yang parah, tapi dosis yang digunakan harus serendah mungkin dan penggunaannya sesingkat mungkin yaitu maksimal 4 minggu. Ini dikarenakan obat tersebut berhubungan efek ketergantungan.
3. Beta-blocker: obat ini biasanya digunakan untuk mengobati masalah yang berhubungan dengan kardiovaskular, seperti masalah jantung dan tekanan darah tinggi (hipertensi). Karena berguna untuk mengurangi kecemasan yang disertai detak jantung tak beraturan.
2. Obat penenang: biasanya menggunakan obat yang mengandung turunan benzodiazepines. Obat ini bisa digunakan untuk mengatasi kecemasan yang parah, tapi dosis yang digunakan harus serendah mungkin dan penggunaannya sesingkat mungkin yaitu maksimal 4 minggu. Ini dikarenakan obat tersebut berhubungan efek ketergantungan.
3. Beta-blocker: obat ini biasanya digunakan untuk mengobati masalah yang berhubungan dengan kardiovaskular, seperti masalah jantung dan tekanan darah tinggi (hipertensi). Karena berguna untuk mengurangi kecemasan yang disertai detak jantung tak beraturan.
GEJALA YANG DITIMBULKAN
Bila seseorang yang
menderita phobia melihat atau bertemu atau berada pada situasi yang membuatnya
takut (phobia), gejalanya adalah sebagai berikut:
- * Jantung berdebar kencang
- * Kesulitan mengatur napas
- * Dada terasa sakit
- * Wajah memerah dan berkeringat
- * Merasa sakit
- * Gemetar
- * Pusing
- * Mulut terasa kering
- * Merasa perlu pergi ke toilet
- * Merasa lemas dan akhirnya pingsan
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar